FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 33]

Holla… author datang kembali setelah sekian lama menghilang. Hihihi maafkan author yang lama hiatus dan menggantungkan cerita ini. Tanpa perlu lama, author langsung persembahkan CL untuk kalian semua. Selamat menikmati.

cover complicated love new

Jika ada yang mengatakan bahwa jatuh cinta bisa membuat seseorang merasa begitu bahagia sepertinya hal itu benar bagi Shin In Young. Ia merasakan dan membuktikannya kini. Perasaannya begitu saat ini, terlebih semenjak semalam ia akhirnya menyadari perasaannya untuk Cho Kyuhyun. Ya, ia akhirnya bisa membalas perasaan cinta yang diberikan oleh suaminya itu.

Kasih sayang, perhatian dan kesabaran dari Cho Kyuhyun akhirnya bisa mengetuk pintu hatinya, membukanya. Membuatnya bisa mencintai suaminya itu seutuhnya. Sama seperti Cho Kyuhyun yang juga mencintainya. Shin In Young sadar jika ia sangat beruntung karna Tuhan telah mengirimkan seorang pria sebaik Cho Kyuhyun sebagai pendampingnya. Teman hidupnya.

Pria yang mau menerima segala kekurangan dan kelemahannya. Pria yang selalu setia menemaninya dan menenangkannya kala mimpi-mimpi buruknya datang menggangu tidur malamnya. Shin In Young mensyukuri itu semua. Ada banyak hal lainnya yang telah dilakukan oleh seorang Cho Kyuhyun untuknya, yang mungkin takkan cukup dijabarkan oleh ucapan.

Perlakuan manis dan lembut Cho Kyuhyun padanya lambat laun mencairkan hatinya. Mengalihkan perhatian dan hatinya yang semula telah Shin In Young berikan pada orang lain. Ya. Perasaan cintanya dulu pada Kim Soo Hyun menurutnya cukuplah menjadi kisah masa lalunya. Kisah cinta yang sampai kapanpun takkan pernah bisa bersatu.

Ia dulu memang pernah mencintai Kim Soo Hyun sekian lama. Bertahun-tahun. Tapi Shin In Young sadar, jika kedekatan mereka selama belasan tahun itu justru penghalang bagi keduanya bersatu. Lagipula saat ini ia sudah merasa bahagia dan cukup dengan kehidupan yang ia punya saat ini. Seperti contohnya pagi ini ketika ia sedang menyiapkan sarapan dan Cho Kyuhyun yang memeluknya.

Morning babe,” sapa Cho Kyuhyun lembut sambil memeluk istrinya dari belakang.

Morning too,” Shin In Young membalas lembut dengan senyuman manisnya. Ia menengok sekilas Cho Kyuhyun yang asik mendekap tubuhnya. Kedua mata Cho Kyuhyun masih tertutup. Sepertinya Cho Kyuhyun baru saja bangun dan langsung mencarinya di dapur.

“Kenapa sudah bangun? Bukankah hari ini kau libur?” Shin In Young bertanya lembut.

Cho Kyuhyun yang masih memejamkan kedua matanya sambil mendekap dan sesekali menghirup aroma tubuh istrinya tersenyum tipis. “Aku tak menemukanmu di sebelahku, dan mencium harum masakan. Aku langsung saja menyusulmu kemari.”

Shin In Young kembali tersenyum. Ia ingat jika Cho Kyuhyun akhir-akhir mendadak selalu merengek ditemani setiap akan dan bangun tidur. Cho Kyuhyun selalu berdalih padanya jika ia selalu ingin melihat wajah Shin In Young pada saat ia bangun tidur. Hal itu tentu saja selalu mampu membuat hati Shin In Young melompat gembira.

“Makanan sudah siap. Sebaiknya kau membersihkan diri terlebih dahulu.” Shin In Young mematikan kompor gas, dan membalikkan tubuhnya. Ia melihat wajah cemberut Cho Kyuhyun ketika mendengar ucapannya tadi. “Kau bau, Cho Kyuhyun-ssi. Aku tak suka itu.” Kali ini Shin In Young menjepit hidungnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Membuat ekspressi yang justru terlihat lucu.

Alih-alih menuruti perkataan Shin In Young, Cho Kyuhyun justru tersenyum smirk –khasnya, sejenak. Ya, hanya sejenak. Karna setelahnya ia langsung mencium bibir ranum milik istrinya yang menjadi favoritnya itu. Ia melumat dengan lembut, membuat Shin In Young yang awalnya terkejut karnanya detik berikutnya langsung membalas lumatan itu.

Shin In Young secara reflex melingkarkan kedua tangannya di leher Cho Kyuhyun. Ia memejamkan kedua matanya menikmati setiap lumatan Cho Kyuhyun yang terasa memabukkannya. Ribuan kupu-kupu terasa berterbangan di perutnya kala itu. Jemari lentik Shin In Young meremas lembut belakang kepala Cho Kyuhyun, membuat pria itu makin memperdalam lumatannya.

Entah sudah berapa lama waktu yang keduanya lewatkan dalam keintiman itu. Baik Cho Kyuhyun maupun Shin In Young tak peduli. Keduanya saat ini sama-sama disibukkan dengan hasrat yang menggoda keduanya, tanpa perlu mereka cegah. Shin In Young bahkan tak menyadari ketika Cho Kyuhyun tengah menindihnya di atas sofa.

Sejenak Shin In Young berfikir. Sofa? Sejak kapan ia dan Cho Kyuhyun berpindah ke sofa? Sepertinya ciuman Cho Kyuhyun benar-benar menghilangkan kesadarannya. Keduanya masih asik saling mencumbu mesra. Saat Cho Kyuhyun baru saja ingin membuka baju Shin In Young, sebuah suara terdengar. Suara dehaman keras yang membuat keduanya menghentikan kegiatan mereka.

“Ya Tuhan! Apa kalian tak bisa melakukannya di kamar?” suara Nyonya Cho terdengar lantang dan terkejut. Cho Kyuhyun mendengar suara itu langsung menengadahkan kepalanya. Ia melihat ibunya yang sudah berdiri di belakangnya bersama Ayahnya.

Sudah dapat dipastikan oleh Cho Kyuhyun suara dehaman siapa itu tadi yang menginterupsi kegiatannya. Ya. Itu suara Ayahnya. “Kenapa Abeoji dan Eomma tidak memberitahukan ku terlebih dahulu jika akan kesini?” Cho Kyuhyun menimpali tanpa menghiraukan ucapan Ibunya.

Melihat Ayah dan Ibu mertuanya yang datang, membuat Shin In Young buru-buru duduk dan membenahi penampilannya. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menahan semburat wajahnya saat ini. Ketahuan sedang bercumbu mesra dengan suami oleh orangtua merupakan hal yang sedikit memalukan bagi Shin In Young. Meskipun hal itu wajar saja dilakukan.

“Apakah aku harus memberitahu anak ku terlebih dahulu jika ingin mengunjunginya, huh?” Nyonya Cho membalas pertanyaan putranya sedikit sengit.

Mendengar jawaban dan pertanyaan balik dari Ibunya, membuat Cho Kyuhyun mendengus pelan. Tentu saja pelan. Karna jika tidak sudah bisa dipastikan Ibunya akan langsung mengamuk saat ini. “Setidaknya jika kalian memberitahukan padaku terlebih dahulu, kalian tidak perlu melihat adegan kami seperti tadi.”

Nyonya Cho justru tertawa menanggapi jawaban putranya. “Kami sebenarnya tidak keberatan melihat adegan kalian tadi. Wajar bukan untuk kalian.” Ia melemparkan senyum jenakanya pada Shin In Young sambil menyipitkan sebelah matanya.

Yeobo, geumanhae.” Kali ini tuan Cho yang berucap. Ia rasa cukup dengan tingkah usil istrinya yang tadi menggoda anak dan menantu mereka. “Kedatangan kami kemari ingin mengunjungi kalian, dan juga ada beberapa hal yang perlu kubicarakan padamu, Kyu.”

“Ada apa? Apakah sesuatu yang mendesak?” Cho Kyuhyun bertanya. Entah mengapa instingnya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak baik.

Tuan Cho tersenyum lembut. Ia menatap lembut menantunya yang terlihat sedikit terkejut karna ucapannya. Sejenak ia menjadi tak enak. “Bisakah kita membicarakannya hanya berdua saja?” pinta Tuan Cho sambil memandang wajah putranya tegas.

Raut wajah tegas milik Ayahnya yang terpasang di depannya saat ini, membuat Cho Kyuhyun terdiam. Ia berfikir sejenak. Hal penting apakah yang sepertinya begitu mendesak Abeoji hingga mendatangiku kesini? Cho Kyuhyun berfikir sejenak. Ia menghela nafasnya dan mengangguk. “Kita bisa bicarakan di ruangan kerjaku, Abeoji.” Cho Kyuhyun menjawab kemudian.

Kedua pria berbeda generasi itu kemudian beranjak menuju ruang kerja pribadi Cho Kyuhyun yang terletak di lantai 2 apartemen itu. Shin In Young memandang kepergian suami dan Ayah mertuanya dalam kegelisahan. Apakah sesuatu yang buruk teradi? Hal itu menjadi pertanyaannya sejak tadi. “Tidak perlu khawatir. Mereka hanya ingin membicarakan masalah antar pria.” Nyonya Cho –Ibu mertuanya, mencoba menenangkannya. Shin In Young mengangguk dan tersenyum simpul.

****

Setelah kedatangan kedua orangtua Cho Kyuhyun di apartemennya, Cho Kyuhyun dan Shin In Young memutuskan untuk pindah ke rumah orangtua Cho Kyuhyun hari itu juga. Ya. Kedatangan kedua orangtua Cho Kyuhyun selain untuk mengunjungi putra dan menantu mereka, juga bermaksud untuk membujuk Cho Kyuhyun dan juga Shin In Young agar mau pindah dan tinggal di kediaman mereka.

Kedua orangtua Cho Kyuhyun bersikeras meyakinkan bahwa untuk keadaan saat ini lebih baik bagi Cho Kyuhyun dan juga Shin In Young untuk tinggal di kediaman mereka. Mansion keluarga Cho. Semula Cho Kyuhyun memang menolak ide itu. Ia ingin mandiri. Tetapi Ayahnya meyakinnya dengan mengatakan hal ini hanya bersifat sementara saja.

Dengan tinggal di mansion keluarga Cho, tentu saja Shin In Young akan lebih aman dan terjaga. Tidak. Bukan Tuan Cho meremehkan kemampuan putranya, tetapi ia berfikir bukankah jika Shin In Young dan Cho Kyuhyun tinggal di mansion hal-hal buruk yang disebabkan oleh Kim Jun Su maupun orang lain yang berniat merusak hubungan keduanya bisa diatasi dengan lebih baik.

Ya. Tuan Cho sudah mengetahui perihal kasus hukum yang menyandung putranya. Ia pun juga mengetahui mengenai Kim Jun Su yang tergila-gila dengan menantunya. Bahkan ia mengetahui jika Kim Jun Su pernah mengelabui para penjaga apartemen Cho Kyuhyun dan menerobos masuk. Tentu saja hal terakhir itu menjadi pertimbangan kembali Cho Kyuhyun atas tawaran kedua orangtuanya.

Terlebih pula kasus hukum yang membelitnya ini masih belum mencapai titik selesai. Cho Kyuhyun memang yakin ia bisa menyelesaikan kasus hukum yang membelitnya ini. Karna ia sendiri tak bersalah seperti apa yang dituduhkan. Tetapi, karna kasus itu pula perhatian dan konsentrasinya dalam menjaga Shin In Young sedikit teralihkan. Beberapa kali pula ia harus pulang larut karna mengatasi keadaan perusahaan yang beberapa kali mengalami masalah.

“Kau belum tidur?” suara lembut Shin In Young terdengar, membuyarkan lamunan Cho Kyuhyun.

Menggeleng singkat sambil tersenyum simpul. “Masih belum mengantuk. Kau sendiri mengapa belum tidur, heum?” Cho Kyuhyun balik bertanya dengan nada lembutnya.

“Aku pun sepertinya sama sepertimu. Kau tau aku mempunyai kebiasaan sulit tertidur di tempat yang baru ku kunjungi atau tinggali.” Shin In Young menggembungkan kedua pipi chubbynya yang justru terlihat menggemaskan bagi Cho Kyuhyun.

Melihat ekspressi itu membuat Cho Kyuhyun menghela nafasnya –dalam. Wajar saja bagi Shin In Young seperti itu. Mereka terpaksa pindah dari apartemen yang sudah mereka tinggali bersama lebih dari 9 bulan. Tentu saja membutuhkan sedikit waktu untuk bisa beradaptasi di tempat baru. Terlebih dengan keadaan yang sedikit tak mengenakkan belakangan ini.

“Aku mengerti,” gumam Cho Kyuhyun. “Maafkan aku, membuatmu harus pindah ke sini secara mendadak. Jika kau tidak nyaman, kita masih bisa membicarakan ini dengan kedua orangtuaku dan kembali ke apartemen.”

“Bukan begitu maksudku,” cicit Shin In Young. Ia menggambar pola-pola lingkaran di dada bidang Cho Kyuhyun. “Aku hanya perlu sedikit waktu. Tidak akan lama hingga satu minggu, aku pasti akan nyaman tinggal disini. Kurasa, ada baiknya juga kita tinggal disini. Aku bisa lebih dekat dengan Abeonim dan Eommonim. Kehadiran mereka bisa sedikit mengobati rinduku kepada kedua orangtuaku di Busan.” Shin In Young tersenyum tipis dan menatap wajah Cho Kyuhyun.

“Benarkah begitu?” Cho Kyuhyun bertanya –memastikan, yang ditanggapi dengan anggukan mantap Shin In Young. “Baiklah jika itu keinginanmu. Terimakasih sudah mau mengerti.” Cho Kyuhyun tersenyum simpul dan mengecup dahi istrinya lembut.

Kecupan lembut itu bahkan mampu membuat hati Shin In Young bergolak riang. Ia tersenyum simpul kala menikmati sapuan hangat bibir Cho Kyuhyun di dahinya. “Cho Kyuhyun-ssi,” Shin In Young memanggil suaminya pelan. “Kapan sidang ketiga mu akan berlangsung?”

“Tiga hari yang akan datang.” Cho Kyuhyun menjawab singkat. Ia kembali teringat akan sidang ketiganya.  Cho Kyuhyun yakin dan siap membawa kejutan kecil untuk sidang ketiganya itu. “Ada apa? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?”

Shin In Young menggeleng singkat sebagai jawabannya. “Tidak ada. Hanya saja, bolehkah aku ikut datang dan menemani pada saat persidangan ketigamu itu?”

Pertanyaan Shin In Young mungkin sederhana, namun cukup menyadarkan Cho Kyuhyun. Ya, selama 2 kali ia menjalani persidangannya kemarin Shin In Young sama sekali belum pernah menemaninya. Tidak. Itu bukan karna kesalahan Shin In Young atau karna Shin In Young tak ingin mendampinya pada saat persidangan. Cho Kyuhyun yang tak memberitahukan hal itu sebelumnya.

“Tentu saja kau boleh datang dan menemaniku,” jawab Cho Kyuhyun. “Sekali lagi aku meminta maaf karna tak mengajakmu ke persidanganku sebelumnya. Bukan apa, kau jangan berfikir negative. Aku hanya tidak ingin itu membebani pikiranmu, membuat kondisi tubuhmu menurun. Bahkan bisa membahayakanmu juga bagi calon anak kita.” Cho Kyuhyun membelai pelan pipi istrinya.

Sentuhan ringan jemari Cho Kyuhyun dipipinya sesaat membuat Shin In Young memejamkan kedua matanya. Ia sedikit terlena karnanya. “Aku mengerti,” sahutnya pelan. “Hanya saja aku merasa tak berguna karna tak bisa membantumu apa-apa. Kau bahkan masih harus sibuk memikirkan kondisiku di tengah kasus yang membelitmu.”

Ucapan Shin In Young justru membuat Cho Kyuhyun sedikit kesal. Tidak, ia tidak sepenuhnya kesal. Hanya saja, ia tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita. Mengapa sulit sekali dimengerti oleh pria sepertinya. Terlalu rumit karna memikirkan sesuatu hal yang belum benar. “Kau tidak perlu merasa seperti itu. Sudah seharusnya aku menjaga dan melindungimu. Itu memang tugasku.”

“Tetapi aku-“ belum sempat Shin In Young melanjutkan perkataannya Cho Kyuhyun sudah menciumnya terlebih dahulu. Membungkam mulatnya dan membuainya mesra.

“Sudah malam. Sebaiknya kita tidur.” Cho Kyuhyun memeluk erat tubuh Shin In Young setelah melepaskan tautan bibir mereka. Ia kemudian mendekap tubuh mungil istrinya yang selalu menjadi penenang dan candunya itu.

Tuhan, ku mohon. Untuk kali ini, biarkan kami bahagia. Biarkan aku bisa bahagia dan hidup lama dengan Cho Kyuhyun. Aku mencintainya, Tuhan. Jangan biarkan apapun memisahkan kami.

Ya, itulah sebaris doa yang dipanjatkan oleh Shin In Young. Ia berdoa dan memohon pada Tuhan agar menyatukannya dengan Cho Kyuhyun selamanya. Tak pernah sebelumnya ia berdoa seperti ini. Memelas kepada sang Maha Pencipta untuk mengijinkannya meraih kebahagiaannya dengan Cho Kyuhyun. Hanya dengan Cho Kyuhyun, karna ia begitu mencintai suaminya.

****

Na Yoon Jung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Pikirannya kacau saat ini. Beberapa kali bibir mungilnya mengumpat serapah –yang biasanya tak pernah ia lakukan. Sesuatu hal terjadi yang membuatnya langsung panic. Hal itu disebabkan oleh telpon yang diterimanya beberapa menit yang lalu. Telpon yang mengabarkan keadaan Kim Soo Hyun.

Seseorang yang bekerja di sebuah bar menelponnya tadi. Mengabarkan bahwa Kim Soo Hyun tengah mabuk dan tertidur di sebuah bar. Hal itu tentu saja membuat Na Yoon Jung menjadi panic. Bukan karna apa. Kim Soo Hyun bukanlah pria pemabuk. Na Yoon Jung sangat mengetahui itu sejak mereka berteman di bangku kuliah.

Setaunya pula, Kim Soo Hyun bukanlah tipikal pria yang gemar menghabiskan waktu dan menikmati malam di sebuah bar. Hal itu bukanlah kepribadian Kim Soo Hyun sama sekali. Karna itulah saat Na Yoon Jung menerima telpon dan mendapat kabar itu, ia panik dan langsung saja menggendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum menembus jalanan.

Untunglah dikarnakan hari yang malam –namun lebih tepat disebut dini hari, membuat Na Yoon Jung lebih leluasa mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum. Benaknya menerka-nerka. Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Bagaimana mungkin seorang Kim Soo Hyun mengunjungi bar dan mabuk di sana. Sangat tidak masuk akal!

Begitu sampai di bar yang di sebutkan oleh penelpon, Na Yoon Jung langsung saja menghambur masuk. Ia awalnya mengedarkan pandangannya mencari sosok Kim Soo Hyun. Hingga kemudian kedua mata almondnya menangkap punggung sosok Kim Soo Hyun. Pria itu tengah menumpukan kepalanya di atas meja bar.

Geez! Apa yang kau lakukan disini, huh?” Na Yoon Jung mendumal kesal. Ia mencoba membangunkan Kim Soo Hyun, tetapi pria itu justru tidak terpengaruh akan usahanya. Ia akhirnya memutuskan membawa Kim Soo Hyun pulang. Itu pun dengan meminta bantuan petugas keamanan untuk membantu memapah tubuh Kim Soo Hyun.

Jujur saja. Kim Soo Hyun itu sebenarnya berat. Hanya saja dengan postur tubuhnya yang tinggi menjulang sedikit banyak membantu menyamarkan berat badannya. Setelah berhasil memapah Kim Soo Hyun masuk ke mobilnya –dengan meminta bantuan, Na Yoon Jung langsung saja kembali memacu mobilnya. Kali ini ia sedikit mengurangi kecepatannya.

Untungnya perjalanan dari bar hingga apartemen Kim Soo Hyun tidaklah terllau memakan waktu. Hanya membutuhkan waktu selama 20 menit. Kali ini Na Yoon Jung kembali meminta bantuan petugas keamanan apartemen Kim Soo Hyun. Ia takkan kuat memapah sendirian tubuh Kim Soo Hyun hingga depan apartemen pria itu.

Begitu berhasil –kembali, memapah tubuh Kim Soo Hyun dengan bantuan orang lain, Na Yoon Jung langsung memapah Kim Soo Hyun ke kamar pria itu. Sebelumnya ia sempat mengucapkan terima kasih pada petugas keamanan yang membantunya. Kim Soo Hyun masih belum sadarkan diri. Pria itu sesekali terdengar meracau tak jelas.

Na Yoon Jung melihat sekilas ke arah Kim Soo Hyun. Pria itu masih mengenakan pakaian dinasnya, lengkap dengan jas dan dasinya. Gadis itu menghela nafasnya kesal. Ia melangkah menuju Kim Soo Hyun -berniat membantu melepaskan jas, dasi serta sepatu pria itu. Aroma alcohol menguar kuat dari tubuh Kim Soo Hyun. Membuat Na Yoon Jung berkali-kali mengumpat kesal.

“Sebenarnya berapa banyak yang kau minum, huh?” dumalan Na Yoon Jung kembali terdengar. Ia melepas dengan sabar dan sedikit lembut jas, dasi serta sepatu pria itu.

“Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau membela pria itu?” kali ini igauan Kim Soo Hyun terdengar sedikit jelas. Membuat Na Yoon Jung mengerutkan dahinya dan menatap pria itu.

“Apa yang kau bicarakan, huh?” Na Yoon Jung bertanya kesal setengah penasaran. Ia mendekatkan kepalanya ke wajah Kim Soo Hyun. Mencoba mengecek apakah pria itu sudah sadar ataukah hanya mengigau.

Dan ketika wajah Na Yoon Jung sudah berada di depan wajah Kim Soo Hyun, pria itu membuka kedua matanya. Mata elang itu menatap kedua manik mata almond milik Na Yoon Jung tajam. “Kau sudah sadar?” tanyanya polos.

Kim Soo Hyun tak menjawab. Kedua matanya masih memperhatikan wajah gadis yang ada di hadapannya. Hal itu tentu saja membuat Na Yoon Jung sedikit gugup. Namun alih-alih menjawab, Kim Soo Hyun justru langsung menarik lengan Na Yoon Jung dan merubah posisi mereka. Ia memerangkap Na Yoon Jung di bawah tubuhnya.

Hal itu tentu saja membuat Na Yoon Jung semakin gugup. Posisinya saat ini sangat tidak mengenakkan. “Soo Hyun-ah, menyingkirlah. Aku harus pulang.” Na Yoon Jung berusaha berujar dengan nada datarnya. Namun sialnya suaranya yang keluar justru bergetar.

Perkataan Na Yoon Jung kembali tak mendapat jawaban dari Kim Soo Hyun. Pria itu justru mengelus lembut pipi kanan Na Yoon Jung. Tatapannya mengabur. Sentuhan Kim Soo Hyun di pipinya membuat Na Yoon Jung bergidik namun setengah hatinya menyukainya. “Aku menginginkanmu.” Ucapan lembut Kim Soo Hyun terdengar kemudian.

Seketika saja alarm bahaya menyala kencang di kepala Na Yoon Jung. Ia menggelengkan kepalanya. “Kau mabuk, Kim Soo Hyun. Menyingkirlah!” Na Yoon Jung mengelak. Ia mencoba melepaskan diringan dari kurungan tubuh Kim Soo Hyun. Namun rupanya usahanya itu sama sekali tak membuahkan hasil.

Justru Kim Soo Hyun asik mencumbu Na Yoon Jung. Membuat gadis itu merasakan sekujur tubuhnya panas. Otaknya menolak perlakuan Kim Soo Hyun. Namun entah mengapa tubuhnya seakan berkhianat. Kini keduanya bahkan sudah menanggalkan pakaian mereka. Tidak lebih tepatnya, Kim Soo Hyun yang menanggalkan pakaian mereka –secara paksa.

Semuanya mengalir begitu saja. Na Yoon Jung bahkan seakan tersihir akan gelora yang melandanya. Ia tau ini salah. Namun Na Yoon Jung tak bisa menghentikannya. Tidak. Setengah hatinya berteriak kencang menerima dengan senang. Semuanya terasa indah. Hingga sebuah pekataan Kim Soo Hyun menghancurkan segalanya.

Menghancurkan perasaan dan juga harga dirinya. “Aku mencintaimu, Youngie-ya. Sangat mencintaimu.” Ucapan itu serasa sebilah anak panah yang langsung menancap di ulu hatinya. Membuat tubuh polos Na Yoon Jung menegang sesaat.

Ya. Semua ini salah. Ini semua kesalahan. Tidak seharusnya ia menikmati kesalahan ini. Na Yoon Jung memejamkan kedua matanya. Ia membuang wajahnya. Air matanya terasa mengumpul di pelupuk matanya dan siap untuk menganak keluar. Hal ini terasa menyakitkan baginya. Na Yoon Jung kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

Ia tersadar. Selamanya Kim Soo Hyun takkan pernah bisa mencintainya. Pria itu takkan pernah bisa membalas perasaannya. Karna selamanya dalam hati pria itu hanya akan ada nama Shin In Young. Wanita yang sudah menjadi milik pria lain dan tengah mengandung. Rasa sakit itu menderanya tanpa ampun. Na Yoon Jung merasa ia kehilangan segalanya.

****

Kim Soo Hyun mengerjapkan kedua matanya. Sinar mentari pagi sedikit mengusik tidur lelapnya, menembus melalui celah-celah gorden kamarnya. Ia mengernyitkan kepalanya. Rasa pening seketika itu langsung saja menderanya. Pria itu mencoba duduk dan bersandar di kepala ranjangnya. Sesekali ia mengusap keningnya yang masih terasa pening.

Untuk sesaat ia merasa tak mengingat apa yang telah terjadi. Hal itu membuat kepalanya makin terasa pening dikarnakan ia memaksakan untuk mengingat. Namun detik kemudian sebuah kilasan bayangan berkelibat di kepalanya. Bayangan dimana tampak sepasang manusia tengah bergumul panas di atas ranjang. Saling menyalurkan hasrat dan gairah mereka.

SHIT!

Kim Soo Hyun mengumpat pelan. Merutuki dalam hati kebodohannya semalam. Ia sedikit mulai mengingat apa yang semalam telah terjadi. Tidak seharusnya hal itu terjadi. Meskipun ia melakukannya dikarnakan pengaruh alcohol, namun tidak seharusnya ia melakukannya. Ia mengurut pangkal hidungnya berulang kali.

Sekarang semua telah terjadi. Lalu apa yang harus Kim Soo Hyun lakukan? Tidak pernah sebelumnya ia mabuk hingga menyebabkan hal seperti ini. Na Yoon Jung. Nama itu bergema di kepalanya. Ya, semalam ia dan Na Yoon Jung telah melakukan sebuah kesalahan. Kesalahan yang tidak seharusnya terjadi diantara mereka.

Saat sedang memikirkan apa yang telah terjadi, pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok wanita yang sejak tadi berkelana di kepalanya. Na Yoon Jung masuk dan tersenyum simpul sambil membawa nampan. “Kau sudah bangun? Aku sudah memasakkan sarapan untukmu, dan juga ini aku membuatkan teh madu untukmu. Semoga bisa menguranngi sakit kepalamu.”

Na Yoon Jung meletakkan nampan yang berisi the madu dan juga beberapa butir pil aspirin, untuk meredakan sakit kepala Kim Soo Hyun. Ia tau jika saat ini Kim Soo Hyun pasti tengah mengalami pening dikarnakan hangover. Hasil akibat mabuknya semalam.

Kim Soo Hyun menatap Na Yoon Jung lekat. Sesaat nafasnya terasa tercekat. Ia merasa gugup dan malu menghadapi Na Yoon Jung. Entah mengapa melihat sikap Na Yoon Jung yang justru baik padanya pagi ini membuat perasaannya tercabik. Ini salah. Tak seharusnya Na Yoon Jung bersikap baik seperti ini padanya. Terlebih setelah apa yang terjadi semalam.

“Kenapa kau melakukan ini?” Kim Soo Hyun bertanya kemudian dengan nada datarnya yang mati-matian ia keluarkan.

Mendengar pertanyaan Kim Soo Hyun itu membuat Na Yoon Jung mengerutkan dahinya. Ia menoleh dan menatap balik Kim Soo Hyun yang menatapnya lekat. “Apa maksudmu?” tanyanya sedikit bingung akan maksud ucapan pria itu.

“Kenapa kau justru masih bersikap baik terhadapku, setelah apa yang semalam terjadi? Bukankah seharusnya kau marah padaku?” Kim Soo Hyun mengeluarkan pertanyaan yang berkelana di kepalanya dan seakan mencekiknya.

Pertanyaan itu untuk sesaat membuat Na Yoon Jung terpaku. Tubuhnya menegang. Ia teringat kembali akan apa yang telah terjadi semalam. Tapi itu semua hanya untuk sesaat. Karna selanjutnya ia kembali tersadar dan memejamkan kedua matanya sejenak. Ya, hanya sejenak guna mengusir bayangan kelam semalam. Sebuah bayangan yang mengingatkannya akan kesalahan terbesarnya.

“Kau ingin aku marah padamu? Mencaci-maki dirimu atas apa yang terjadi semalam?” Na Yoon Jung bertanya pelan. Kim Soo Hyun justru tak bisa menjawab pertanyaan itu. Karna sesungguhnya ia juga tak ingin Na Yoon Jung marah padanya. Meski pada kenyataannya ia memang layak menerima amarah dan caci-maki dari wanita itu.

Na Yoon Jung kembali menatap Kim Soo Hyun. Ia tersenyum kecut. “Kau bahkan tak bisa menjawabnya,” ujarnya. “Apa yang terjadi semalam hanyalah kesalahan. Setiap manusia bisa saja melakukan kesalahan, bukan? Kurasa apa yang terjadi semalam bukanlah sebuah masalah besar. Di jaman sekarang melakukan hal seperti itu bukan hal yang tabu, bukan? Jadi tak perlu dipermasalahkan.”

Entah mengapa ketika mendengar jawaban Na Yoon Jung itu justru membuat amarah Kim Soo Hyun yang bergejolak. Ia memejamkan kedua matanya menahan amarahnya yang bergemuruh. Cukup untuk satu kesalahan semalam. Ia tak ingin menambah kesalahan dan kebodohannya. Ia harus berpikir tenang dan tak boleh terbawa emosi untuk saat ini.

“Ya, kurasa kau benar.” Kim Soo Hyun membalas ucapan Na Yoon Jung. “Itu bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Dan kurasa bukankah lebih baik kita melupakannya dan menganggap hal itu tidak terjadi semalam.”

Kini giliran Na Yoon Jung yang merasakan hatinya sakit. Ucapan Kim Soo Hyun itu benar-benar menohok hatinya. Melupakan apa yang terjadi semalam? Na Yoon Jung tertawa sumbang dalam hatinya. Bukankah itu juga yang diinginkannya? Na Yoon Jung juga ingin sekali melupakan itu. Jika bisa ia ingin agar hal itu tidak terjadi semalam. Tetapi harapan hanya tinggal harapan.

Nasi telah menjadi bubur. Ia tak bisa merubah garis takdir yang telah Tuhan lukiskan untuknya. “Kau benar,” gumam Na Yoon Jung. Ia bangkit dari duduknya yang semula di pinggir ranjang. “Aku harus pulang. Aku baru teringat akan janji dengan salah satu client ku siang ini. Kalau begitu aku pamit.” Tanpa menunggu jawaban dari Kim Soo Hyun, ia berjalan keluar dari kamar itu.

Menghiraukan hatinya yang berteriak kesakitan, Na Yoon Jung melangkah keluar dari apartemen Kim Soo Hyun. Ya, ia tau semalam adalah kesalahan. Kesalahan yang tak seharusnya mereka lakukan. Na Yoon Jung memang tak menyalahkan Kim Soo Hyun atas apa yang semalam terjadi, karna menurutnya ia juga bersalah dalam hal ini.

Jika saja ia tak terbawa suasana dan menikmati apa yang seharusnya tidak ia nikmati. Jika saja ia bisa lebih tegas dan keras menahan Kim Soo Hyun semalam, tentu saja tidak akan terjadi kesalahan itu. Ya, jika saja. Sayangnya Na Yoon Jung bukanlah wanita yang senang meratapi takdir. Ia tau tidak seharusnya ia terlarut dalam penyesalan. Karna menjalani hidup dan terus melangkah jauh lebih berharga dibanding terus menyesali apa yang sudah terjadi.

****

Siang itu merupakan jadwal Shin In Young untuk memeriksakan kandungannya. Kebetulan hari ini ia tidak memiliki janji konsultasi dengan dosen pembimbingnya sehingga ia bisa memeriksakan perkembangan kehamilannya. Jujur saja, Shin In Young sudah tak sabar ingin segera melihat hasil USG janin yang dikandungnya.

Dokter kandungannya mengatakan jika ia bisa mengetahui jenis kelamin anaknya. Hal itu semakin membuat perasaan Shin In Young senang. Ia terus saja tersenyum dan membayangkan seperti apa anaknya nanti setelah terlahir dan besar. Ketika ia sedang asik membayangkan anaknya dimasa depan, ia merasakan lengan kokoh yang memeluknya dari belakang.

“Aku penasaran apa yang tengah kau pikirkan saat ini.” Suara Cho Kyuhyun terdengar pelan dan selembut beledru. Shin In Young sedikit terkesiap karna ulah suaminya ini. Namun tak lama ia kembali tersenyum dan terkekeh kecil.

“Aku hanya sedang memikirkan bayiku,” jawabnya dengan senyuman yang tak luntur.

Cho Kyuhyun mendecakkan lidahnya mendengar ucapan istrinya. “Bayi kita sayang,” koreksi Cho Kyuhyun. Mendengar ucapan Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young kembali terkekeh kecil. Suaminya itu terkadang terlalu sensitive akan hal kecil. Seperti tadi contohnya saat ia salah menyebut calon anak mereka.

“Iya, itu maksudku,” jawabnya dengan kekehan kecil. “Kau jadi mengantarkan aku ke rumah sakit memeriksakan kehamilanku?” Shin In Young bertanya kemudian. Ia membalikkan badannya sehingga kini bisa menatap langsung suaminya.

“Tentu saja. Aku sengaja mengosongkan jadwalku hari ini khusus untuk menemanimu. Aku juga ingin melihat foto hasil USG calon anak kita.” Cho Kyuhyun menjawab dengan senyumannya. Ia memang sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini demi menemani istrinya. Cho Kyuhyun ingin selalu mendampingi selama proses kehamilan Shin In Young.

Keduanya pun langsung menuju rumah sakit. Selama perjalanan Shin In Young tak pernah bisa menghilangkan senyuman dari wajahnya. Ia sangat bersyukur, dikehamilannya yang pertama Cho Kyuhyun selalu setia mendampinginya. Pemeriksaan kehamilannya tidak terlalu memakan waktu lama. Dokter memberikannya masukan mengenai asupan gizi selama kehamilannya dan nasehat-nasehat.

Dokter kandungannya menyarankannya untuk tidak terlalu berfikir keras yang menyebabkan stress dan akan berakibat pada kehamilannya. Setelah mendapatkan foto hasil USGnya, Shin In Young semakin tersenyum senang. Ia mengelus dengan lembut perutnya yang membuncit. “Terimakasih sudah hadir diantara kami. Appa mencintaimu.” Cho Kyuhyun berbisik pelan di depan perut istrinya.

Ia seakan tengah berkomunikasi dengan calon anaknya. Membelai lembut perutnya yang semakin membuncit dengan penuh sayang. Hal itu justru membuat Shin In Young terharu. Tak terasa sebutir cairan bening menetes dipipinya. Itu bukanlah tangis kesedihan. Ia menangis karna terharu melihat betapa Cho Kyuhyun mencintai dirinya dan calon bayi mereka.

****

ToBeContinue

 

 

FF || COMPLICATED LOVE ||[Chapter 32]

 

 

cover complicated love new

 

Holla, annyeong ~ author comeback #plok-plok. Mohon maaf untuk readerdeul yang sudah menunggu lama, semoga masih pada setia menunggu kisah absurd ini 😀 Langsung saja author persembahkan “Complicated Love Chapter 32” buat readerdeul yang masih pada setia menunggu 😀 #bowbarengddangko

Happy reading~

 

CHAPTER 32

Saat mentari mulai menampakkan sinarnya, dan burung-burung mulai berkicau riang. Seakan mengalunkan nyanyian menyambut kehadiran sinar mentari yang menghiasi bumi. Cuaca terlihat cerah. Meski masih terlihat sisa-sisa salju yang menumpuk di sudut-sudut jalanan, maupun pepohonan dan atap rumah. Butiran-butiran krystal bening itu perlahan-lahan mulai mencair dan tergantikan dengan kehadiran kelopak-kelopak bunga-bunga yang bermekaran, dan juga daun-daun yang bermunculan.

Musim dingin sudah akan meninggalkan kota Seoul dan akan digantikan dengan hadirnya musim semi. Musim pembawa keceriaan, kebahagiaan, harapan dan juga cinta –bagi pecintanya. Beberapa bunga-bunga mulai memunculkan bakal-bakal kelopaknya malu-malu. Siap memamerkan keindahan warna-warni kelopak yang mereka miliki.

Seperti pagi hari biasanya. Shin In Young sudah mulai berkutat dengan aktifitasnya di dapur. Meskipun jam masih menunjukkan pukul 5 a.m. ia sudah mulai menyiapkan menu sarapan untuknya dan juga Cho Kyuhyun. Gerakannya lincah dan luwes. Apron yang melekat di tubuhnya seakan menambah kesan anggunnya. Ia bahkan sama sekali tak merasa kelelahan maupun repot menyiapkan makanan dengan kondisinya yang tengah mengandung.
Kini usia kandungannya sudah memasuki minggu ke 15. Perutnya yang dahulu rata, sekarang sudah terlihat sedikit membuncit. Shin In Young selalu tersenyum bahagia setiap kali menyadari bahwa, ada satu kehidupan tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam perutnya. Merasakan dan menyaksikan langsung bagaimana perkembangan janinnya.

Setelah menyelesaikan masakan sederhananya, Shin In Young menghidangkan hasil karya masakannya di meja bar. Tempat favoritnya bersama Cho Kyuhyun. Sebuah senyuman bangga tercetak rapi di wajahnya. Ia melepaskan apron yang melekat di tubuhnya dan melongokkan kepalanya ke arah pintu kamar. Sudah hampir pukul 6 a.m. namun Cho Kyuhyun masih juga belum terlihat keluar dari kamar mereka. Ia sedikit penasaran dan kemudian memutuskan melihat.

Knop pintu terputar. Suara decitan pelan yang berasal dari pintu yang dibuka Shin In Young terdengar. Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang. Di atas ranjang masih terlihat Cho Kyuhyun yang tengah bergelung dengan mimpi dan selimut. Shin In Young sedikit mendecakkan lidahnya kecil dan juga menggelengkan kepalanya. Sepertinya suaminya itu masih asik dengan alam mimpinya.

“Cho Kyuhyun-ssi, bangunlah. Hari sudah pagi.” Shin In Young mencoba membangunkan suaminya itu dengan cara pelan. Namun sepertinya suaranya terlalu pelan untuk di dengar. “Cho Kyuhyun-ssi, bangunlah. Kau bisa telat bekerja nanti.”

Tak ada tanda-tanda reaksi apapun dari Cho Kyuhyun. Shin In Young menaikkan sebelah alisnya. Tidak biasanya suaminya itu seperti ini. Cho Kyuhyun termasuk orang yang disiplin waktu dan tak sulit untuk bangun di pagi hari. Namun pagi ini, Cho Kyuhyun tak seperti biasanya. Hal itu membuat Shin In Young sedikit cemas.
Ia kembali ingin mencoba membangunkan suaminya dengan berbisik di telinga Cho Kyuhyun. Namun saat tangannya tak sengaja menyentuh wajah Cho Kyuhyun, ia langsung tersentak. Shin In Young merasakan wajah Cho Kyuhyun yang terasa panas. Ia memberanikan diri menyentuh dahi Cho Kyuhyun untuk memastikan kekhawatirannya. Rupanya Cho Kyuhyun terkena demam.

Suhu tubuh Cho Kyuhyun menaik. Shin In Young menggigiti kuku jarinya –sedikit panik. Salah satu kebiasaan buruknya dikala terserang rasa panik. “Cho Kyuhyun-ssi, kau demam.” Shin In Young bergumam pelan. Ia baru saja akan mengambil thermometer, namun tangan kanannya tiba-tiba saja digenggam oleh Cho Kyuhyun.
Gerakan tiba-tiba Cho Kyuhyun itu, membuat Shin In Young sedikit terkejut. Ia membalikkan tubuhnya dan melihat Cho Kyuhyun yang sudah membuka kedua matanya yang sayu. “Jangan pergi,” pinta Cho Kyuhyun pelan.

“Aku akan mengambilkan thermometer sebentar untukmu, dan memanggil dokter.” Shin In Young menjawab sambil menggelengkan kepalanya pelan.

“Jangan pergi. Tetap disini.” Cho Kyuhyun kembali mengulangi permintaannya. Wajahnya terlihat pucat dan tatapan matanya sangat sayu dan lemah.

Shin In Young mencoba tersenyum simpul. “Aku hanya mengambilkan thermometer untuk mengukur suhu tubuhmu, sebentar. Tidak akan lama. Kau terkena demam.”

“Aku tidak membutuhkan thermometer atau benda lainnya! Aku hanya ingin kau tetap disini –bersamaku.” Cho Kyuhyun bersikeras menahan Shin In Young. Ia memang merasakan tubuhnya tak enak. Kepalanya pun terasa pening, namun ia hanya ingin Shin In Young di sampingnya saja. Terdengar kekanak-kanakan dan konyol memang.

“Demi Tuhan, Cho Kyuhyun! Aku hanya mengambil thermometer sebentar. Apa kau tidak bisa berhenti bersikap menyebalkan?” decak kesal Shin In Young terdengar. Sejujurnya ia sedikit gemas dengan sikap Cho Kyuhyun. Ia hanya ingin mengambil thermometer untuk mengukur seberapa panas suhu tubuh suaminya itu, namun suaminya itu rupanya terlalu konyol menahannya.

“Dan Demi apapun, aku hanya butuh kau disini!” Cho Kyuhyun sedikit mengeram kesal. Ia memang jarang terkena sakit. Dan biasanya jika ia sampai terserang sakit, ia akan berubah menjadi sangat rewel –layaknya seorang bocah. “Ini hanya demam biasa. Aku hanya ingin kau disini, bersamaku. Tidak bolehkah aku ingin memeluk isteriku saat aku sakit?”

Mendengar ucapan Cho Kyuhyun, membuat Shin In Young menghela nafasnya. Ia mengerti sekarang. Suaminya itu yang terkadang menurutnya menyebalkan, bisa sangat menyebalkan dan rewel jika terkena demam. Tak tega melihat kondisi Cho Kyuhyun yang lemah, dan tatapan sayu itu, membuat Shin In Young akhirnya menuruti permintaan itu. Ia menaiki ranjang dan merebahkan dirinya di samping Cho Kyuhyun. Suaminya itu tersenyum kecil sebelum menariknya dalam pelukan.
****

Shin In Young menatap hampa cangkir minumannya. Sesekali jemari lentiknya bermain menggambar pola pada cangkir itu. Uap putih terlihat pudar membawa wangi harum coklat panas yang mampu menggelitik indra penciuman dan membuat lidah ikut tergiur ingin segera mengecap rasa nikmat dan manis dari coklat panas.

Di luar hujan turun membasahi bumi. Menggantikan sejenak tugas salju yang turun, namun sama sekali tak mengurangi udara dingin yang berhembus. Jemari lentiknya masih asik bermain menggambar berbagai pola pada cangkir minumannya. Setelah berhasil menelpon dokter pribadi Cho Kyuhyun, dan memeriksa keadaan suaminya ia memilih menunggu di meja mini bar.

Untunglah Cho Kyuhyun tidak terkena penyakit yang mengharuskan dirawat di rumah sakit. Dokter Lee tadi mengatakan jika Cho Kyuhyun hanya mengalami demam dan sedikit stress. Shin In Young tersenyum kecut kala teringat penjelasan Dokter Lee. Iya, tau jika belakangan ini Cho Kyuhyun bekerja terlalu keras dan memaksa tubuhnya berlebihan.

Ia tau, semenjak terbelit kasus hukum itu Cho Kyuhyun semakin bekerja keras. Ia bahkan sering kali melewatkan jadwal makan, jika bukan Shin In Young yang mengingatkan. Bahkan hingga dini haripun Cho Kyuhyun masih sibuk bergelut dengan berkas-berkas sialan yang Shin In Young sendiri tak mengerti akan apa isinya.

“Dia sudah tertidur.” Suara khas seorang pria terdengar. Shin In Young menolehkan kepalanya dan melihat siapa yang berbicara. “Tidak perlu terlalu khawatir. Bocah itu akan segera sembuh esok pagi.” Lee Hyuk Jae menambahkan sambil tersenyum khasnya yang menampilkan deret giginya.

Mendengar ucapan Lee Hyuk Jae membuat Shin In Young mau tak mau ikut tersenyum. “Kopi atau coklat panas?” Shin In Young menawarkan minuman sambil mengangkat cangkirnya.

“Aku tak terlalu menyukai minuman manis. Tapi kurasa tidak ada salahnya sesekali mencoba coklat panas.” Lee Hyuk Jae membalas setengah bergurau. Shin In Young tersenyum kecil –kembali. Ia bangkit dan membuatkan secangkir coklat panas untuk Lee Hyuk Jae. “Bagaimana kabarmu? Sepertinya sudah lama kita tak bertemu bukan?”

Sambil menyerahkan cangkir berisi coklat panas, Shin In Young mengangguk pelan. “Seperti yang kau bisa lihat. Aku baik-baik saja.” Ia tersenyum simpul. “Bagaimana juga kabarmu? Kau benar. Sepertinya kita terakhir bertemu saat di rumah sakit beberapa bulan yang lalu.”

Lee Hyuk Jae menyesap coklat panasnya. Uap putih terlihat menyembul dari dalam cangkirnya. “Ya, kau benar. Setelah itu aku harus mempersiapkan pembangun resort di Jinan.” Ujarnya sambil mengangguk dan sedikit memincingkan kedua matanya. “Nice hot chocholate,” puji Lee Hyuk Jae tulus –kemudian.

“Cho Kyuhyun bisa menjadi sangat rewel jika sakit. Ku harap kau sabar menghadapinya.” Lee Hyuk Jae tertawa kecil melempar sedikit gurauan. Bahkan menurutnya Cho Kyuhyun dalam keadaan sehat terkadang rewel dan terlalu perfectionist.

“Eum, kau benar. Aku benar-benar harus mengerahkan semua kesabaranku menghadapi sikap rewelnya tadi.” Shin In Young ikut tertawa kecil, teringat kembali dengan tingkah rewel dan manja Cho Khyuhyun tadi. “Justru aku teringat kejadian saat menolongnya dulu. Dia sangat keras kepala dan menolak pertolonganku, meskipun saat itu aku mengetahui wajahnya yang sangat pucat dan terlihat menahan kesakitan. Tetapi dia terlalu memanjakan egonya.”

Ucapan Shin In Young itu justru membuat Lee Hyuk Jae menolehkan kepalanya. Ia menatap Shin In Young lekat, yang membuat Shin In Young sedikit rishi ditatap seperti itu. “Kapan kau pernah menolong Cho Kyuhyun? Kenapa aku tak pernah mendengar cerita ini dari Cho Kyuhyun?”

“Entahlah. Aku tidak terlalu ingat tepatnya kapan. Tetapi mungkin 1 tahun yang lalu. Saat kami masih belum mengenal dan belum dipertemukan dalam perjodohan.” Shin In Young menengadahkan kepalanya –menatap langit-langit apartemennya bersama Cho Kyuhyun. Ia memang tak terlalu mengingat kapan tepatnya hal itu terjadi. Tetapi ia masih mengingat dengan jelas dimana ia bertemu Cho Kyuhyun untuk kedua kalinya dan menolongnya hingga ke rumah sakit.

“Apa yang kau maksud adalah, kau pernah membawanya ke rumah sakit?” Lee Hyuk Jae menaikkan sebelah alisnya. Ia tergelitik akan rasa tertariknya pada cerita Shin In Young –ini. Ia merasa sedikit mendapatkan benang merah dari cerita itu.

Shin In Young menganggukan kepalanya. “Ya. Aku saat itu membawanya ke Hankook Universtat Hospital.”
Binggo! Dan tepat sekali seperti dugaan Lee Hyuk Jae sebelumnya. Ternyata gadis yang pada saat itu mengantarkan Cho Kyuhyun ke rumah sakit dan memberitahukannya adalah Shin In Young. Orang yang mereka ingin temui ternyata adalah istri Cho Kyuhyun sendiri. Hal ini membuat Lee Hyuk Jae tertawa senang. Rupanya memang benar. Dunia itu terlalu sempit.

“Ada apa?” Shin In Young bertanya sedikit bingung.

Lee Hyuk Jae menghentikan tawanya sejenak. “Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit tertawa menyadari kenyataan bahwa dunia benar-benar sempit.” Shin In Young masih belum mengerti akan maksud ucapan itu. Ia berdeham kemudian sebelum berujar. “Mengenai kasus hukum yang menimpa Cho Kyuhyun, kau tidak perlu terlalu khawatir. Cho Kyuhyun pasti akan bisa segera menyelesaikan kasus hukumnya. Percayakan semua padanya.”

Ucapan Lee Hyuk Jae membuat Shin In Young menggenggam erat cangkirnya. Ia memang tadi sempat terfikirkan oleh kasus itu. Shin In Young bahkan berulang kali memikirkan untuk turut serta membantu Cho Kyuhyun. Shin In Young tak tega melihat Cho Kyuhyun setiap hari harus bekerja keras bahkan hingga jatuh sakit seperti ini.

“Aku sudah mendengar dari Cho Kyuhyun mengenai Kim Jun Su yang menemuimu. Kuharap kau tidak termakan ucapan pria itu.” Lee Hyuk Jae berujar setelah terdiam beberapa saat. “Aku mengetahui bagaimana sifat orang itu. Dia orang yang licik dan curang. Bahkan jika kau menuruti permintaannya, dia juga akan tetap menyingkirkan Cho Kyuhyun.”

“Apa kau fikir akan lebih baik jika aku tak menerima tawaran itu?” Shin In Young kembali bertanya. Ia sedikit ragu, dan cemas. Berulang kali ia memainkan kuku jemarinya guna mengusir rasa cemas yang melandanya.

“Aku berani bertaruh, jika apapun yang kau pilih Kim Jun Su tetap akan mengacaukan kalian. Dia itu sedikit gila. Dan tentu saja aku tidak akan membiarkan kau dan Cho Kyuhyun berpisah.” Lee Hyuk Jae kembali menyesap coklat panasnya.

“Kenapa?” tanya Shin In Young. “Kenapa kau melakukannya?”

Lee Hyuk Jae meletakkan cangkirnya dan kembali menatap Shin In Young. “Aku mempunyai mata yang bagus. Aku bahkan sudah bisa mengetahui kalian berdua pasangan yang serasi saat pesta pembukaan kafe ku.” Sebuah senyuman khas Lee Hyuk Jae tergambar. “Kau tau, bahkan Cho Kyuhyun tak pernah sekalipun melepaskan tatapannya padamu sejak saat itu. Dia begitu jatuh hati padamu, dan ku yakin kau pun sebenarnya merasakan hal yang sama.”

Sebuah semburat merah tercetak di kedua pipi Shin In Young. Merasakan hal yang sama -seperti yang Cho Kyuhyun rasakan? Jatuh cinta? Entah mengapa mendengar kalimat itu membuat hati Shin In Young membuncah. Sebuah perasaan asing namun nyaman yang selalu dirasakannya saat berada di dekat Cho Kyuhyun. Benarkah seperti itu?

“A-aku… Aku, bahkan tidak mengetahui bagaimana hatiku saat ini seperti apa.” Shin In Young menggumam pelan. Ia menundukkan kepalanya –sedikit malu.

“Tidak apa. Kau bisa mencobanya perlahan-lahan.” Lee Hyuk Jae menepuk pelan telapak tangan Shin In Young yang tertelungkup di atas meja mini bar. “Astaga, seandainya saja aku yang lebih dahulu bertemu denganmu. Mungkin saat ini aku yang sudah berada di posisi Cho Kyuhyun.” Lee Hyuk Jae kembali melemparkan gurauan –setengah menggoda Shin In Young.

“Kau bisa menceritakan apapun masalahmu, padaku. Lee Hyuk Jae. Anggap saja aku ini oppa mu.” Ia mengacak lembut puncak kepala Shin In Young. Hal itu justru membuat Shin In Young tertawa.

“Eum. Gomapseumnida, oppa.” Shin In Young tersenyum menampilkan deret giginya. Sebuah senyuman manis khasnya yang bisa membuat pria manapun terpesona. Bahkan Lee Hyuk Jae sendiri harus beberapa kali mengutuk dirinya sendiri yang sempat tersihir karna senyuman indah itu.

“Ah. Aku benar-benar menyayangkan mengapa harus bocah menyebalkan itu, yang menikah dan menjadi suamimu. Bukankah akan lebih baik jika aku yang menjadi suamimu?” Lee Hyuk Jae kembali menggoda Shin In Young. Kali ini justru keduanya tertawa bersama.

“Oppa,” rengek Shin In Young. “Jika Cho Kyuhyun-ssi mendengarnya, dia pasti langsung akan mengusirmu dan tidak memperbolehkan kita bertemu.” Shin In Young justru membalas setengah bergurau. Ya, memang jika Cho Kyuhyun mendengarnya bisa saja terjadi perang saudara. Dan itu semua terjadi dikarnakan dirinya. Good job!

“Kau benar,” Lee Hyuk Jae menyahut setuju. “Bocah itu bisa sangat mengerikan jika sedang marah. Aku bahkan selalu menghindari kemarahannya sejak dulu.” Setelahnya keduanya kembali tertawa. Membicarakan hal lainnya yang menurut keduanya menarik.
****

Cho Corp siang itu sedikit lenggang. Sejak masalah hukum yang membelit pemiliknya, memang sedikit mengurangi kesibukan dan lalu lalang para pebisnis. Namun tak juga bisa dibilang bahwa Cho Corp mengalami masa-masa sulit hingga bisa menyebabkan pailit. Masih banyak rekan bisnis dan investor yang setia menanamkan modalnya dan bekerja sama dengan Cho Corp.

Hal itu disebabkan karna sistem management yang terorganisir dengan rapi. Pelayanan dan juga penanganan dari para orang-orang yang memang berkompeten tinggi dibidangnya. Terlebih juga dikarnakan kecakapan dan juga ketegasan dari CEO CHO Corp itu sendiri –Cho Kyuhyun, dalam mempertahankan saham perusahaan dan juga para investor.

Seperti halnya siang itu. Cho Kyuhyun baru saja menyelesaikan rapat dengan salah satu investor dari Spanyol. Mereka membahas mengenai perluasan jaringan hotel dan resort di Spanyol. Memang selama ini, Eropa belum menjadi sasaran pembangunan dan perluasaan jaringan Cho Corp. Meski sudah beberapa kali investor dari Eropa datang berkunjung dan mengajak kerjasama dengannya.

Kali ini investor dari Spanyol datang dan menawarkan sebuah kerjasama. Terdengar menggiurkan memang. Namun, Cho Kyuhyun menunda sementara kerjasama itu. Baginya diperlukan pertimbangan yang matang dan terrencana mengenai menambah perluasan jaringan di Eropa. Cho Kyuhyun juga perlu mengetahui bagaimana keadaan pasar dan saham disana.

Karna baginya bisnis bukanlah sebuah uji coba tanpa persiapan yang matang. Terlebih pula kasus yang membelitnya belum menemui titik akhir. Ia dan pengacaranya sudah mengumpulkan bukti-bukti yang bisa dipergunakan di persidangan. Sebuah senjata akhir yang memang sengaja dipersiapkan untuk persidangan akhir yang bisa membalikkan keadaan.

Selama satu bulan ini, Cho Kyuhyun berusaha keras mencari bukti-bukti dan juga mencari celah untuk bisa memenangkan kasus yang membelitnya. Pengacara yang disewanya juga memang cerdas. Na Yoon Jung bahkan sangat cerdik dan cekatan ketika membelanya dalam persidangan. Pernyataan, argument dan pembelaannya benar-benar membuat Jaksa Penuntut beberapa kali terpaksa menerimanya.

“Kyuhyun-ah,” tubuh Cho Kyuhyun mendadak kaku ketika mendengar panggilan itu. Suara yang memanggilnya terdengar sangat lembut, namun membuat tubuhnya mendadak kaku. Ia tau suara itu. Ia hapal betul suara itu –meski sudah begitu lama tak mendengarnya.

Sebuah langkah kaki dengan bunyi gesekan highheels terdengar. Itu suara sepatu perempuan. Lalu beberapa detik kemudian sebuah tangan mungil lembut terulur dan memeluk tubuhnya dari belakang. Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya. Wangi parfum yang dulu amat dicintai dan selalu menjadi candunya menguar, menggelitik indera penciumannya.

Pelukan itu lembut. Pelukan yang dulu juga begitu menjadi kegemarannya selama bertahun-tahun. “Aku begitu merindukanmu,” bisik sang pemeluk itu.

Ada sebuah perasaan aneh merayapi hatinya. Menyelusup dan menjalari hatinya diam-diam. Ingatannya meraung-raung memaksanya mengingat akan sosok cantik nan lembut pemilik suara dan pelukan itu. Cho Kyuhyun mengenal semua itu. Ia mengingat semua hal itu yang kini terasa begitu aneh untuknya. Semua ini begitu asing dan salah.
Cho Kyuhyun menghela nafasnya. Ia membuka kedua matanya dan kemudian melepaskan dengan paksa pelukan lembut nan hangat itu di tubuhnya. Rasanya aneh dan tubuhnya menolak pelukan itu. “Kau seharusnya tidak melakukan hal ini,” ucapnya dingin.

“Kau berubah Kyuhyun-ah. Ada apa? Bukankah dulu kau sangat menyukai pelukanku?”

Pertanyaan itu cukup untuk membuat kepala Cho Kyuhyun berdenyut. Rupanya salah satu bakal calon ‘masalah’ datang menghampirinya. Dan sialnya kali ini berhubungan dengan masa lalunya. Sesuatu yang sudah ia buang dan lupakan jauh berbulan-bulan belakangan ini. Cho Kyuhyun tak tau mengapa justru disaat seperti ini, masa lalunya yang justru datang kembali menghampirinya.

We have done,” ujarnya masih sama dingin seperti sebelumnya. “Sebaiknya kau pulang saja.” Tanpa perlu berlama-lama lagi Cho Kyuhyun melangkahkan kakinya meninggalkan wanita itu. Masa lalunya. Ini salah. Cho Kyuhyun mengumpat dalam hati akan hal ini.

Sementara tanpa Cho Kyuhyun ketahui setelah meninggalkan tempat itu, wanita itu kini yang terdiam terpaku. Ia menatap kosong punggung tegap Cho Kyuhyun yang berlalu meninggalkannya. Sendiri. Pria itu meninggalkannya. Menyisahkan sebuah kesesakan dan rasa sakit. Ada sebuah luka tergambar jelas dalam pancaran kedua bola mata wanita itu.

Luka yang terlihat jelas dan menganga tergambar disana. Membuat siapapun yang melihatnya pastinya akan langsung berempati padanya. Namun hal itu tak berlangsung lama. Karna detik berikutnya setelah Cho Kyuhyun benar-benar tak terlihat lagi, sebuah garis datar tertarik di bibir mungilnya. Sebuah garis yang secara samar menggambarkan sebuah senyuman misterius.
****

Na Yoon Jung sedang berkutat dengan berkas-berkas kasus hukum kliennya. Ia serius mempelajari setiap hal yang tercantum dalam berkas-berkas itu, tanpa terlewatkan sedikitpun. Sesekali keningnya berkerut. Baginya data dan temuan sekecil apapun merupakan hal yang penting. Bisa membantunya dalam memecahkan setiap kasus-kasus yang ditanganinya.

Kali ini ia masih berkutat dengan kasus hukum yang membelit Cho Kyuhyun. Sudah hampir satu bulan ini ia berjuang membela Cho Kyuhyun dan mencari fakta-fakta serta bukti-bukti yang bisa menjadi senjatanya selama persidangan berlangsung. Selama ini pengadilan baru 2 kali mengadakan sidang untuk kasus Cho Kyuhyun.

Selama 1 bulan ini pula ia berusaha untuk tetap membuat Cho Kyuhyun menjadi tahanan rumah. Bukan tahanan sel seperti seharusnya. Itu dilakukannya karna pertimbangan kondisi Shin In Young. Wanita itu sedang hamil dan kondisi psikologisnya sedang tak stabil akibat Kim Jun Su. Cho Kyuhyun sudah menceritakan semuanya padanya.

Na Yoon Jung saat mengetahui hal itu dari Cho Kyuhyun hanya bisa menghembuskan nafasnya berat. Ia tak pernah menyangka perjalanan rumah tangga Cho Kyuhyun dan Shin In Young begitu rumit. Na Yoon Jung bahkan tak pernah tau sebelumnya mengenai Kim Jun Su. Menurutnya pria itu begitu berbahaya dan tentu saja Shin In Young harus dijaga dari pria itu.

Hanya Cho Kyuhyun menurutnya yang bisa menjaga Shin In Young dari seorang Kim Jun Su. Shin In Young tentunya membutuhkan suaminya untuk tetap berada di sampingnya. Menemaninya selama masa kehamilannya, dan juga mengatasi rasa takutnya. Terlebih pula Cho Kyuhyun bukanlah penjahat. Klientnya itu tak bersalah. Cho Kyuhyun tak melakukan penggelapan pajak.

Semua tuduhan itu memang sepertinya sudah dirancang untuk menjebak Cho Kyuhyun. Na Yoon Jung bahkan selalu tersenyum sinis teringat akan bukti-bukti dan beberapa saksi yang dihadirkan di pengadilan yang memberatkan posisi Cho Kyuhyun. Memang semua terlihat rapi dan nyaris tanpa cela. Nyaris. Namun bukanlah Na Yoon Jung jika tak bisa mencari cela itu.

Ia sudah menyiapkan ‘senjata-senjata’ ampuh pematah semua tuduhan tak berdasar itu. Ia sengaja menyimpannya. Mempersiapkan untuk menjadi pertunjukan terakhirnya di ruang persidangan. Hanya tinggal menunggu waktunya saja, dan ‘senjata’ terakhir itu akan dikeluarkan oleh Na Yoon Jung. Mematahkan segala tuduhan dan tuntutan dari Jaksa Penuntut. Serta membebaskan Cho Kyuhyun dari segala fitnah dan tuduhan tak berdasar.

“Aku sudah berjanji demi apapun akan membantu kalian melewati kasus tak masuk akal ini. Seorang Na Yoon Jung takkan pernah mengingkari janjinya.” Na Yoon Jung menghembuskan nafasnya –lagi. Ia menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya.

Ya. Ia memang sudah berjanji pada Cho Kyuhyun dan juga Shin In Young untuk membantu menuntaskan kasus hukum ini hingga selesai. Ia bahkan berniat untuk mencari tau siapa dalang di balik semua sandiwara busuk yang begitu menjengkelkan ini. Begitu ia menemukan siapa orang di balik semua ini, maka Na Yoon Jung sudah pasti akan menjebloskan orang itu.

Seperti tekat dan keyakinannya. Hanya tinggal menunggu waktu saja. Dan semua sandiwara konyol dan menggelikan ini akan berakhir. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana akhirnya. Tanpa bisa dicegahnya, otaknya langsung mengingat sebuah wajah yang sering mengganggu waktunya selama bertahun-tahun ini. Sebuah wajah yang dulunya orang yang akan selalu mendukung keputusannya.

Orang kini justru menjadi lawannya dalam pengadilan. Pria yang sosoknya selalu mengisi hatinya –tanpa pria itu ketahui. Sosok yang kini berdiri angkuh menentangnya dan bersikap seakan musuhnya. Ya, sosok itu adalah Kim Soo Hyun. Jaksa muda yang juga menangani kasus yang membelit Cho Kyuhyun. Sosok keras kepala yang justru terlihat rapuh karna cinta sepihaknya.

“Aku tak pernah membayangkan akan menjadi lawanmu dalam persidangan, Soo Hyun-ah.” Na Yoon Jung berujar lirih. Ada sebuah senyuman pahit tergambar di wajahnya.
****

Di dalam sebuah ruang kerja luas yang berada di lantai tertinggi dari salah satu gedung pencakar, berdiri seorang pria. Pria itu tengah menghadap jendela. Memandangi pemandangan kota Seoul yang tampak padat dengan gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tidak. Ia sebenarnya tidak sama sekali menikmati pemandangan yang ada di hadapannya.

Tangan kanannya memegang segelas wine. Sedangkan tangan kirinya dijadikannya tumpuan –bersandar, pada kaca jendela yang menjadi pembatasnya dan dunia luar. Sesekali ia menyesap minumannya dari gelas bertangkai itu. Kedua mata elangnya menatap tajam pemandangan yang ada di hadapannya. Ia sebenarnya sedang memikirkan sesuatu.

Memikirkan cara untuk mendapatkan wanita pujaannya itu dan menyingkirkan pria sialan yang sudah merebut wanitanya. Ia harus bisa segera mendapatkan Shin In Young. Harus! Sudah terlalu lama ia hanya diam dan menunggu Shin In Young. Wanita itu bahkan sama sekali tak menghubunginya dan menerima tawarannya yang begitu baik hati ia tawarkan.

Hatinya selalu saja terasa sakit setiap terbayang akan sosok Shin In Young. Wanita cantik yang sudah mampu mencuri hatinya sejak pertemuan pertama mereka. Kim Jun Su harus menelan kekecewaannya berkali-kali karna wanita itu. Dan kali ini ia tak lagi bisa berbaik hati dan membiarkan orang lain memiliki wanitanya. Shin In Young-nya.

Ia akan memastikan akan menghancurkan siapapun atau apapun yang menghalangi keiinginannya.
Suara ketukan pintu ruangannya terdengar. Ia hanya menyahut singkat dan kemudian muncul sosok pria berkacamata yang berdiri di belakangnya. “Siapkan rencana B, Jun Hyun-ah.” Ucapan pelan namun dingin dan mengancam itu terdengar. Tubuhnya masih setia memandangi pemandangan yang sama sekali tak menarik rasa minatnya itu.

Kwon Jun Hyun yang mendengar ucapan itu, seketika tubuhnya menegang. “Hyung, kita sudah sepakat sebelumnya, bahwa tidak akan melaksanakan rencana itu.”

Jawaban itu justru membuat Kim Jun Su berang. Ia menggenggam erat gelas bertangkainya. Membalikkan tubuhnya kasar dan menatap Kwon Jun Hyun tajam. Detik selanjutnya ia melemparkan gelas yang ada dalam genggamannya ke arah Kwon Jun Hyun. Namun untungnya hanya mengenai tembok di belakang pria itu.

Kejadian itu tentu saja membuat Kwon Jun Hyun terkejut. Hyungnya itu sudah lama sekali tak mengamuk seperti ini. Ia langsung menyesali kesalahannya. Ia tau ini semua karna ucapannya yang terdengar seperti membantah perintah hyungnya itu. Ia membenci setiap bantahan yang ada untuknya. Semua keinginannya harus terpenuhi.

“Aku tak membutuhkan saran sialanmu itu!” Kim Jun Hyun berujar geram. “Laksanakan perintahku! Aku hanya ingin kau menjalankan rencana B. Aku tak suka dibantah, dan kau sangat mengetahui itu.”

“Ba-baik hyung.” Kwon Jun Hyun menjawab terbata serta menundukkan kepalanya. Jujur saja sejak dulu ia tak pernah mau melawan Kim Jun Su yang sedang marah. Pria itu sangat menakutkan dengan aura gelapnya jika sedang marah. Seperti beruang yang sedang mengamuk hebat.

“Bagus. Aku tau kau tidak akan pernah mengecewakanku, Jun Hyun-ah.” Kim Jun Su tersenyum miring. “Jika aku tak bisa mendapatkan Shin In Young, maka akan ku pastikan tidak ada yang akan boleh mendapatkannya.” Kata-kata itu diucapkannya dengan nada dinginnya dan penuh ancaman. Dalam kedua matanya bahkan tergambar bola api yang siap membakar siapapun. Ia mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh.
****

Shin In Young terbangun dari tidurnya. Ia melirik sekilas jam weker yang berada di nakas samping tempat tidurnya. Masih pukul 12 malam. Ia menguap kecil. Tenggorokannya terasa kering saat ini. Di saat ia akan mengambil air minum dari gelas yang memang selalu terisi di nakas, ia mengerutkan dahinya. Sepertinya sebelum tidur tadi ia lupa mengisi persediaan air minumnya.

Ia mengerjapkan kedua matanya sejenak. Ketika ia hendak membangunkan Cho Kyuhyun untuk ditemani mengambil air minum, ia tidak menemukan sosok suaminya itu. Ruang yang biasa diisi oleh Cho Kyuhyun kosong. Kemana suaminya itu pergi? Mungkinkah belum pulang? Tetapi Shin In Young yakin dengan pasti jika tadi suaminya itu sudah pulang bahkan lebih awal dari biasanya.

Karna didorong rasa penasarannya, ia melangkahkan kedua kakinya keluar dari kamar. Shin In Young berjalan perlahan berniat mencari Cho Kyuhyun. Biasanya selalu ada Cho Kyuhyun yang menemaninya ketika terbangun di malam hari. Ia seakan terbiasa dengan sosok itu. Shin In Young memincingkan kedua matanya.

Melihat di keremangan dengan kondisi bangun tidur dan mata minus bukanlah perpaduan yang baik. Ia berkali-kali memanggil nama suaminya. Namun sama sekali taka da jawaban. Entah mengapa perasaannya menjadi takut dan tak enak. Ia langsung membayangkan sesuatu yang buruk terjadi pada Cho Kyuhyun. Seketika itu juga ia tak bisa menahan laju airmatanya yang langsung merebak.

Ya, Shin In Young menangis di tengah malam. Seperti seorang anak kecil yang kehilangan ibunya. Ia merasa sangat takut kehilangan Cho Kyuhyun. Dan hormone kehamilannya sepertinya sangat membantunya dan membuat perasaannya semakin cengeng. Ia mudah sekali menangis karna hal-hal kecil. Shin In Young menangis sambil terduduk di lantai.

Namun itu tak berlangsung lama, karna setelahnya lampu ruangan menyala. Shin In Young bahkan baru menyadari ia tak sempat menyalakan saklar lampu guna membantunya mencari suaminya itu. Dan kini tiba-tiba saja lampu menyala terang menerangi seluruh ruangan depan apartemen mereka. Shin In Young bahkan tak menyadari saat sepasang kaki sudah berdiri di hadapannya.

Sebuah tangan terulur kepadanya. Shin In Young mengernyitkan dahinya menatap uluran tangan itu. Ia mendongakkan kepalanya demi menatap siapa pemilik tangan itu. Kedua matanya langsung membulat. Dadanya berdegup kencang. Tidak. Ini bukan karna rasa takutnya. Kali ini lebih karna rasa bahagia dan leganya karna sosok pemilik tangan itu.

Senyuman manis Shin In Young tak bisa ia cegah terbit. Ia menghapus airmatanya dan bangkit. Tak perlu menunggu waktu lama, ia langsung menghambur menubruk dan memeluk sosok itu. Sosok yang tadi dicarinya. Suaminya. Cho Kyuhyun. Ia begitu lega saat bisa melihat wajah suaminya itu. Tadi ia begitu ketakutan jika tak bisa menemukan wajah suaminya itu.

“Kau meninggalkanku. Membuatku ketakutan dan menangis seperti anak kecil,” rengek Shin In Young dalam pelukan Cho Kyuhyun.

Rengekan Shin In Young itu justru membuat Cho Kyuhyun tersenyum dan terkekeh kecil. Ia tak menyangka jika akan seperti ini jadinya. “Maafkan aku. Aku tak bermaksud membuatmu ketakutan seperti tadi. Aku hanya ingin memberikan sebuah kejutan untukmu.”

Ucapan Cho Kyuhyun justru membuat Shin In Young mengerutkan dahinya. Kejutan? Tentu saja tingkah Cho Kyuhyun tadi sudah cukup membuatnya terkejut hingga menangis. “Kejutan yang membuatku menangis, huh?” tanya Shin In Young sarkastik.

Cho Kyuhyun kembali terkekeh mendengar ucapan Shin In Young. Sepertinya istrinya itu kini sangat pintar berkata-kata sarkastik sepertinya. “Aku berfikir mungkinkah aku yang telah mengajarkanmu berbicara dengan nada sarkastik seperti itu.” Cho Kyuhyun membelai lembut kepala istrinya itu dengan sayang.

Perkataan Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young memutar kedua bola matanya –malas. “Ah, sudah berapa kali ku katakan dengan jelas. Jangan pernah memutar kedua bola matamu saat aku sedang berbicar, Shin In Young. Itu sangat tidak sopan.” Cho Kyuhyun berujar kembali. Seolah memperingati Shin In Young akan kelakuannya.

Sejenak Shin In Young merasa terpukau dengan Cho Kyuhyun. Bagaimana suaminya itu mengetahui bahwa ia tadi memutar kedua bola matanya? Sedangkan Cho Kyuhyun tak melihatnya langsung. “Aku tau,” sahut Shin In Young sambil mencebikkan mulutnya.

“Aku masih menyiapkan satu lagi kejutan untukmu.” Cho Kyuhyun berujar lagi. Kali ini ia berujar pelan di telinga Shin In Young. Ucapan Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young menaikkan sebelah alisnya. Kejutan lainnya?

Sebenarnya ada apa? Cho Kyuhyun melepaskan pelukan mereka dan tersenyum. Ia mengusap lembut puncak kepala istrinya dan mengecup singkat bibir ranum Shin In Young. Cho Kyuhyun melangkah dan menuntun Shin In Young menuju dekat grand piano. Shin In Young hanya menuruti langkah Cho Kyuhyun yang menuntunnya itu.

Begitu sampai ia sempat terpukau. Shin In Young tak menyangka jika Cho Kyuhyun bisa melakukan hal ini. Di depannya terdapat sebuah kue tart yang diletakkan di atas grand piano dengan lilin-lilin kecil yang dirangkai menjadi bentuk love dibawah lantai. Terlihat begitu sederhana namun entah mengapa justru membuatnya tersentuh.

“Cho Kyuhyun-ssi, kau yang….” Shin In Young menatap Cho Kyuhyun meminta penjelasan.

Tersenyum simpul, Cho Kyuhyun mengambil kue tart yang sebelumnya ia letakkan di atas grand piano. Ia berjalan pelan dan menyerahkan kue tart itu pada Shin In Young. “Saengil Chukkae Hamnida, Youngie-ya. Na-uii yeoja. Be mine forever.” Cho Kyuhyun tersenyum memabukkan. Shin In Young tak tau lagi harus berkata apa.

Pria di hadapannya ini selalu saja mampu membuatnya terdiam dengan segala tingkahnya. Tanpa ragu Shin In Young menganggukan kepalanya. Ia meniup lilin pada kuenya, meletakkan kuenya kembali di atas grand piano demi kemudian memeluk kembali tubuh Cho Kyuhyun. Ia begitu bahagia. Rasanya ia bahkan tak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan bahagia yang tengah dirasanya.

“Terimakasih,” ucapnya pelan. “I love you, Cho Kyuhyun-ssi.” Kali ini ia mengucapkannya dengan mengeratkan pelukannya. Ia kini tau perasaan apa yang beberapa bulan ini menghinggapinya. Cho Kyuhyun yang mendengarnya merasa bahagia luar biasa.

ToBeContinue

****

Jangan tanyakan apa ini, karna ini terlahir karna ‘keriwetan’ otak

FF [COMPLICATED LOVE] {Chapter 31}

 

cover complicated love new

 

Holla¬ author come back membawa kelanjutan FF Complicated Love. Semoga readerdeul masih belum pada bosan. Mohon maaf baru sempat publish, kejar-kejaran deadline tugas akhir itu sesuatu sekali #plakabaikan. Ok, author tau FF ini masih kurang jauh dari kata sempurna dan bagus, tapi author ucapkan banyak terimakasih untuk dukungannya selama ini #tebarreceh. Langsung saja author persembahkan. #pssstt: hati-hati typo yang bertebaran layaknya ranjau, dan feel yang muter-muter.

Happy reading readerdeul~

CHAPTER 31

Na Yoon Jung tengah berkutat dengan berkas-berkas pekerjaannya. Sejak bertemu dengan Cho Kyuhyun dan resmi menangani kasus hukum yang membelit Cho Kyuhyun, Na Yoon Jung memang disibukkan dengan mempelajari kasus itu. Menurutnya banyak hal janggal dan misteri yang terdapat dalam kasus Cho Kyuhyun.

Selama satu minggu ini pula Na Yoon Jung disibukkan dengan berkas-berkas penyelidikannya dan Cho Kyuhyun secara diam-diam. Ya, keduanya memang sepakat untuk memulai penyelidikan secara diam-diam di dalam perusahaan Cho Kyuhyun. Na Yoon Jung bahkan beberapa hari ini selalu bolak-balik mengunjungi kantor Cho Kyuhyun.

Instingnya mengatakan jika memang ada penyusup dan pengkhianat dalam Cho Corp. Iya yakin sekali hal itu. Mengingat bagaimana mustahilnya jika seorang Cho Kyuhyun memang melakukan tindak kejahatan korupsi yang menyebabkan kerugian untuk negara. Na Yoon Jung melihat dan mengamati jika Cho Kyuhyun jauh dari kategori pengusaha yang tamak dan licik.

Di saat ia tengah disibukkan dengan berkas-berkas yang ditanganinya, pintu ruangannya di ketuk. Na Yoon Jung masih terlalu asik dengan berkas-berkas di hadapannya. Ia tidak mendengar suara ketukan di pintu ruangannya itu. Pintu kembali di ketuk. Ada jeda beberapa detik, sebelum pintu terbuka.

Menampilkan sosok pria dengan tubuh tinggi tegapnya yang berdiri di depan pintu. Na Yoon Jung masih belum memperhatikan sekitarnya. Sosok pria itu memasukan sebelah tangannya ke saku celananya. Sedangkan sebelah tangan lainnya ia gunakan untuk memegang kantung makanan dan minuman.

“Lihat! Sekarang siapa yang terlihat workaholic.” Suara khas pria itu mengisi ruangan.

Mendengar suara khas itu membuat Na Yoon Jung sejenak menghentikan aktifitasnya. Ia memiringkan kepalanya sebelum mendongak –demi memastikan siapa pemilik suara itu. “Kapan kau datang? Kenapa tidak mengetuk pintu dan memberitahuku terlebih dahulu?”

“Heish gadis ini!” sosok pria itu mendecakkan lidahnya kesal. “Aku sudah mengetuk pintumu beberapa kali, tetapi kau justru tak mendengarnya. Tidak bolehkah aku mengunjungi mu, eoh?” pria itu bertanya balik dengan sedikit kesal.

Alih-alih, Na Yoon Jung justru tertawa mendengarnya. Ia menertawakan ekspressi dan pertanyaan pria di hadapannya. Pria yang tak lain adalah sahabat sejak di bangku kuliah. Ya, pria itu adalah Kim Soo Hyun. Sahabat karibnya yang memiliki ketampanan dengan garis wajah tegasnya dan senyuman manisnya yang sering ditebarkannya.

YAK! Wajah merajukmu itu terlihat seperti bocah remaja.” Na Yoon Jung berujar –setengah meledek, dengan kekehan kecilnya.

Kim Soo Hyun mendelikkan kedua matanya menatap Na Yoon Jung sedikit kesal. Gadis itu rupanya sudah semakin pintar membalas ledekannya. “Oh-ho, nona Na. Rupanya kau semakin pintar mendebatku.” Kim Soo Hyun berujar namun nada suara dibuat menggoda.

Ujaran Kim Soo Hyun itu justru membuat tawa Na Yoon Jung berderai. Ia menganggukan kepalanya –kemudian. “Aku selalu menang melawanmu sejak dulu.” Na Yoon Jung mengatakannya dengan maksud menggoda Kim Soo Hyun. Ia mengedipkan sebelah matanya –menggoda.

“Ya. Ya. Ya.” Kim Soo Hyun menyahut masih setengah kesal. Ia melupakan satu fakta itu. Sejak dulu, ia memang selalu saja kalah dari Na Yoon Jung. Dalam hal apapun. Ingat itu. “Ya. Kau si cerdas dan cantik, Na Yoon Jung. Dewi keadilan dari fakultas hukum. Idola bagi semua pria di luar sana. Aku memang selalu kalah jika melawanmu. Aku akui itu.”

Ia mengatakannya dengan menaikkan tangan kanannya dan memasang wajah datarnya. Namun justru membuat tawa Na Yoon Jung kembali berderai dan detik berikutnya Kim Soo Hyun ikut tertawa. Keduanya seakan teringat kembali dengan masa ketika mereka masih duduk di bangku kuliah. Dimana keduanya yang memang dekat sejak saat itu hingga kini.

“Ah ya. Aku membawakanmu makan siang dan segelas espresso. Aku tau kau pasti belum sempat makan siang, bukan? Sebagai sahabat baikmu, aku membawakan untukmu ini.” Kim Soo Hyun tersenyum mengejek dan meletakkan kantung makanan bawaannya dan segelas espresso untuk Na Yoon Jung yang tadi dibelinya.

Heol! Kau sungguh murah hati sekali, jaksa Kim.” Na Yoon Jung balas berujar –setengah mengejek Kim Soo Hyun. “A-SHA! Kau juga membawakan tiramisu untuk ku.” Na Yoon Jung kembali berseru senang dan mencolek-colek pipi kanan Kim Soo Hyun jahil.

YAK! Jika kau terus melakukannya, aku tidak akan mau lagi membawakan mu makanan.” Kim Soo Hyun menyingkirkan tangan Na Yoon Jung yang menjawil jahil pipinya.

Namun rupanya hal itu hanya ditanggapi dengan kekehan Na Yoon Jung. Ia hapal dengan kelemahan Kim Soo Hyun. Pria itu bisa sangat kesal jika ia menjawil pipinya dan meledeknya. Kebiasaannya dulu ketika mereka masih duduk di bangku kuliah adalah sering kali menjawil dan mencolek-colek pipi Kim Soo Hyun –nakal. Hal itu tentu saja selalu membuat Kim Soo Hyun kesal.

“Lihatlah! Kau masih saja sama seperti dulu. Membuatku semakin gemas.” Na Yoon Jung kembali menggoda Kim Soo Hyun. Ia sepertinya senang sekali kali ini bisa membuat seorang Kim Soo Hyun kesal karna ulahnya.

YAK! YAK! Simpan wajah menjengkelkan mu itu nona Na.” Kim Soo Hyun menyahut. “Sebaiknya kau mencari suami, agar kau bisa mencubiti pipinya sesuka mu.”

Na Yoon Jung yang semula tengah menyantap tiramisu, menghentikan makannya. Ia terdiam sejenak karna ucapan Kim Soo Hyun itu. Sayangnya, pria yang aku inginkan menjadi suami ku hanya menganggap ku sebagai sahabatnya. Terlebih lagi ia masih belum bisa melepaskan cinta pertamanya untuk wanita lain. Na Yoon Jung berujar perih dalam hati.

“Tidak semudah yang kau katakan, Soo Hyun-ah.” Na Yoon Jung mendesah berat. “Mencari pasangan dan menikah bukanlah yang mudah untuk dilakukan.” Ia kembali berujar pelan dengan kedua matanya yang menatap lurus langit-langit.

“Oh-ho! Sepertinya kau sudah menemukan calon, eh?” goda Kim Soo Hyun kemudian.

“Tidak juga,” kilah Na Yoon Jung santai sambil mengendikkan bahunya.

Kim Soo Hyun menyipitkan kedua matanya menatap Na Yoon Jung –setengah menyelidik. “Kau menyembunyikan sesuatu nona Na? Aku mengetahui sangat jelas kebohongan itu.”

Kau tidak akan pernah bisa mengetahuinya, Soo Hyun-ah. Na Yoon Jung tersenyum miring menatap Kim Soo Hyun. “Memangnya apa yang kau ketahui?” pancingnya sedikit menantang.

“Apa yang ku ketahui?” Kim Soo Hyun mengulang pertanyaan Na Yoon Jung. Ia memincingkan matanya dan mengelus dagunya. “Aku mengetahui mu dengan baik, Yoon Jung-ah. Kau terlihat sedang mencintai seorang pria, yang entah siapa itu. Lihatlah! Kau bahkan menyembunyikan itu dari ku.” Penjelasan panjang dan rinci Kim Soo Hyun diakhirin dengan cibirannya.

Cibiran Kim Soo Hyun itu hanya ditanggapi dengan senyuman tipis oleh Na Yoon Jung. Ia menyandarkan punggungnya di bangku kerjanya. Melipat tangannya di depan dadanya dan menatap Kim Soo Hyun santai. Dan pada kenyataannya, pria itu adalah kau. Kim Soo Hyun. Na Yoon Jung kembali bermonolog ria dalam hatinya.

Ia tersenyum kecut. “Kau sangat cerewet, Soo Hyun-ah,” cibir Na Yoon Jung.

“Heish, gadis ini.” Kim Soo Hyun mendecakkan lidahnya. Menatap kesal Na Yoon Jung yang tampak mengejeknya. “Ah ya, apa kau sudah mendengar kasus skandal penggelapan pajak Cho Corp?” tanya Kim Soo Hyun kemudian sambil menyesap minumannya.

“Ya, aku sudah mendengarnya. Aku pun yang menangani kasus itu membela Cho Corp.” Na Yoon Jung menjawab santai sambil kembali menyantap tiramisunya.

Jawaban Na Yoon Jung itu membuat Kim Soo Hyun terpaku sejenak. Ia langsung menatap Na Yoon Jung lekat. “Kau membela Cho Kyuhyun? Tidak kah kau sadar jika ia memang bersalah, Yoon Jung-ah?” pertanyaan Kim Soo Hyun bernada datar terdengar.

“Tidak, Soo Hyun-ah. Itu masih dugaan. Kau tidak bisa mengatakannya bersalah. Sangat dimungkinkan jika dia tidak bersalah. Kau sangat tau bukan bagaimana persaingan ketat dan licik dalam bisnis.” Na Yoon Jung meraih berkas-berkas kasus Cho Corp.

Penjelasan dari Na Yoon Jung itu entah mengapa membuat hati Kim Soo Hyun tak senang. Na Yoon Jung membela Cho Kyuhyun. Sahabatnya itu memilih membantu Cho Kyuhyun menghadapi kasus hukum yang membelitnya. Itu artinya Na Yoon Jung akan menjadi lawannya saat di persidangan nanti. Tidak. Kim Soo Hyun bukannya tak senang mendapatkan lawan Na Yoon Jung.

Menurutnya siapapun lawannya dalam persidangan, ia takkan pernah ragu atau takut. Tetapi, bukan takut atau ragu lah yang dirasakannya saat mengetahui Na Yoon Jung membela Cho Kyuhyun. Kim Soo Hyun tak tau apa yang tengah dirasakannya. Yang ia tau hanya ada perasaan tak tenang dan senang kala mengetahui hal itu.

“Jika seperti itu. Itu artinya kita akan bertemu di pengadilan sebagai lawan, Yoon Jung-ah. Karna aku yang menjadi jaksa dalam kasus itu. Akan kita lihat nanti kebenaran yang sesungguhnya.” Kim Soo Hyun menatap Na Yoon Jung datar dan lekat. Nada suaranya terdengar dingin.

Na Yoon Jung menutup kedua matanya sejenak. Ia sudah mengetahui hal ini. Na Yoon Jung sudah tau beberapa hari yang lalu jika Kim Soo Hyun lah yang menjadi Jaksa dalam kasus Cho Corp. Itu artinya, Kim Soo Hyun otomatis akan menjadi lawannya. Na Yoon Jung sama sekali tak ragu begitu mengetahuinya. Karna Na Yoon Jung sangat yakin jika apa yang dia bela dan lakukan adalah benar.

“Ya, kita akan mengetahuinya segera, Jaksa Kim.” Na Yoon Jung tersenyum tipis menatap mantap Kim Soo Hyun. Ia mengulurkan tangannya untuk dijabat, namun Kim Soo Hyun justru mengacuhkannya. Pria itu kemudian berbalik dan meninggalkan ruangan Na Yoon Jung.

“Sepertinya memang benar apa yang dikatakan orang-orang. Cinta kadang kala bisa membuat seseorang buta akan kebenaran.” Na Yoon Jung bergumam pelan dan tersenyum kecut. Ia memejamkan –kembali, kedua matanya dan menghembuskan nafasnya.

****

Shin In Young mengganti channel televisi dengan sembarang. Ia hari ini pulang cepat setelah tadi hanya bertemu dengan dosen pembimbingnya dan mencari beberapa referensi lagi untuk bahan skripsinya. Siang ini sebenarnya Cho Kyuhyun mengajaknya untuk makan siang bersama. Suaminya itu tadi berpesan untuk menunggu di apartemen saja, dan pergi bersama.

Selagi masih pukul 11 a.m. Shin In Young memilih untuk beristirahat sejenak. Ia memang baru beberapa menit yang lalu kembali dari kampusnya. Selagi beristirahat ia memilih untuk menonton televisi mencari acara yang menarik untuknya. Namun sayangnya sejak tadi acara televisi yang ditontonnya tidak ada yang menarik perhatiannya.

Merasa bosan, Shin In Young menguap kecil beberapa kali. Mungkin juga karna efek kehamilannya yang masih muda, membuatnya cepat sekali mengantuk belakangan ini. Shin In Young bahkan beberapa kali menggelengkan kepalanya ketika kantuk menyerangnya. Di saat seperti itu, ia mendengar pintu apartemennya terbuka.

Ia mengernyitkan dahinya sejenak. Cepat sekali Cho Kyuhyun datang menjemputnya. Bukankah tadi saat suaminya itu menelponnya, mengatakan akan menjemputnya sekitar jam 1 p.m? Shin In Young menggelengkan kepalanya –kembali. Ia lalu mematikan televisi dan berniat menyambut Cho Kyuhyun. Itu memang sudah menjadi kebiasaannya yang selalu menyambut suaminya jika pulang bekerja.

Namun saat mengetahui siapa yang datang dan masuk ke dalam apartemennya, seketika itu juga ia terkejut. Nafasnya tercekat. Kedua mata hazelnya membulat sempurna. Tubuhnya menegang dan menjadi kaku seketika. Ketakutan itu kembali menyergapnya lagi tanpa ampun. Sesosok pria dengan tubuh tinggi sempurnanya berdiri di hadapannya sekarang.

Sosok pria yang menjadi momok baginya selama ini. Mimpi buruknya yang selalu menghantuinya. Pria yang membawa kenangan dan trauma berat untuknya. Pria itu tersenyum miring setengah menyeringai menatapnya yang tampak ketakutan. Tatapan pria itu seakan mengintimidasinya dan siap untuk memangsanya kapan saja.

“Aku tidak menyangka kau begitu antusias menyambutku,” pria itu berujar santai.

Ujaran santai pria itu terdengar begitu menakutkan bagi Shin In Young. Seakan membawa pesan dari kegelapan. “Aku tidak menyambutmu. Aku menunggu suami ku pulang. Bagaimana bisa kau masuk kesini?” Shin In Young mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya.

Pria itu yang tak lain adalah Kim Jun Su kembali tersenyum menyeringai. Ia melangkahkan kakinya mendekati Shin In Young. “Aku merindukanmu. Apakah kau tidak merindukanku?” mengabaikan pertanyaan Shin In Young, ia justru bertanya balik.

Shin In Young memundurkan tubuhnya dan menggeleng kuat. “Pergi dari sini. Pergi!” ia berseru keras –berusaha mengusir pria itu.

Tetapi rupanya seruan keras Shin In Young sama sekali tak diindahkan oleh Kim Jun Su. Pria itu justru tertawa senang. Ia kembali mendekati Shin In Young yang juga berusaha memundurkan langkahnya menghindarinya. Ia tau jika Shin In Young saat ini sangat ketakutan akan kehadirannya. Kim Jun Su tau itu.

Tentang bagaimana bisa ia masuk ke dalam apartemen milik Cho Kyuhyun sangatlah mudah dilakukan oleh Kim Jun Su. Ia sudah mengawasi sejak lama apartement musuhnya itu. Tentu saja ia sudah memperhitungkan bagaimana Cho Kyuhyun menjaga istrinya dengan pengawalan super ketat. Namun sayangnya dengan mudah sekali Kim Jun Su mengelabui pengawal-pengawal bodoh itu.

“Aku kesini berniat baik untuk sebuah kesepakatan.” Kim Jun Su berujar santai. Ia melirik teleivisi dan meraih remote guna menyalakannya. “Lihatlah berita ini. Aku yakin kau pasti akan sangat terkejut.” Televisi menyala setelahnya.

Itu adalah sebuah siaran berita. Shin In Young memperhatikan siaran berita itu. Ia sedikit tertarik dengan apa yang dimaksudkan oleh Kim Jun Su. Entah mengapa perasaannya menjadi tak enak. Ia merasakan sesuatu hal yang buruk terjadi. Dan benar saja seperti firasatnya itu. Sesuatu yang buruk memang terjadi.

CEO CHO CORP Diduga terlibat dalam kasus penggelapan pajak yang menyebabkan kerugian hingga 20 milyar won.

Begitulah inti berita yang dapat ditangkap oleh Shin In Young. Seketika saja tubuhnya menjadi melemas. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tidak. Berita itu pasti salah. Shin In Young menggelengkan kepalanya. Ia yakin jika suaminya tidak mungkin melakukan hal rendah seperti itu. Shin In Young yakin jika Cho Kyuhyun tak bersalah.

“Kau sudah lihat?” Kim Jun Su bertanya retorik. Ia menaikan sebelah alisnya dengan senyuman miring khasnya yang terpasang sempurna di wajahnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya santai mendekati Shin In Young yang tampak terpaku karna berita itu. “Aku menawarkan sebuah kesepakatan. Jika kau mau meninggalkan suami bodohmu itu, dan menjadi milikku, maka aku akan membantu Cho Kyuhyun menyelesaikan kasus ini.”

Sebuah senyuman menyeringai terpasang jelas di wajah Kim Jun Su. Shin In Young mengalihkan pandangannya dan menatap Kim Jun Su berang. Pria itu menawarkan sebuah kesepakatan yang justru menurutnya adalah hal yang paling rendah dan tak mungkin dilakukannya. Shin In Young melihat jelas sinar nafsu dan obsesi akan dirinya di mata Kim Jun Su.

Obsesi yang justru membuat Shin In Young merasa jijik dan mual. Pria itu gila. Shin In Young yakin jika sebenarnya pria ini yang justru dalang dari kasus Cho Kyuhyun. “Kau pikir aku akan mau melakukan kesepakatan gila mu itu?” Shin In Young bertanya sarkastik. “Bermimpilah Kim Jun Su! Sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkan Cho Kyuhyun demi dirimu!”

Kata-kata itu terucap secara teratur dan tenang. Nada dingin dan menusuk pun terdengar jelas dari ucapan Shin In Young. Ia bahkan tak percaya bisa mengatakan kata-kata itu dengan tenang dan penuh keyakinan. Shin In Young mengatakannya secara jujur. Itu bukanlah ledakan emosinya semata. Karna memang ia sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan Cho Kyuhyun –demi apapun.

Lain halnya dengan Kim Jun Su. Pria itu justru tertawa mendengar kata-kata Shin In Young itu. Shin In Young mengernyitkan dahinya menatap pria di hadapannya itu. Pria ini benar-benar gila! Shin In Young mengumpat dalam hati. Kim Jun Su menghentikan tawanya. Ia menatap Shin In Young sejenak, namun detik berikutnya ia sudah mendekap tubuh Shin In Young.

Gerakannya sangat cepat. Bahkan Shin In Young tak menyadari pergerakan pria itu. Kim Jun Su seperti seekor singa yang dengan gesit menangkap mangsanya. Kim Jun Su mendekap tubuh Shin In Young sangat erat. Ia sedikit menyentakkan tubuh Shin In Young menubruk tembok di belakangnya. Matanya berkilat-kilat penuh kemenangan dan juga nafsu.

Seketika itu juga Shin In Young merasakan nafasnya kembali sesak dan ketakutannya kembali mencekamnya. “Kau harus mau Shin In Young. Itu jalan satu-satunya untuk menyelamatkan suamimu.” Kim Jun Su berucap pelan namun dengan nada penuh intimidasinya. Tangan kanannya terulur mengelus pelan pipi Shin In Young.

Elusan pelan dipipinya itu membuat Shin In Young membulatkan kedua matanya. Nafasnya memburu. Wajah Kim Jun Su bahkan terlalu dekat dengan wajahnya saat ini. Shin In Young memberontak. Ia mencoba melepaskan diri dari Kim Jun Su yang menghimpit tubuhnya di tembok. Pria itu sangat kuat, dan tenaganya tak bisa dikalahkan oleh Shin In Young.

“Ah, aku melupakan sesuatu.” Kim Jun Su berujar kembali. Tangan kanannya yang semula mengelus pelan wajah Shin In Young kini turun dan mengelus perut Shin In Young. “Apakah dia tumbuh dengan baik?” Kim Jun Su bertanya pelan dan santai. Namun ancaman terdengar darinya.

Pada saat itu Shin In Young merasakan alarm berbahaya berbunyi nyaring dalam kepalanya. Ia menggelengkan kepalanya. Kim Jun Su itu gila! Pria itu bisa saja berbuat jahat pada dirinya dan bayi dalam kandungannya. “Tidak! Ku mohon, jangan sakiti bayi dalam kandunganku!” Shin In Young berseru –memohon. Ia harus melindungi bayinya dari pria gila ini.

Kim Jun Su menatap Shin In Young dengan seringaiannya yang masih terpasang apik di wajah kerasnya. Ia kembali mengelus pelan dan lembut perut Shin In Young yang terbalut dressnya. “Aku tidak akan menyakiti kalian. Aku hanya ingin mengelusnya dan merasakan kehadirannya.” Ujarnya dengan nada santainya dan kekehan kecilnya.

Tentu saja Shin In Young tidak mempercayai kata-kata Kim Jun Su itu. Pria itu licik dan berbahaya. Shin In Young tak tau apa yang bersemayam dalam otak pria itu. Kim Jun Su masih asik mengelus perutnya. Elusan Kim Jun Su diperutnya itu justru membuat Shin In Young mual. Ia ingin tangan pria itu menjauh darinya.

“Aku rasa cukup untuk hari ini,” ujar Kim Jun Su kemudian. Ia kemudian menatap Shin In Young dan kembali mengelus wajah Shin In Young. Merasa sangat muak dengan kehadiran pria itu, Shin In Young mengalihkan pandangan dan wajahnya. “Selamat beristirahat, dan sampai jumpa lagi. Kau akan jadi milikku, Shin In Young!”

Ia mengatakannya dengan keyakinan penuh. Sebuah seringai kembali terpasang di wajahnya. Kim Jun Su meraih dagunya dan mencium keningnya lama. Shin In Young membulatkan kedua matanya. Pria itu menciumnya. Tidak! Shin In Young tidak terima akan hal itu. Ingin ia menampar Kim Jun Su. Namun pria itu masih menghimpit tubuhnya dan mencekal kedua tangannya.

Detik kemudian Kim Jun Su melepaskan Shin In Young. Ia tersenyum miring menatap Shin In Young yang menatapnya dengan tatapan marah. Ia melangkahkan kakinya meninggalkan apartemen Cho Kyuhyun. Sebuah siulan terdengar sayup-sayup. Setelah kepergian Kim Jun Su, tubuh Shin In Young langsung meluruh. Ia terjatuh duduk di lantai.

Airmatanya berderai tak bisa ia tahan. Tangisannya pecah. Ini bukan hanya tangisan atas sikap kurang ajar dan berani Kim Jun Su yang melecehkannya. Tetapi tangisan ini juga karna memikirkan nasib Cho Kyuhyun. Suaminya itu tersandung kasus penggelapan pajak. Itu semua didalangi oleh Kim Jun Sun, karna obsesi pria itu padanya. Shin In Young tak tau bagaimana membantu suaminya.

Ia menangis. Pikirannya berkecamuk. Shin In Young harus membantu Cho Kyuhyun. Bagaimanapun kasus yang menimpa Cho Kyuhyun disebabkan oleh dirinya. Seketika itu juga ucapan Kim Jun Su terngiang-ngiang di kepalanya. Jika kau mau meninggalkan suami bodohmu itu, dan menjadi milikku, maka aku akan membantu Cho Kyuhyun menyelesaikan kasus ini.

****

Cho Kyuhyun menyunggingkan senyumannya. Ia berjalan dengan langkah mantapnya menelusuri lorong-lorong apartemen. Siang ini ia sudah merencanakan akan makan siang dengan istri tercintainya. Shin In Young. Cho Kyuhyun sudah menelpon dan mengatakan niatannya itu melalui telpon tadi. Dan ia menyuruh istrinya untuk menunggu di apartemen mereka.

Memang seingatnya, ia dan Shin In Young belum pernah makan siang berdua sejak mereka menikah. Mereka pernah makan siang berdua, dan itu hanya 1 kali sebelum mereka menikah. Saat itu keduanya mendiskusikan masalah perjodohan dan pernikahan mereka. Cho Kyuhyun merasa jika itu sudah lama berlalu. Mungkin sekitar satu tahun yang lalu? Ya, benar.

Tangan kanannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Jas berwarna sapphire blue terpasang apik di tubuh tegapnya. Celana berwarna senada menggantung indah di pinggulnya. Penampilannya sungguh sempurna –tanpa cacat sedikitpun. Rambutnya yang berwarna kecoklatan masih tersisir rapi.ia memang tadi sudah merapihkan tampilannya sebelum menjemputnya istrinya.

Kaki panjangnya melangkah menyelusuri lorong. Ia menekan password apartemennya. Cho Kyuhyun memutar knop pintu –guna membukanya. Namun yang ditemuinya suasana apartemennya justru sepi. Ia mengerutkan dahinya. Apakah istrinya belum pulang? Bukankah tadi sewaktu ia menelpon, istrinya mengatakan jika sudah ada di apartemen mereka saat ia datang?

Keningnya mengerut dalam. Kemana Shin In Young? Mungkin istrinya sedang berada di kamar mereka. “Youngie-ya, kau dimana?” Cho Kyuhyun memanggil istrinya.

Ia melangkahkan kakinya, dan langkahnya terhenti kala menyadari jika televisi yang masih menyala. Entah mengapa Cho Kyuhyun merasakan seperti ada yang aneh. Ia merasakan suasana yang begitu janggal di apartemen mereka. Melalui televisi itu menayangkan berita mengenai kasus hukum yang menimpanya. Seketika itu juga tubuh Cho Kyuhyun membeku.

Televisi yang menyala dan siaran berita mengenai kasus hukum yang membelitnya membuat Cho Kyuhyun terpaku. Ia menyadari satu hal. Mungkinkah istrinya melihat berita ini? Cho Kyuhyun langsung membelalakan kedua matanya. Ia lalu mematikan televisi itu dan mencari keberadaan istrinya. Cho Kyuhyun harus menjelaskan perkara ini sebelum terjadi kesalah pahaman.

Shit! Ia mengumpat kesal. Seharusnya berita mengenai kasus hukumnya itu belum tersiar untuk khalayak umum. Ia bahkan sudah membayar mahal untuk menyumpal para pencari berita sialan itu. Kenapa bisa sampai bocor hari ini di media? Sepertinya memang musuh tersembunyinya itu berniat bermain-main dengannya.

Saat ia akan melangkahkan kakinya mencari istrinya di kamar mereka, ia mendengar sayup-sayup suara tangis. Cho Kyuhyun lalu melihat istrinya yang tengah terduduk di lantai sambil menangis. Melihat keadaan istrinya yang menangis seperti itu membuat nafas Cho Kyuhyun tercekat. Dugaannya tadi bekelebat dalam benaknya.

Istrinya menangis. Siaran berita sialan itu sudah cukup membuatnya mengerti dan menyimpulkan keadaan. “Youngie-ya, ada apa? Kenapa kau menangis?” Cho Kyuhyun bertanya dengan nafas beratnya. Ia mendekati istrinya dan mensejajarkan tubuhnya.

Shin In Young menolehkan kepalanya. Ia menatap suaminya yang menatapnya dengan tatapan khawatir. Tanpa diduga, Shin In Young langsung menghambur memeluk suaminya itu. Cho Kyuhyun menegang untuk seperkian detik mendapati reaksi itu. Namun detik berikutnya ia sudah menguasai dirinya dan membalas pelukan istrinya.

“Dia datang. Dia datang kesini. Aku takut.” Shin In Young berujar tak beraturan.

Ujaran Shin In Young itu membuat Cho Kyuhyun kembali mengerutkan dahinya. “Siapa? Dia siapa maksudmu? Ada apa sebenarnya, Youngie-ya?”

Tangis Shin In Young terdengar kembali. Ia memeluk erat suaminya itu dan menggelengkan kepalanya. “Dia datang kesini, Cho Kyuhyun. Dia kesini! Kim Jun Su kesini.”

Mendengar nama itu membuat Cho Kyuhyun mengeram tertahan. Rahangnya mengeras dan ia balas memeluk erat istrinya yang menangis sesegukan. Double shit! Pria itu berani-beraninya memasuki apartemennya dan kembali membuat istrinya ketakutan dan kacau seperti ini. Cho Kyuhyun merasa kecolongan sehingga membuat Kim Jun Su dengan mudah menerobos masuk apartemennya.

Bagaimana bisa pria itu menerobos masuk apartemennya? Cho Kyuhyun kembali mengumpat –untuk yang kesekian kalinya. Sepertinya pengawal-pengawal yang dipekerjakannya dengan mudah sekali dikelabui oleh Kim Jun Su. Apa saja kerja mereka? Menjaga istri dan apartemennya saja tidak becus! Cho Kyuhyun bahkan sudah membayar mahal untuk mereka.

Sepertinya ia harus menemui pengawal-pengawalnya nanti. Kim Jun Su benar-benar pengacau. Cho Kyuhyun benar-benar tak bisa membiarkan Kim Jun Su berkeliaran dengan tenangnya begitu saja. Mengacaukan kehidupan rumah tangganya dan membuat wanita yang dicintainya terus-terusan dalam ketakutan dan traumanya.

“Dia mengatakan, jika aku mau meninggalkanmu dia akan membantumu menyelesaikan kasus hukum yang menimpamu. Apa yang harus kulakukan, Cho Kyuhyun-ssi?”

“Kita tidak akan berpisah. Kau tidak akan meninggalkanku! Demi Tuhan! Aku akan menyelesaikan semuanya. Kau hanya harus percaya dan tetap berada disisiku. Hanya itu.” Cho Kyuhyun melepaskan pelukan mereka. Ia memegang bahu istrinya dan menatapnya lekat.

“Dia berbahaya dan gila. Dia bisa saja menempatkanmu dalam keadaan yang lebih buruk dari ini. Dan itu semua karna ku. Mungkin jika kita berpisah, keadaan akan lebih baik dan kau bisa terbebas dari semua masalah yang disebabkan olehku.” Shin In Young balik menatap Cho Kyuhyun lekat.

Ucapan Shin In Young justru membuat amarah Cho Kyuhyun membara. Ia membulatkan kedua matanya dan menatap penuh amarah pada istrinya. Wanita yang dicintainya. “Aku katakan sekali lagi, Shin In Young! Tidak akan ada perpisahan di antara kita!”

“Cho Kyuhyun-ssi, dengarkan aku. Ini semua demi dirimu. Aku tak bisa membiarkanmu dalam masalah berat karnaku.” Shin In Young meraih kedua tangan Cho Kyuhyun dan menggenggamnya erat.

Tetapi tidak dengan Cho Kyuhyun. Ia menatap istrinya dengan tatapan datar nan dinginnya. Nafasnya memburu. Amarahnya begitu mengejolak. Ia menyetak kasar genggaman istrinya. Cho Kyuhyun bangkit dan membuang wajahnya. Shin In Young menatap suaminya yang berdiri menjulang di hadapannya. Sejujurnya Shin In Young begitu takut saat ini. Cho Kyuhyun marah.

Tidak. Suaminya itu terlihat begitu marah dan berusaha meredam amarahnya di hadapannya. Namun hal itu justru membuat Shin In Young begitu takut. Aura menyeramkan Cho Kyuhyun begitu menguar mendominasi suasana. Namun detik berikutnya –tanpa ia duga, Cho Kyuhyun menarik pergalangan tangannya kasar. Shin In Young langsung tersentak.

Suaminya itu menariknya memasuki kamar mereka. Kedua mata hazel Shin In Young membulat sempurna. Cengkraman Cho Kyuhyun di lengannya begitu kuat dan membuatnya sakit. “Cho Kyuhyun-ssi, lepas! Sakit!” Shin In Young meronta mencoba melepaskan cengkaraman itu.

Rontaan Shin In Young sama sekali tak di pedulikan oleh Cho Kyuhyun. Ia tetap menarik tangan istrinya kuat dan sama sekali tak berniat mengendurkan cengkramannya. Cho Kyuhyun membuka pintu kamar dan kemudian menghempaskan dengan kasar tubuh Shin In Young di ranjang mereka. Ia mengatur nafasnya yang memburu.

“Dengarkan, aku! Tidak akan ada perpisahan, ataupun hal sialan semacam itu!” Cho Kyuhyun berujar datar, dingin dan penuh intimidasi khasnya. Ia menatap istrinya yang tengah menundukkan kepalanya. Cho Kyuhyun tau jika istrinya itu tengah ketakutan karnanya.

Demi Tuhan! Cho Kyuhyun bahkan mati-matian menahan dirinya untuk tidak merengkuh tubuh istrinya. Menenangkannya yang tengah ketakutan karnanya. Namun Cho Kyuhyun terpaksa mengeraskan hatinya. Ia harus melakukannya. Ia memejamkan kedua matanya sejenak. Hanya sejenak, karna setelahnya ia langsung melangkahkan kakinya meninggalkan kamar mereka.

Cho Kyuhyun keluar dari kamar dengan langkah tenangnya. Bahkan tanpa Shin In Young sadari. Tanpa diduga lagi oleh Shin In Young, Cho Kyuhyun menutup pintu kamar mereka dan memutar kuncinya. Shin In Young langsung tersentak begitu mendengar bunyi pintu yang dikunci dari luar. Cho Kyuhyun mengurungnya! Shin In Young langsung menghambur ke pintu.

“Cho Kyuhyun-ssi, buka pintunya! Buka! Dengarkan aku, dulu! Cho Kyuhyun-ssi!” Shin In Young menggedor keras pintu kamar mereka. Ia menggedor dan memukul berkali-kali pintu yang terkunci. Tangannya terasa sakit dan kebas. “Cho Kyuhyun-ssi, kumohon buka. Kau harus mendengarkan penjelasanku.” Shin In Young kembali berujar namun kali ini lebih pelan.

Tubuhnya meluruh jatuh. Airmatanya kembali mengalir di kedua pipinya. Rasanya ada sebuah luka yang tergores di hatinya saat ini. Ia menekuk kedua kakinya dan memeluknya. Wajahnya ia tenggelamkan di sana. Dan jika ingin jujur, Shin In Young tak ingin seperti ini. Ia tak mau meninggalkan Cho Kyuhyun ataupun berpisah.

Shin In Young juga sejujurnya tak ingin berpisah dengan Cho Kyuhyun. Dan saat ini ia sangat takut. Ia takut jika Cho Kyuhyun lah yang justru akan meninggalkannya karna ucapannya barusan. Rasa penyesalan itu langsung menderanya tanpa ampun. Shin In Young menangis sesegukan. Ia semakin erat memeluk dirinya dengan tangisannya yang tak bisa ia hentikan.

Tangisan Shin In Young terdengar hingga ruang televisi. Cho Kyuhyun mendengarnya. Cho Kyuhyun tau jika istrinya itu kembali menangis. Ia ingin memeluk dan menghapus airmata di wajah istrinya, namun ia tak bisa melakukannya. Ia merasa amarah masih sangat menguasai dirinya. Cho Kyuhyun takut jika ia akan menyakiti istrinya jika berada di dalam kamar mereka.

“Maafkan aku, Youngie-ya. Aku harus melakukannya, karna aku tak ingin kehilanganmu.” Ia meremas frustasi rambut kecoklatannya. Ia mengurut pelipisnya. Pikirannya berkecamuk. Begitu banyak permasalahan yang menimpanya dan keluarga kecilnya akhir-akhir ini. Ia yakin jika bisa melewati semuanya. Tetapi jika Shin In Young meninggalkannya, bagaimana ia bisa melewatinya?

****

Pagi hari kembali datang. Hawa dingin terasa menusuk dikarnakan suhu yang menurun dan salju yang semalam kembali turun. Meskipun di awal tahun 2016, dan di pertengahan bulan Januari, salju masih sering turun. Membawa suasana dingin dan butiran-butiran krystal putih yang menutupi jalanan, pepohanan, maupun atap rumah.

Cho Kyuhyun memasuki apartemennya. Ia baru saja kembali dari tempat Lee Hyuk Jae. Menjernihkan pikirannya yang sempat kacau kemarin. Masalah yang membelitnya begitu rumit dan seakan mencekiknya. Ia harus menjernihkan pikirannya dan yang terlintas dalam otaknya hanyalah Lee Hyuk Jae. Hyungnya itu selalu bisa diandalkannya dalam setiap masalah –apapun.

Ya. Dia butuh saran. Cho Kyuhyun butuh saran untuk permasalahan-permasalahan yang membelitnya itu. Setelah menceritakan permasalahannya pada hyungnya itu, ia sedikit merasa lega. Cho Kyuhyun teringat akan istrinya. Ia ingat jika seharian kemarin meninggalkan istrinya dan mengurungnya dalam kamar mereka.

Ia tau jika sikapnya keterlaluan. Cho Kyuhyun buru-buru membuka kunci pintu kamarnya. Ia mengedarkan kepalanya mencari sosok istrinya yang tak terlihat. “Youngie-ya,” Cho Kyuhyun memanggil istrinya pelan.

Kakinya melangkah menyusuri kamar. Langkahnya terhenti ketika melihat tubuh istrinya yang terbaring di lantai samping ranjang mereka. Ia langsung berlari dan menghambur memeluk tubuh istrinya itu. Cho Kyuhyun menggendong tubuh istrinya yang tak sadarkan dirinya. Ia merutuki kebodohannya dalam hati. Tidak seharusnya ia mengurung dan meninggalkan istrinya kemarin!

Direbahkannya tubuh lemas Shin In Young di ranjang mereka. Cho Kyuhyun mendekap erat tubuh istrinya. Ia mengelus dengan penuh sayang dan penyelasan istrinya itu. “Cho Kyuhyun-ssi,” suara Shin In Young terdengar. Cho Kyuhyun menatap istrinya dengan tatapan lembutnya. “Jangan tinggalkan aku lagi. Jangan, kumohon.” Shin In Young memohon dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

“Tentu, sayang. Aku tidak akan meninggalkanmu. Maafkan sikapku kemarin.” Cho Kyuhyun mengecup lama puncak kepala Shin In Young. Menghirup aroma shampoo khas milik istrinya itu yang begitu memabukkannya. Memeluk tubuh ramping nan mungil istrinya yang selalu menjadi pemberinya semangat. Ia berulang kali mengatakan maaf untuk kesalahan dan kebodohannya kemarin. Masalah mungkin membelitnya, namun ia akan menghadapinya semua. Bersama Shin In Young.

ToBeContinue

 

 

 

FF [COMPLICATED YOU] {Chapter 30}

cover complicated love new

Holla~ author come back membawa kelanjutan Complicated Love. Semoga masih pada setia ya menunggu kisah absurb ini 😀 Maaf slow update dikarnakan tugas paper yang membludak di akhir semester #plakabaikan daripada kelamaan cuap-cuap lebih baik langsung author persembahkan “Complicated Love” dengan bangga #plokplokplok

Happy reading~

CHAPTER 30

Lee Hyuk Jae sedang terduduk di ruang kerjanya. Pria itu membaca laporan perkembangan perusahaannya. Sebuah cangkir berisi kopi tergelatk manis di hadapannya. Wajahnya yang rupawan terlihat serius membaca laporan dan berkas-berkas yang diserahkan untuknya. Untuk hal pekerjaan, ia memang selalu serius dan memberikan seluruh perhatiannya.

Baginya pekerjaannya bukanlah sebuah kewajiban atau tanggung jawab. Pekerjaan dan perusahaan yang dijalaninya merupakan sebuah hobbynya. Tempatnya mencurahkan inspirasi maupun semangatnya. Pekerjaannya adalah hal yang selalu membuatnya merasa bersemangat. Ia memang begitu mencintai pekerjaan yang digelutinya.

Pria itu menyesap minumannya –pelan. Matanya beralih pada layar laptop yang terpampang di hadapannya. Sebuah e-mail masuk ke akunnya. Lee Hyuk Jae menghentikan aktifitasnya membaca berkas-berkasnya –sejenak. Ia membaca e-mail masuk itu. Ketika membacanya dahinya berkerut dalam.

Dengan sekejap ia mencurahkan segala perhatiannya pada e-mail masuk itu. Matanya membulat kala membacanya. Kerutan dalam dahinya bertambah dalam. Lee Hyuk Jae kemudian memejamkan kedua matanya. Tangan kanannya tanpa sadar terkepal. Ia memijat keningnya yang mendadak berdenyut. Berita itu begitu mengejutkannya.

CEO CHO Corp tersandung kasus penggelapan pajak. Menyebabkan Negara merugi hingga 3 Triliun won.

Berita itu salah. Tentu saja salah. Cho Kyuhyun tidak mungkin menggelapkan pajak. Selama bekerjasama dan mengenal Cho Kyuhyun, Lee Hyuk Jae tak pernah sekalipun mendapati Cho Kyuhyun berbuat curang dalam hal pajak. Cho Kyuhyun bahkan menurutnya merupakan pebisnis yang lurus meskipun ambisius mengarah workaholic.

Meskipun Cho Kyuhyun pria yang gila bekerja, Lee Hyuk Jae sangat yakin dan percaya jika Cho Kyuhyun tentunya tidak akan mau mengotori tangannya dengan hal-hal curang. Lee Hyuk Jae sangat mengenal Cho Kyuhyun. Selama 15 tahun mengenal Cho Kyuhyun, membuat Lee Hyuk Jae mengetahui secara pasti bagaimana watak pria itu.

Instingnya mengatakan jika ada yang tidak beres terjadi. Ia yakin sekali ini sebuah jebakan dan perbuatan orang lain. Mungkin salah satu saingan bisnis Cho Kyuhyun. Ya, Lee Hyuk Jae sangat yakin itu. Mengingat bagaimana track record Cho Kyuhyun yang begitu mudah dan jenius dalam menjalankan bisnisnya. Tentunya banyak saingan yang dimilikinya.

Segera saja Lee Hyuk Jae berdiri dari duduknya. Ia menyambar jasnya yang berwarna biru navy. Ia mengambil kunci mobilnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Iya ingin bertemu dengan Cho Kyuhyun dan memastikan. Setelah meninggalkan kepada sekretarisnya, Lee Hyuk Jae langsung bergegas menuju kantor Cho Kyuhyun.

Jarak antara kantor mereka memang tak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu 15 menit saja. Lee Hyuk Jae berjalan dengan sedikit tergesa menyusuri lobby kantor CHO Corp. Senyuman manis yang biasanya menghiasi wajahnya, saat itu tak nampak. Lee Hyuk Jae memasang wajah datarnya dan mengangguk formal ketika bertemu orang-orang.

Begitu tiba di depan ruangan Cho Kyuhyun, ia langsung membuka pintu ruangan itu. Ia bahkan mengacuhkan sekretaris Cho Kyuhyun yang berdiri dan memberikan senyuman terbaiknya. Lee Hyuk Jae benar-benar tak memperdulikan orang-orang yang dilewatinya. Fokusnya saat ini adalah mencari Cho Kyuhyun.

“Kyu, kau harus jelaskan maksud berita murahan itu!” Lee Hyuk Jae berseru ketika membuka pintu ruangan Cho Kyuhyun dengan sentakannya.

Cho Kyuhyun yang memang sedang menandatangani berkas-berkas pekerjaannya mendongakkan kepalanya. Ia menatap Lee Hyuk Jae yang sudah berdiri di depan ruangannya. “Ada apa hyung? Tidak bisakah kau tidak membuat keributan di kantorku?” Cho Kyuhyun berujar santai sambil kembali menekuni berkas-berkasnya.

Lee Hyuk Jae menutup pintu di belakangnya. Ia melangkahkan kakinya menuju Cho Kyuhyun. “Bagaimana berita itu bisa beredar?” Lee Hyuk Jae bertanya langsung. Ia menatap Cho Kyuhyun yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya. Tampak sama sekali tak terganggu dengan kedatangannya.

“Berita apa yang kau maksud?” Cho Kyuhyun bertanya acuh.

Pertanyaan balik Cho Kyuhyun membuat Lee Hyuk Jae mendengus kesal. Terkadang ia tak menyukai sifat Cho Kyuhyun yang terlalu datar dan seolah acuh. “Astaga! Apakah kau sama sekali belum mengetahui berita itu atau memang berpura-pura bodoh, huh?” seloroh Lee Hyuk Jae. “Kau dituduh menggelapkan pajak. Perusahaanmu ini tersandung masalah pelik dan kau masih bisa bersikap tenang?”

Senejak Cho Kyuhyun menghentikan aktifitasnya. Ia tersenyum kecil. “Hanya masalah kecil. Aku bisa menyelesaikannya segera. Bukan hal yang perlu dikhawatirkan, hyung.” Cho Kyuhyun menjawab santai. Tidak. Terlalu santai malah.

Ya. Menurut Cho Kyuhyun masalah itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkannya. Ia tidak melakukan hal yang dituduhkan itu. Ia tak pernah dan takkan pernah berminat menggelapkan pajak. Menurutnya melakukan hal rendah seperti itu bukanlah dirinya. Seorang Cho Kyuhyun dibesarkan dalam keluarga yang menjunjung nilai-nilai kedisiplinan dan kejujuran.

Kedua orangtuanya tak pernah mengajarkannya untuk berbuat curang. Ayahnya bahkan tak pernah mengajari maupun melakukan hal-hal curang dan licik dalam menjalankan bisnisnya. Bisnis turun-temurun yang memang diwariskan dari kakeknya. Cho Kyuhyun pun begitu. Ia tak berminat melakukan hal kotor dan curang dalam menjalankan bisnisnya. Itulah sebabnya banyak yang mempercayakan dan bekerja sama dengan CHO Corp. Sejak dulu hingga kini.

Lee Hyuk Jae menatap tajam sosok Cho Kyuhyun yang duduk santai dan menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. Ia menyerah. Lee Hyuk Jae kemudian duduk di kursi depan Cho Kyuhyun. “Apakah Shin In Young sudah mengetahui kabar ini?” tiba-tiba saja Lee Hyuk Jae teringat dengan Shin In Young. Bagaimana wanita itu jika mengetahui kabar ini nantinya?

“Tidak. Dia tidak perlu mengetahui kabar ini.” Cho Kyuhyun kembali menjawab santai. Ia menggelengkan kepalanya. “Ini akan segera berlalu. Aku khawatir jika dia mengetahuinya, justru akan menambah beban pikirannya dan membuatnya semakin stress. Aku tak ingin membuatnya kembali stress, karna itu akan membuat kondisi fisik dan kandungannya menurun.”

Ada gurat kesedihan dan kecemasan dalam sorot mata Cho Kyuhyun. Ia menengadahkan kepalanya. Matanya menerawang. Ia teringat akan istrinya. Shin In Young. Istrinya itu begitu rapuh dan ia harus menjaga dengan baik-baik kondisi fisik maupun psikis istrinya itu. Cukup melihat istrinya itu terkadang harus bermimpi buruk pada malam hari, dan mengkonsumsi pil-pil antidespresan setelahnya.

Memikirkan keadaan istrinya itu membuat Cho Kyuhyun sedih. Ia tak tega melihat penderitaan istrinya. Jika bisa, Cho Kyuhyun ingin sekali menggantikan segala rasa sakit, ketakutan maupun trauma wanita yang dicintainya itu. Ia kembali teringat dengan percakapan mereka malam itu, percakapan dimana Shin In Young mengungkapkan pikirannya dan menangis tersedu dalam pelukannya.

“Apa kau tidak curiga ada seseorang yang sengaja menjebakmu?” Lee Hyuk Jae kembali bertanya. Ia memikirkan spekulasi itu. Dan menurutnya hal itu memang mungkin.

“Mungkin saja,” sahut Cho Kyuhyun sambil menghela nafasnya. “Orang itu mungkin saja sudah merencanakan ini matang-matang. Pekerjaannya sangat rapi, dan aku hampir tidak mengetahuinya.” Kedua bola mata Cho Kyuhyun menajam.

Mendengar jawaban itu membuat dahi Lee Hyuk Jae berkerut. Perkataan Cho Kyuhyun terdengar seperti ia sudah mengetahui siapa pelakunya. “Apa kau mengetahui siapa dalang dibalik semua ini?” Lee Hyuk Jae bertanya ragu.

Cho Kyuhyun menghela nafasnya. Ia menyenderkan kembali kepalanya. “Yah… tidak sulit bagiku mengetahui pelakunya,” ujarnya dengan senyuman miringnya.

“Lalu apa yang akan kau lakukan, selanjutnya?” Lee Hyuk Jae tergelitik oleh rasa ingin tahunya. Ia yakin dan sangat percaya jika Cho Kyuhyun bias menyelesaikan kekacauan ini. Mengingat bagaimana cerdik dan lihainya Cho Kyuhyun.

“Aku akan membiarkannya bersenang-senang dan terlena. Biarkan saja dia melakukan permainannya, dan aku cukup memperhatikannya saat ini. Biarkan si pengacau ini bersenang-senang hingga lengah dan menampakkan dirinya. Kita akan mengetahui segera.” Cho Kyuhyun tersenyum.

Tidak. Jika kalian mengira senyuman Cho Kyuhyun adalah senyuman manis nan hangat yang biasa ia berikan untuk Shin In Young, kalian sama sekali salah. Itu bukanlah senyuman manisnya. Senyuman itu lebih menyerupai sebuah seringaian licik nan kejam yang dimilikinya. Senyuman khas milik Cho Kyuhyun yang menyerupai iblis berparas tampan.

Siapa pun yang melihat senyuman Cho Kyuhyun pastinya akan ketakutan. Senyuman itu seakan mengandung pesan berbahaya. Siap mematikan layaknya bisa seekor ular yang paling mematikan di dunia. Terlebih kilatan berbahaya dalam kedua mata Cho Kyuhyun semakin menambahkan aura kegelapannya. Aura menakutkan milik seorang Cho Kyuhyun.

Kilatan mata dan senyuman Cho Kyuhyun itu membuat Lee Hyuk Jae bergidik ngeri. Ia tau dan kenal betul bagaimana jika seorang Cho Kyuhyun ketika merasa terusik dan marah. Pria itu akan sangat menyeramkan dan mengeluarkan semua aura gelapnya. Cho Kyuhyun pastinya tidak akan pernah membiarkan siapapun mengacaukan kehidupannya.

****

Pagi hari di musim dingin. Salju pertama turun tadi malam. Meninggalkan jejak-jejak gumpalan-gumpalan putih di jalanan. Suhu udara menjadi turun. Memasuki akhir tahun, musim mulai berganti. Kini Seoul sedang dilanda musim dingin. Salju-salju putih siap turun dan menghiasi tiap-tiap sudut jalanan maupun kota. Menggantikan dedaunan yang berjatuhan dan menutupinya.

Suhu udara pagi itu yang menurun membuat sebagian orang enggan beranjak dari ranjang mereka. Memilih berdiam diri di rumah atau kamar mereka dengan menghabiskan waktu sambil menikmati secangkir kopi atau coklat panas. Membaca buku, menonton film ataupun kegiatan yang menyenangkan lainnya yang cocok untuk berdiam diri di rumah.

Sama seperti halnya Shin In Young. Wanita itu masih asik bergelung di balik selimut tebalnya. Suhu udara yang turun membuatnya sedikit enggan beranjak dari ranjangnya. Hari ini kebetulan ia sama sekali tak ada jadwal di luar. Jadwal bimbingannya pun bukan hari. Meski begitu, semalam ia sudah bergadang mengerjakan skripsinya hingga tengah malam.

Sebuah sentuhan lembut terasa di pipinya. Nafas hangat dan beraroma mints menerpa wajahnya yang masih terlelap. “Morning, babe.” Suara khas seorang pria terdengar. Shin In Young mendengarnya. Ia mengenali suara. Sangat.

Namun panggilan itu sama sekali nampak tak menganggunya. Justru sapaan itu terdengar seperti sebuah alunan lembut pengantar tidur. Cho Kyuhyun menatap gemas istrinya yang masih terlelap dengan nyamannya. Istrinya itu sepertinya sama sekali tidak terganggu dengan ulahnya. Sebuah ide melintas di kepalanya. Ia menundukkan kepalanya dan menghadiahi istrinya itu dengan ciumannya.

Tidak. Itu bukanlah sebuah ciuman. Itu lebih tepat disebut sebagai serangan ciuman-ciuman yang diberikan oleh Cho Kyuhyun. Ia mencium setiap sudut wajah istrinya. Menghembuskan nafas hangatnya tepat di hadapan wajah istrinya itu sebelum melumat dengan lembut bibir ranum istrinya itu yang memang selalu menggodanya.

Ciuman itu semula lembut, namun mampu membuat Shin In Young meleguh karnanya. Shin In Young langsung membuka kedua matanya karna serangan ciuman Cho Kyuhyun itu. Kedua mata bulat miliknya terbuka. Ia langsung melihat senyuman miring khas suaminya itu begitu membuka matanya. Baru saja Shin In Young ingin berujar, Cho Kyuhyun kembali membungkamnya.

Cho Kyuhyun langsung menindih tubuh mungil istrinya itu. Ia terus melumat bibir ranum istrinya itu seakan takut kehilangan. Cho Kyuhyun selalu saja mabuk kala melumat bibir ranum istrinya. Rasanya sangat melenakan, memabukan dan lebih nikmat dari semua wine yang pernah dicicipinya. Shin In Young pun terlena dan menikmati lumatan-lumatan Cho Kyuhyun dibibirnya.

Rasanya selalu saja seperti ada ribuan kembang api yang membuncah dan berpendar di perut dan hatinya. Menggelitiknya namun membuatnya merasa bahagia. Tanpa sadar kedua lengannya sudah melingkar dengan sempurna di leher Cho Kyuhyun. Kedua matanya terpejam menikmati dan membalas ciuman Cho Kyuhyun itu.

Sementara itu, Cho Kyuhyun tersenyum senang. Ia menghentikan lumatan bibirnya di bibir istrinya itu. Seketika itu juga Shin In Young membuka kedua kelopak matanya dan merasakan sedikit kehilangan kala Cho Kyuhyun melepaskan ciuman mereka. Ia menatap wajah suaminya itu dengan kedua tangannya yang melingkar belum terlepas dari leher Cho Kyuhyun.

“Ternyata cara itu cukup ampuh untuk membangunkanmu.” Cho Kyuhyun tersenyum geli. Seketika itu juga Shin In Young merasakan kedua pipinya yang menghangat dan pastinya sudah merona karna malu. “Tetapi aku menyukainya,” ucap Cho Kyuhyun lagi.

Shin In Young mengerucutkan bibirnya –lucu. Sepertinya Cho Kyuhyun senang sekali menggodanya dan membuatnya tersipu malu. Suaminya itu sepertinya sudah mulai mengetahui dan menghapal kebiasaannya yang memang mudah sekali tersipu malu. Baru saja ia akan mengeluarkan protesannya, sesuatu seakan mengejolak dalam perutnya.

Membuatnya merasa mual. Shin In Young reflex menutup mulunya dengan sebelah tangannya. Ia lalu langsung berlari kecil menuju kamar mandi. Shin In Young memuntahkan isi perut yang membuatnya mual iitu di wastafel. Hanya cairan berwarna bening saja yang keluar dari mulutnya. Ia terus-menerus memuntahkan isi perut yang membuatnya mual dan seakan mengganjal perutnya.

Melihat istrinya yang langsung berlari ke kamar mandi membuat Cho Kyuhyun mengerutkan dahinya. Sejenak ia berfikir. Namun kesadarannya kembali beberapa detik kemudian. Cho Kyuhyun langsung berlari menyusul istrinya itu menuju kamar mandi. Ia merutuki kebodohannya tadi yang melupakan suatu fakta penting.

Istrinya itu sedang hamil. Dan pagi ini Shin In Young mengalami morningsicknya. Cho Kyuhyun melihat Shin In Young yang tengah setengah berjongkok di wastafel. Istrinya itu masih memuntah sesuatu cairan berwarna bening. Cho Kyuhyun langsung mengulurkan tangan kanannya dan memijat tengkuk Shin In Young lembuat. Membuat gerakan pijat yang mampu mengurangi rasa mual.

Pijatan lembut Cho Kyuhyun di tengkuknya itu, membuat Shin In Young merasa nyaman dan lebih baikan. Ia mencuci mulutnya dengan air kemudian. Cho Kyuhyun membenarkan anak rambut milik Shin In Young yang menghalau wajah cantiknya. Wajah Shin In Young kini terlihat pucat dan lemas. Cho Kyuhyun mengelus wajah itu dengan lembut dan membersihkannya.

Setelah ia membersihkan wajah istrinya, Cho Kyuhyun langsung menggendong tubuh istrinya itu bridal style. Shin In Young menurut. Sama sekali tak menolak atau protes seperti biasanya. Ia malah menyenderkan kepalanya lemas di dada bidang milik Cho Kyuhyun yang membuatnya nyaman. Kedua tangannya juga kembali melingkar sempurna di lekukan leher Cho Kyuhyun.

Pria itu kemudian membaringkan dengan lembut tubuh istrinya di ranjang. Cho Kyuhyun membenarkan letak bantal sebagai alas kepala. Ia menyelimuti tubuh istrinya itu dengan selimut tebal. “Apa kau merasa pusing?” Cho Kyuhyun bertanya pelan. Ia duduk di pinggir ranjang.

Mengangguk lemah, “ini biasa terjadi.” Shin In Young menjawab pelan.

“Apa sebaiknya kita ke dokter? Memeriksakan pada dokter?” Cho Kyuhyun kembali bertanya. Nada khawatir itu terdengar jelas tanpa perlu ia tutupi.

Ajakan Cho Kyuhyun itu dijawab dengan gelengan kecil. “Tidak perlu. Aku tidak apa. Sebentar lagi akan hilang.” Shin In Young menjawab pelan. Ia tersenyum simpul.

Jawaban istrinya itu sama sekali tak membuat rasa khawatirnya menghilang. Cho Kyuhyun tentunya sangat mengkhawatirkan keadaan istrinya itu. Terlebih wajahnya kini terlihat pucat dan lemah. “Kau sangat pucat. Aku takut terjadi hal buruk padamu. Lebih baik kita periksakan pada dokter untuk mencegah hal buruk.” Cho Kyuhyun berujar sambil menggenggam jemari istrinya.

Perkataan Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young mau tak mau tersenyum geli. Ia ingin tertawa kecil melihat reaksi seorang Cho Kyuhyun yang seperti paranoid. “Aku tidak apa-apa. Sungguh.” Shin In Young berujar. “Semua wanita hamil mengalami hal yang sama dengan ku. Morningsick. Ini merupakan sebuah kehormatan bagi wanita ketika mengalaminya.”

Senyuman lembut dan tatapan mata itu seakan berusaha meyakinkan Cho Kyuhyun. Morningsick. Ya, itu memang hal yang wajar dan biasa dialami oleh wanita hamil selama periode awal kehamilan. Sejujurnya, jika bisa Cho Kyuhyun ingin morningsick sialan itu tidak ada. Ia tak tega jika harus melihat istri yang dicintainya itu mengalami morningsick setiap hari.

“Tidak apa. Aku baik-baik saja,” Shin In Young kembali berujar meyakinkan. “Maukah kau memeluk ku?” Shin In Young bertanya dan menampilkan senyuman lembutnya.

Tak perlu berfikir lama. Cho Kyuhyun langsung berbaring di samping istrinya dan memeluknya erat. Ia menenggelamkan wajah istrinya itu di dada bidangnya. Tangan kanan Cho Kyuhyun melingkari pinggang istrinya –posesif. Sedangkan tangan kirinya bertugas mengelus lembut rambut coklat panjang istrinya itu. Berusaha memberikan kenyamanan untuk Shin In Young.

“Sudah pernahkah aku bilang, jika aku menyukai wangi tubuhmu?” Shin In Young bertanya lagi.

Sebuah senyuman geli tergambar di wajah Cho Kyuhyun. “Ya. Kau pernah mengatakannya saat kita berdansa.” Cho Kyuhyun menjawab santai dengan kekehannya. “Dan aku mengatakan. Kau selalu bisa menikmati aroma tubuhku ini, kapanpun kau mau.”

Kali ini gantian Shin In Young yang terkekeh pelan. Ia mendengarkan detak jantung Cho Kyuhyun yang berdetak kencang namun entah mengapa terdengar indah di telinganya. “Dan aku menyukai pelukanmu. Kau selalu membuatku nyaman kala memelukku.” Shin In Young kembali berujar.

Rasanya mendengar ucapan Shin In Young membuatnya begitu bahagia tak terkira. “Hanya kau yang berhak mendapatkan pelukan dan sentuhan mesra dariku, sayang.” Cho Kyuhyun berujar sensual. Menggelitik telinga Shin In Young.

“Cho Kyuhyun-ssi?” Shin In Young kemudian mendongakkan kepalanya. Ia menatap Cho Kyuhyun yang tengah menatapnya juga dan menaikkan sebelah alisnya. “Eumm.. Apakah aku boleh mengunjungi kedua orangtuaku di Busan?” tanyanya lagi dengan sorot mata polosnya.

Tatapan mata Shin In Young itu menggelitik Cho Kyuhyun. Wajah istrinya itu terlihat sekali memohon dan polos seperti gadis kecil yang meminta dibelikan permen kapas. Sesaat Cho Kyuhyun ingin tertawa geli. Bukan menertawakan istrinya. Ia sedikit geli mendengar pertanyaan istrinya itu. Apakah Shin In Young mengira ia akan menjauhkan istrinya itu dari kedua orangtuanya.

Oh, astaga! Rupanya istrinya itu salah paham. Tetapi tetap saja terlihat lucu dan menggemaskan dimatanya. Cho Kyuhyun berdeham sebentar. Ia mengelus pelan wajah Shin In Young yang kini mulai membaik. Raut pucat itu mulai memudar. Tergantikan dengan raut wajah polos yang menggemaskan. Membuat Cho Kyuhyun menggilainya.

“Kau berfikir aku akan melarangmu bertemu kedua orangtuamu?” Cho Kyuhyun bertanya jenaka. Shin In Young tampak berfikir sejenak kemudian menggeleng pelan. Cho Kyuhyun tertawa karnanya. “Tentu saja aku mengijinkannya. Kau boleh menemui mereka kapan pun. Selama itu tidak membuatmu kelelahan dan mengganggu jadwalmu.”

Seketika itu juga Shin In Young merasa bersyukur. Ia bersyukur dan merasa beruntung menikah dengan Cho Kyuhyun. Suaminya itu sangat mengerti dan memahaminya. Selalu berusaha menjadikannya prioritas utamanya. Memanjakannya dan bahkan memberikan kehangatan dan kenyaman untuknya. Membuatnya merasa menjadi wanita yang paling beruntung.

“Kau menginjinkan ku?” Shin In Young bertanya. Lebih tepatnya mengulangi ucapan Cho Kyuhyun yang didengarnya tadi.

Lagi-lagi Cho Kyuhyun tersenyum geli. Ia mengacak pelan rambut istrinya itu gemas. “Tentu saja. Aku tidak pernah melarangmu menemui kedua orangtuamu. Mereka juga sudah menjadi orangtuaku, Shin In Young.” Cho Kyuhyun mengecup lama puncak kepala istrinya. “Kita akan menemui kedua orangtuamu nanti siang. Sekarang kau beristirahat sebentar. Aku yang akan menyiapkan keperluan kita.” Cho Kyuhyun berujar kembali.

Shin In Young menatap suaminya lekat. Ia betul-betul beruntung menikah dengan seorang Cho Kyuhyun. Alih-alih Shin In Young mencium bibir Cho Kyuhyun lembut. Ia menatap suaminya itu yang sedikit terkejut karna ulahnya itu. “Terimakasih,” ujarnya singkat nan tulus.

****

Ruang tamu rumah kedua orangtua Shin In Young kali ini terasa berbeda. Terdengar celotehan dan tawa riang yang berasal dari Shin In Young. Ya, wanita itu selalu saja membawa kebahagiaan dan keceriaan ke dalam rumah yang sejak kecil ditinggalinya itu. Jika biasanya hanya Tuan dan Nyonya Shin yang berada di rumah, kali ini tidak.

Malam itu Shin In Young dating berkunjung dengan ditemani suaminya. Cho Kyuhyun. Keceriaan khas Shin In Young mewarnai rumah yang semula sepi karna ditinggalkan olehnya. Memang sudah beberapa bulan berlalu sejak ia mengunjungi rumah kedua orangtuanya itu. Terakhir kali adalah saat pernikahannya dengan Cho Kyuhyun. Setelah itu ia sama sekali belum mengunjungi kedua orangtuanya.

Ada kerinduan dan kehangatan dalam keluarga itu. Meski keluarga kecil, namun mereka saling menyayangi dan mencintai. Sebuah keluarga yang selalu memberikannya kehangatan dan menjadi sandarannya dalam segala hal. Sebuah rumah sederhana yang selalu memberikan kehangatan dan kenyaman ketika ia kembali. Selalu menjadi tempat ternyamannya.

Cho Kyuhyun memperhatikan istrinya yang tengah asik berbincang dengan Ibunya –Nyonya Shin. Istrinya itu sesekali terlihat tertawa kecil dengan terus berceloteh lucu. Cho Kyuhyun tak tau pasti apa yang tengah diperbincang Ibu dan anak itu. Tetapi melihatnya membuat perasaan Cho Kyuhyun menjadi menghangat dan senang.

Jika Shin In Young tengah asik mengobrol dengan Ibunya di dapur, berbeda dengan Cho Kyuhyun. Pria itu kini tengah duduk di ruang keluarga dengan ayah mertuanya –Tuan Shin. Ayah mertuanya itu meskipun sudah mulai tua tetapi masih terlihat bugar. Tak jauh berbeda dengan ayahnya. Tuan Shin mengajaknya minum dan mengobrol.

Ia menuangkan soju ke dalam gelas ayah mertuanya dengan sopan. Tuan Shin menerima dengan tersenyum lembut. “Apakah putri ku merepotkanmu?” tuan Shin bertanya kemudian setelah bercakap-cakap hal lain.

Animida, abonim. Shin In Young sama sekali tak merepotkan.” Cho Kyuhyun menjawab sopan. Ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum ramah. Ia menjawabnya dengan jujur. Shin In Young sama sekali tak merepotkannya. Tidak pernah ia merasa direpotkan dengan Shin In Young.

Tuan Shin tertawa renyah. Ia menganggukan kepalanya. “Terimakasih sudah menjaganya dengan baik. Aku mempercayakan putri ku sepenuhnya padamu.”

“Tidak perlu berterimakasih, abonim.” Cho Kyuhyun menjawab. “Itu merupakan tugasku. Aku akan menjaganya dengan segenap diriku. Justru aku yang ingin berterimakasih, karna telah mempercayakan putri mu untuk menikah dan hidup denganku.” Cho Kyuhyun merendah.

Kembali Tuan Shin menganggukan kepalanya. Ia memang yakin dan percaya sejak awal jika keputusannya menikahkan putrinya –Shin In Young, dengan Cho Kyuhyun tepat. Cho Kyuhyun pria yang tepat dan cocok untuk mendampingi putrinya. Mereka saling melengkapi dalam kehidupan dan kepribadian mereka.

“Putri ku mungkin terlihat seperti gadis yang tegar. Ia selalu menampakkan wajah tersenyum dan cerianya kepada siapapun. Tidak pernah dia mau menunjukkan kesedihan maupun bebannya. Aku mengetahuinya. Aku mengetahui betul bagaimana putri ku sebenarnya.” Tuan Shin menghela nafasnya sejenak. Matanya menatap lurus ke arah putrinya yang sedang berbincang di dapur.

Cho Kyuhyun mengikuti arah pandangan ayah mertuanya. “Dia selalu menyembunyikan kesedihan dan bebannya untuk dirinya sendiri. Tak banyak orang yang bisa mengerti akan isi hatinya. Kepada kami dia jarang melimpahkan kesedihan dan bebannya. Putri ku itu melakukannya karna tak ingin membebani kami –orangtuanya. Hal itu terkadang membuatku sedih.”

Kali ini Cho Kyuhyun menatap ayah mertuanya. Ia melihat ada gurat kesedihan tergambar di wajah tuanya. “Dia putri kecilku satu-satunya. Permata hatiku. Ketika mengetahui ia menyembunyikan kesedihan dan bebannya dari kami, aku selalu merasa gagal menjadi seorang ayah. Aku tak bisa mengetahui dan memahami apa yang dialami putriku.

Meski begitu, dia sangat penurut. Aku tau berat baginya di awal untuk menerima perjodohan dan menikah dengan mu. Aku mengetahui itu. Tetapi putriku sama sekali tak menolaknya. Ia bahkan sama sekali tidak menentang keinginan kami. Dia menerimanya dengan ikhlas, membuat hatiku sedikit berat melepaskannya.”

Kini tatapan Tuan Shin teralih pada Cho Kyuhyun. “Aku percaya kau bisa membahagiakan putri ku. Menjaga, menyayangi dan mencintainya sepenuh hatimu. Meneruskan tugasku untuk berada di sisinya, mendengarkan keluh kesahnya. Menjadi tempat untuknya bersandar dari segala kesedihan terpendamnya. Aku percayakan hal itu padamu, nak.”

Mendengar penuturan ayah mertuanya itu membuat tenggorokan Cho Kyuhyun tercekat. Sebegitu besar ayah mertuanya itu mempercayakan putrinya –Shin In Young, padanya. Hal itu sama sekali tidaklah memberatkan Cho Kyuhyun. Sebaliknya. Cho Kyuhyun justru bersyukur mendapatkan kepercayaan dan amanah yang begitu besar untuk menjaga wanita yang begitu dicintainya.

“Terimakasih untuk segala kepercayaan yang telah abonim berikan. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakan abonim. Karna kebahagiaan Shin In Young adalah prioritasku.” Cho Kyuhyun berujar lugas. Ia menundukkan kepalanya dan melihat tatapan lembut dan senyuman ramah dari ayah mertuanya itu. Ucapan itu adalah janjinya. Janji yang akan dia jaga hingga kapanpun.

****

Na Yoon Jung membenarkan pakaiannya yang sebenarnya sudah rapi. Ia hari ini mempunyai janji temu dengan salah satu client barunya. Gadis itu kemarin mendapatkan tawaran untuk menangani salah satu kasus yang menyeret chaebol pemilik kerajaan bisnis terbesar se-Korea Selatan dan Jepang. Begitu mendapatkan tawaran itu, tentu saja ia merasa tertantang.

Gadis itu menggunakan blazer berlengan pendek warna baby pink. Blouse berwarna hitam dia jadikan sebagai paduan blazer yang digunakannya. Rok lurus berwarna senada dengan blouse yang digunakannya tergantung indah di pinggangnya. Anggun dan simple. Begitulah kesan yang tercipta dari penampilan seorang Na Yoon Jung.

Pekerjaannya sebagai pengacara menuntutnya untuk berpenampilan menarik dan anggun. Na Yoon Jung menenteng berkas-berkas yang diperlukannya. Ia berjalan dengan langkah anggunnya memasuki sebuah caffe. Ya, client barunya itu memang mengajak bertemu di caffe. Mungkin clientnya itu menginginkan suasana yang sedikit santai nanti dan mengurangi ketegangan.

Kaki jenjangnya berjalan dengan anggunnya memasuki caffe. The Four Seasons. Begitu nama caffe itu yang diingatnya. Setelah memasuki caffe dan mendapatkan sapaan ramah dari pelayannya, Na Yoon Jung duduk di bangku yang memang sudah dipesan sebelumnya oleh clientnya. Sepertinya clientnya itu belum tiba. Terbukti meja yang dipesan masih kosong.

Sambil menunggu clientnya itu datang, Na Yoon Jung meletakkan tasnya dan membuka tabletnya. Ia mengecek beberapa e-mail yang masuk ke dalam akunnya. Beberapa berisi ucapan terimakasih atas bantuannya dalam memenangkan kasus-kasus yang sudah ditanganinya. Ya, meskipun terbilang masih sangat baru memulai karirnya itu di Korea Selatan namun jangan meragukan kemampuannya.

Pengalamannya bekerja di tanah kelahirannya sendiri memang baru di mulainya. Namun jauh sebelumnya, ia sudah memulai karir menjadi Pengacara itu sejak 3 tahun yang lalu. Tepatnya di Paris. Tempatnya juga menyelesaikan pendidikan masternya. 3 tahun lamanya ia memang menjalani karirnya di Paris sembari menamatkan gelar masternya.

Dan setelah 3 tahun berkelana di negera orang, Na Yoon Jung tentu saja ingin mengaplikasikan ilmunya itu di tanah kelahirannya sendiri. Korea Selatan. Tidak sulit baginya untuk memulai kembali karirnya di Korea Selatan. Terbukti sudah banyak kasus yang berhasil ia menangkan untuk para client-clientnya itu. Ia juga tak pernah memilih client.

Baginya semua sama. Semua orang berhak mendapatkan keadilan dan hak yang sama di depan hukum. Sebenarnya client yang selama ini ditanganinya lebih banyak berasal dari kalangan kelas menengah dan bawah. Kaum-kaum yang terpinggirkan oleh penguasa-penguasa licik. Na Yoon Jung bahkan tidak pernah mematok tarif yang memberatkan untuk para clientnya.

Pernah ia sama sekali tak menerima uang dari clientnya. Itu terjadi 1 bulan yang lalu. Saat itu ia membantu sebuah keluarga miskin untuk mendapatkan keadilan. Hatinya tentu saja tersentuh, itu sebabnya ia bertekat membantu keluarga itu tanpa menarik sepeserpun. Baginya bias membantu memenangkan kasus sengketa itu saja sudah membuatnya bahagia.

Ketika Na Yoon Jung masih asik membuka akun e-mailnya, ia tidak menyadari bahwa clientnya itu sudah tiba. Ia masih membaca e-mail masuk untuknya. Hingga sebuah dehaman dan sapaan terdengar kemudian. Gadis itu langsung mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara dehaman pelan itu dan berdiri secara refleks.

“Apakah anda sudah lama menunggu?” Tanya seorang pria dengan style sempurnanya.

Na Yoon Jung tersenyum simpul dan menggeleng. “Tidak terlalu. Aku baru saja tiba beberapa menit yang lalu,” balasnya ramah. “Silahkan duduk.” Na Yoon Jung yang tadi berdiri mempersilahkan clientnya itu untuk duduk.

“Aku tidak menyangka ternyata kau pengacara yang direkomendasikan oleh Hyuk Jae hyung.” Pria itu yang tak lain adalah Cho Kyuhyun berujar. Ia berdeham pelan sebelumnya.

Ucapan Cho Kyuhyun itu membuat Na Yoon Jung mengerutkan dahinya. Ia menatap Cho Kyuhyun dengan menaikan sebelah alisnya. “Aku pun baru mengetahui bahwa client baru ku ternyata anda.” Ujarnya dengan nada santainya. Sepertinya Na Yoon Jung sama sekali tak terintimidasi oleh aura seorang Cho Kyuhyun. “Meskipun aku wanita dan baru memulai karirku, tetapi jangan meremehkan kemampuan ku.” Na Yoon Jung berujar lagi.

Cho Kyuhyun tersenyum miring mendengar nada bicara gadis di hadapannya. “Tidak sedikitpun,” sahut Cho Kyuhyun. “Aku bahkan sama sekali tidak meremehkan kemampuan mu.” Na Yoon Jung mengendikkan bahunya –santai.

“Baiklah, Tuan Cho. Jadi, bisakah kita memulai rapat kita kali ini? Aku ingin mendengar permasalahan apa yang menimpa perusahaanmu?” Na Yoon Jung memulai rapat mereka. Ia menatap serius Cho Kyuhyun yang duduk di hadapannya.

Mulai lah mengalir cerita Cho Kyuhyun. Bagaimana dirinya dan perusahaannya di tuduh telah menggelapkan pajak dan menyebabkan Negara merugi hingga triliunan won. Berikut kecurigaannya dan hyungnya itu mengenai adanya pihak yang sengaja mencoba menjebaknya. Serta kemungkinan besar beberapa staffnya yang terlibat berniat menjatuhkannya.

Na Yoon Jung memperhatikan dengan seksama cerita dan pemaparan Cho Kyuhyun. Ia melihat meskipun wajah pria itu tampak datar dan nada bicaranya santai, namun tatapan pria itu terasa membara. Seperti ada kobaran api besar di balik manik mata tajam itu. Kobaran api itu meski samar terlihat, namun Na Yoon Jung mampu melihatnya.

“Baiklah, aku mengerti.” Na Yoon Jung menghela nafasnya kala selesai mendengarkan paparan yang diberikan oleh Cho Kyuhyun. “Aku akan membantu mu. Kita akan memulai penyelidikan secara sembunyi-sembunyi untuk internal perusahaanmu. Jika memang seperti yang kau curigakan, maka pastinya ada beberapa penyusup atau pengkhianat. Kita akan memancing mereka keluar.”

Keduanya terdiam sejenak. Cho Kyuhyun menyesap minumannya. Ia menatap gadis yang tengah sibuk mencatat di tabletnya. “Terimakasih atas bantuanmu waktu itu.” Cho Kyuhyun berujar kemudian. Na Yoon Jung yang tidak mengerti maksud ucapan Cho Kyuhyun hanya menatap pria itu sambil mengerutkan dahinya. “Terimakasih sudah memberitahukan penculikan itu dan membantuku menyelamatkan Shin In Young. Shin In Young sempat menitip salam untukmu.”

Penjelasan Cho Kyuhyun itu membantu Na Yoon Jung mengerti maksud ucapannya. Ia menganggukan kepalanya –pelan. “Bukan apa. Aku hanya kebetulan saksi mata pada waktu itu.” Na Yoon Jung menjawab santai. “Ah ya. Bagaimana sekarang keadaan Shin In Young?” kali ini gantian Na Yoon Jung yang bertanya. Ia terlihat antusias saat menanyakannya.

“Kondisinya sangat baik,” sahut Cho Kyuhyun santai.

Saat itu juga Na Yoon Jung merasa lega. Ia memang sempat mengkhawatirkan kondisi Shin In Young pasca kejadian buruk yang menimpanya itu. “Apakah Shin In Young mengetahui kasusmu ini?” Na Yoon Jung bertanya setengah penasaran.

“Tidak,” sahut Cho Kyuhyun. “Dia tidak mengetahui dan tidak perlu mengetahui permasalahan ini.” Cho Kyuhyun menambahkan kemudian.

Jawaban Cho Kyuhyun itu membuat Na Yoon Jung kembali mengerutkan dahinya. “Kau belum memberitahukannya? Kenapa begitu?”

Pertanyaan itu membuat Cho Kyuhyun menghela nafasnya. Ia menengadahkan kepalanya. “Aku tidak ingin menambah pikirannya. Itu akan berakibat buruk untuk perkembangan janin dalam kandungannya.” Cho Kyuhyun berujar pelan. Sebuah senyuman kecil tergambar.

Kontan saja Na Yoon Jung membulatkan kedua matanya mendengar penuturan Cho Kyuhyun. “Shin In Young hamil?” gumamnya. “Maksumu Shin In Young sedang mengandung anak kalian?” Na Yoon Jung bertanya setengah terkejut. Terkejut bukan karena apa.

“Ya. Dia sedang mengandung anak kami.” Cho Kyuhyun menjawab santai. “Usia kandungannya masih muda. Minggu ini memasuki minggu ke 10. Kami baru mengetahuinya setelah dia sadar di rumah sakit sewaktu itu.”

“Oh, astaga!” Na Yoon Jung memekik sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. “Selamat, aku turut bahagia mendengarnya.” Na Yoon Jung berujar bahagia. Ia tersenyum lebar sambil menjabat tangan Cho Kyuhyun. Rasa terkejutnya dikarenakan ia ikut bahagia mendengar kabar kehamilan Shin In Young.

Ya, sepertinya memang banyak pihak yang ikut bahagia mendengar berita kehamilan Shin In Young. Cho Kyuhyun menerima jabat tangan itu dan tersenyum simpul. Ia langsung teringat istrinya yang mungkin tengah menunggunya di apartemen mereka.

ToBeContinue~

FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 29]

cover complicated love new

Holla, annyeong! author come back! Adakah yang masih setia menanti kelanjutan Ff ini? Setelah sekian lama akhirnya bisa update kembali ^^v Tanpa banyak cuap-cuap, author langsung persembahkan “Complicated Love chapter 29” Selamat menikmati 😀

psstt: typo yang suka bertebaran dan feel yang semrawut

Happy reading!

CHAPTER 29

Siang itu suasana caffe di dekat Seoul National terlihat cukup ramai. Banyak mahasiswa yang mampir dan menghabiskan sebagian waktu mereka disana. Sekedar melepas penat setelah berkutat dengan berbagai teori dan praktek di bangku perkuliahan, atau hanya sekedar menghabiskan waktu menunggu jadwal bertemu dengan Dosen atau Professor.

Sama seperti halnya Shin In Young. Ia saat ini tengah berada dalam caffe dan menikmati moccachino kesukaannya. Hari ini kebetulan ia tidak mempunyai jadwal perkuliahan. Hanya saja hari ini ia harus bertemu dengan salah satu Dosen Pembimbingnya untuk berdiskusi membahas usulan skripsi yang akan diajukannya.

Jadwal bimbingannya seharusnya dimulai sejak dua minggu yang lalu. Namun karna Cho Kyuhyun yang tidak mengijinkannya untuk beraktifitas selama dua minggu, membuatnya terpaksa harus menunda bimbingannya itu. Hal itu juga didasarkan karna Cho Kyuhyun berpendapat bahwa ia butuh istirahat total setelah kejadian penculikan dan berita kehamilannya yang disampaikan oleh dokter 2 minggu yang lalu.

Oleh karna pertimbangan dan saran dari dokter pula menyebabkan Shin In Young mau tak mau menerimanya. Selama dua minggu itu, Cho Kyuhyun benar-benar tak memperbolehkannya beraktifitas. Cho Kyuhyun bahkan seperti mengurungnya selama dua minggu itu di dalam apartemen. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Shin In Young yang kesal dan bosan selama dua minggu itu.

Pagi tadi pun saat ia akan berangkat menuju kampusnya, Shin In Young harus mendengarkan beberapa dumalan dari Cho Kyuhyun. Suaminya itu terkadang bisa sangat cerewet dan rewel dengan tingkah over protectivenya. Sejujurnya Shin In Young senang, karna itu artinya Cho Kyuhyun peduli padanya dan janin dalam kandungannya.

Hanya saja jika Cho Kyuhyun sedang dalam keadaan cerewet dan rewel, pria itu akan terus mengoceh dan susah sekali berhenti berbicara. Ada saja hal kecil yang dikritiknya. Membuat Shin In Young beberapa kali harus mengelus dadanya –sabar, dan lebih mengeluarkan kesabarannya yang ekstra untuk menghadapi ocehan Cho Kyuhyun itu.

Seperti hal nya tadi pagi. Saat ia sudah rapi dan siap untuk berangkat, Cho Kyuhyun justru mengajaknya berdebat dulu. Suaminya itu memprotes pakaiannya yang menurut Cho Kyuhyun tidak layak untuk digunakan. Padahal yang digunakan Shin In Young tadi pagi hanya sebuah dress berlengan panjang berwarna cream dengan panjang selutut.

Cho Kyuhyun berpendapat bahwa dress yang dipakainya itu terlalu minum. Menampilkan lekuk tubuhnya. Mengundang perhatian pria hidung belang yang bisa menggodanya. Geez! Demi Tuhan, Cho Kyuhyun terlalu berlebihan. Dress yang dipakainya itu masih cukup sopan tanpa mengundang nafsu dan perhatian pria untuk menggodanya.

Keterlaluan sekali! Shin In Young terpaksa harus mengganti bajunya. Saat ia sudah mengganti dress yang sebelumnya akan digunakan dengan kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana jeans berwarna abu-abu, lagi-lagi Cho Kyuhyun memprotesnya. Kali itu suaminya berdalih bahwa menggunakan jeans bisa menekan janin yang dikandungnya.

Hal itu akan membahayakan janin dalam kandungannya. Cho Kyuhyun tentu saja menyuruhnya mengganti baju lagi. Shin In Young mendesah frustasi. Jika ia tidak boleh menggunakan dress atau jeans untuk pergi ke kampusnya, lalu ia harus menggunakan apa? Baju tidur? Bikini? Atau lingeri? Astaga!

Setelah perdebatan yang cukup alot -yang akhirnya dimenangkan oleh Shin In Young, Cho Kyuhyun akhirnya mengalah. Ia membiarkan –dengan terpaksa, istrinya itu menggunakan celana jeans yang memang sudah rapi digunakannya itu. Shin In Young bersikukuh bahwa ia baik-baik saja, dan kandungannya tidak akan bermasalah hanya karna celana jeans.

Dan begitulah akhirnya perdebatan kecil sebagai bumbu pernikahan keduanya berakhir. Shin In Young tau jika Cho Kyuhyun peduli padanya dan janinnya, meski cara yang suaminya itu ekspresikan dengan kurang tepatnya –menurutnya. Mengingat perdebatannya tadi pagi dengan Cho Kyuhyun membuat Shin In Young tersenyum sendiri.

Ia bahkan tidak menyadari akan kehadiran Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun. “Ada apa dengan bocah itu? Kenapa dia tersenyum sendiri?” Oh Sehun bertanya pada Hong Yoo Kyung pelan, namun masih sanggup didengar oleh Shin In Young.

“Entahlah. Mungkin dia sedang memikirkan suaminya itu.” Hong Yoo Kyung mengendikkan bahunya acuh.

Shin In Young yang mendengarkan obrolan kedua sahabatnya itu memejamkan matanya sejenak. Ketika ia membuka kedua matanya, ia tersenyum aneh pada kedua sahabatnya itu. “Terimakasih atas perhatian dan analisa konyol kalian.” Shin In Young berujar sarkastik.

“Wow! Jangan memasang wajah dingin itu, Youngie-ya. Pengunjung yang lain akan takut melihatnya,” ledek Oh Sehun dengan kekehannya. Sayangnya ledekan itu berbuah lemparan bolpoint yang mendarat di keningnya. “YAK! Appo! Apa kau tidak bisa berhenti menganiyayaku, huh?” Oh Sehun bertanya kesal sambil mengusap keningnya.

Gezz! Bocah ini selalu saja berlebihan,” cibir Shin In Young dengan senyuman miringnya. “Itu bukan sebuah penganiyayan, bodoh!” cibirnya kembali dan menyesap minumannya yang sudah tinggal setengah.

“Lain kali akan kulaporkan kau pada polisi. Atas tuduhan kekerasan.” Oh Sehun membalas dan masih berpura-pura mengusap dahinya. Omongan Oh Sehun itu justru ditanggapi acuh oleh Shin In Young. “Aku penasaran bagaimana Cho Kyuhyun-ssi menjinakkan bocah ini dengan segala sifat premanismenya itu.” Oh Sehun kali ini gantian mencibir.

YAK! Oh Sehun, kau benar-benar mencari masalah denganku!” Shin In Young sudah akan bersiap-siap melemparkan buku bacaannya yang tebal pada Oh Sehun namun dengan cepat Hong Yoo Kyung menangkapnya.

YAK! Geumanhae!” seru Hong Yoo Kyung kesal. “Apa kalian berdua tidak bisa tidak bertengkar di tempat umum, huh?” ujarnya lagi –masih kesal. Ia mencoba melerai pertengkaran kecil antara Shin In Young dan Oh Sehun –kekasihnya.

Sebenarnya antara Shin In Young dan Oh Sehun memang sering kali beradu pendapat yang ujungnya menimbulkan pertengkaran bagi keduanya. Namun hanya sementara. Karna baik Shin In Young maupun Oh Sehun tidak akan betah berlama-lama bertengkar. Keduanya mudah bertengkar namun mudah juga untuk berbaikan. Dan Hong Yoo Kyung lah penengahnya.

Memang Hong Yoo Kyung selalu menjadi penengah jika Shin In Young dan Oh Sehun bertengkar. Ia bahkan seringkali bingung menghadapi dua makhluk bersifat bocah itu. Meski sering bertengkar, namun keduanya saling menyayangi layaknya keluarga. Shin In Young, Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun sudah bersahabat 3 tahun. Meski begitu ketiganya sangatlah dekat dan sudah seperti keluarga. Saling berbagi suka maupun duka.

Chagiya. Bukan aku yang memulainya. Bocah ini yang memulai dengan melempari dahi ku terlebih dahulu. Lihatlah ini!” Oh Sehun mengadu –manja, pada Hong Yoo Kyung dengan memperlihatkan dahinya yang sebenarnya tidak kenapa-kenapa.

“Cih! Alasan,” cicir Shin In Young –lagi.

Hong Yoo Kyung memutar kedua bola matanya. Ia selalu saja harus rela menjadi penonton atas pertengkaran Shin In Young dan Oh Sehun. Sebenarnya keduanya sama-sama masih bersifat kekanak-kanakan. Permasalahannya adalah jika kedua bocah itu bertengkar, mereka tidak akan segan dan malu melakukannya di tempat umum sekalipun.

Memalukan! “Ya Tuhan! Rasanya aku bisa gila jika terus-terusan menghadapi dua bocah ini.” Hong Yoo Kyung berseloroh sinis. Ia menatap bergantian Oh Sehun dan Shin In Young. Kedua orang itu seketika diam. Keduanya tau jika Hong Yoo Kyung sudah berkata seperti itu, itu artinya akan sangat berbahaya jika mereka melanjutkan pertengkaran mereka.

Ketiganya kemudian terdiam sesaat. Shin In Young asik membaca kembali novel yang dibawanya -sambil sesekali menyesap minumannya. Hong Yoo Kyung tidak jauh berbeda dengan Shin In Young. Gadis itu membaca buku tebal –diktat kuliahnya, mencatat beberapa point penting. Sedangkan Oh Sehun? Apa yang dilakukan pria itu? Jangan ditanyakan.

Pria itu justru tengah asik bermain game online dengan smartphone miliknya. Karna merasa bosan, Oh Sehun akhirnya menolehkan kepalanya. Ia menggelengkan kepalanya menatap dua gadis di hadapannya yang tengah asik dengan dunia buku yang mereka baca. Oh Sehun menatap kekasihnya. Menurutnya Hong Yoo Kyung terlihat cantik jika sedang serius membaca sebuah buku –seperti saat ini. Ia kini menatap wajah gadisnya lekat.

Merasakan ada yang menatapnya, Hong Yoo Kyung menghentikan kegiatan membacanya. Ia menolehkan kepalanya dan menaikan sebelah alisnya melihat kekasihnya yang tengah asik menatapnya. “Ada apa? Kenapa melihatku seperti itu?” Hong Yoo Kyung bertanya.

“Tidak ada apa-apa,” sahut Oh Sehun santai. “Memangnya aku tidak boleh memandangi wajah cantik kekasihku?” Oh Sehun bertanya –setengah menggoda gadisnya itu.

Ucapan Oh Sehun itu tentu saja sukses membuat Hong Yoo Kyung bersemu malu. Ia melirik sebentar ke arah Shin In Young yang masih asik dengan novelnya –tanpa merasa terusik dengan pasangan kekasih di hadapannya itu. “Jangan merayuku seperti itu. Aku malu, bodoh!” Hong Yoo Kyung merutuki tingkah kekasihnya.

Alih-alih menjawab, Oh Sehun justru terkekeh kecil. “Kenapa harus malu? Tidak perlu malu. Jelas-jelas kau kekasihku. Jadi tidak salah aku memujimu.” Oh Sehun berkilah. Baru saja Hong Yoo Kyung akan menjawab, dengan cepat Oh Sehun mencium bibir penuh milik kekasihnya itu yang begitu menggodanya.

YAK! Oh Sehun, kenapa kau menciumku di tempat umum? Aku malu!” Hong Yoo Kyung kembali protes merutuki kelakuan kekasihnya itu. Oh Sehun itu benar-benar tidak tau tempat. Bisa-bisanya kekasihnya itu menciumnya di tempat umum. Di hadapan Shin In Young pula. Bagaimana tanggapan orang-orang terhadapnya nanti?

“Bibirmu menggodaku. Aku tidak tahan untuk tidak menciumnya.” Oh Sehun berkilah santai. Ia tersenyum bocah setelahnya. Sama sekali tak merasa malu atas tindakannya tadi.

Saat Hong Yoo Kyung akan membalas ucapan kekasihnya itu, lagi-lagi ia disela. Kali ini bukan oleh Oh Sehun. “Geez! Aku mendadak merasa mual melihat pasangan lovey-dovey ini!” cibir Shin In Young. Ya, Shin In Young yang menyela ucapan Hong Yoo Kyung. “Aku pulang duluan. Kusarankan, jika kalian ingin bermesraan sebaiknya pilih tempat yang lebih private!” cibirnya lagi dan memasukan novel serta ponselnya ke dalam tasnya.

Shin In Young berlalu meninggalkan caffe itu dan pasangan lovey-dovey itu. Sejujurnya bukan karna Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun yang bermesraan tadi yang membuat Shin In Young memutuskan pulang. Hari sudah sore. Sebentar lagi akan gelap dan ia harus cepat sampai apartemen sebelum Cho Kyuhyun pulang. Jika tidak, sudah bisa dipastikan suami tampannya itu akan cemas menunggunya dan berujung pada omelannya yang panjang lebar.

Ia juga ingat, bahwa ia belum menyiapkan makan malam untuk suaminya. Biasanya memang ia dan Cho Kyuhyun selalu makan malam di rumah. Dengan menu masakan buatan Shin In Young yang sederhana. Cho Kyuhyun bahkan selalu memakan masakannya tanpa memprotes masakannya sedikitpun. Membuat Shin In Young selalu merasa bahagia.

“Karna kau Shin In Young pulang!” Hong Yoo Kyung memberengut dan menuding kekasihnya itu yang menyebabkan Shin In Young pulang.

“Baguslah. Bukankah itu artinya kita lebih mempunyai quality time?” Oh Sehun berujar dengan memainkan matanya –nakal.

Melihat tingkah kekasihnya itu membuat Hong Yoo Kyung mendesah –frustasi. “Kau menyebalkan! Kau membuatku malu! Aku mau pulang.” Hong Yoo Kyung berseru kesal. Ia memasukan diktat kuliahnya ke dalam tas dan hendak beranjak.

Oh Sehun yang melihat pergerakan kekasihnya itu reflex menahan sebelah tangan gadisnya itu. “Jangan marah. Aku hanya bercanda tadi,” ujar Oh Sehun. Namun rupanya Hong Yoo Kyung sedang kesal. Ia berlalu pergi meninggalkan Oh Sehun setelah menepis tangan pria itu. “YAK! Hong Yoo Kyung, tunggu aku!” Oh Sehun segera bergegas menyusul kekasihnya itu.

****

Waktu semakin berjalan. Hari berganti hari. Bulan berganti begitupun juga musim. Tanpa terasa kini sudah memasuki bulan ke 7 pernikahan Cho Kyuhyun dengan Shin In Young. Banyak hal yang sudah keduanya lewati. Usia kandungan Shin In Young sudah memasuki minggu ke-8. Masih cukup muda karna masih berada dalam trimester pertama.

Usia kandungan yang cukup rawan bagi wanita yang tengah hamil. Karna sebagian besar wanita hamil mengalami keguguran pada trimester pertama. Hal itu juga membuat Cho Kyuhyun sedikit khawatir. Ia mencemaskan kesehatan istri dan calon bayi mereka. Ia berharap agar Tuhan selalu melindungi keluarga kecilnya itu. Meski dengan begitu berarti ia harus menambah lagi sedikit penjagaan untuk istrinya itu.

Cho Kyuhyun tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Ia tidak tau apa saja hal buruk yang mungkin ke depannya akan menghalangi kehidupan rumah tangganya. Cho Kyuhyun hanya berusaha menjaga keselamatan dan keamanan orang-orang yang dicintainya. Ia sadar jika ia tak bisa hanya duduk manis saja tanpa melakukan apapun.

Terlebih akhir pekan kemarin -saat ia mengajak Shin In Young dinner, dengan tidak diduga Kim Jun Su datang. Pria itu sedikit mengacaukan dinner yang sudah susah payah dirancangnya itu. Kemunculan Kim Jun Su tentu saja bukanlah suatu pertanda baik. Cho Kyuhyun yakin pria itu sedang merencanakan sesuatu yang buruk.

Jika Kim Jun Su mengira Cho Kyuhyun akan terintimidasi dan mampu membuat nyalinya menciut, sayangnya ia sama sekali tak merasa seperti itu. Kehadiran kembali Kim Jun Su sama sekali tak menjadi momok untuknya. Ia sudah berjanji dengan segenap hati dan jiwanya akan melindungi dan menjaga Shin In Young dari apapun. Wanita yang dicintainya.

Yang menjadi kecemasannya adalah mengenai kehamilan Shin In Young serta kondisi psikologisnya. Cho Kyuhyun mencemaskan kemunculan Kim Jun Su kembali akan membawa dampak negative bagi psikologis istrinya. Shin In Young bahkan masih harus mengkonsumsi pil anti depresan untuk menghilangkan ketakutan dan traumanya.

Mengkonsumsi obat dan harus selalu rutin berkonsultasi dengan dokter membuat Cho Kyuhyun tak tega. Ia tak tega melihat istrinya itu yang masih mengkonsumsi obat terlebih dalam keadaan mengandung. Terkadang saat tengah malam Shin In Young kerap kali bermimpi buruk dan terbangun. Hal itu membuat Cho Kyuhyun merasa sakit. Ia merasa gagal menjaga istrinya.

Perasaan itu muncul karna ia tak tega melihat kondisi istrinya. Meski Shin In Young masih bisa tertawa ceria dan tersenyum seperti biasa, namun ia tau jika dimalam hari istrinya itu akan mengalami mimpi buruk. Sejujurnya Cho Kyuhyun ingin sekali menghabisi dan menyingkirkan Kim Jun Su. Ia ingin agar pria itu menghilang dari peredaran bumi ini.

Karna bagi Cho Kyuhyun senyuman dan kebahagiaan Shin In Young adalah segalanya. Ia akan melakukan apapun untuk membuat wanita yang dicintainya itu tetap bahagia bersamanya. Setiap melihat senyuman Shin In Young, semua kepenatan dan lelah yang menghampirinya langsung lenyap. Cho Kyuhyun senang setiap melihat senyuman Shin In Young yang selalu menyambutnya kala ia pulang bekerja.

Senyuman lembut dari Shin In Young adalah pengobat rasa lelahnya. Kala pagi hari ia membuka matanya, pertama kali yang dilihatnya adalah senyuman lembut milik istrinya itu yang dengan kelembutannya membangunkannya dipagi hari. Malam hari saat akan tidur, ia pastinya selalu menyempatkan diri untuk memandangi wajah istrinya itu lama. Seperti saat ini contohnya.

“Cho Kyuhyun-ssi,” panggil Shin In Young pelan.

“Kau belum tidur?” tanya Cho Kyuhyun lembut sambil mengusap pipi istrinya.

Shin In Young menggeleng pelan. “Kau bahkan belum tidur,” balasnya pelan. Cho Kyuhyun tersenyum lembut. “Cho Kyuhyun-ssi, boleh aku bertanya padamu?” tanyanya.

Cho Kyuhyun menaikan sebelah alisnya. Ia mengangguk, “apa ada yang menggangu pikiranmu?” tanyanya balik setengah cemas.

“Cho Kyuhyun-ssi,” panggil Shin In Young lagi. Ia tampak terdiam sejenak, sementara Cho Kyuhyun menunggu istrinya itu berkata. “Apa kau menyesal menikah denganku?” pertanyaan itu sukses keluar dari mulut Shin In Young.

“Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa aku terlihat seperti itu?”

Pertanyaan balik Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young menggigit sudut kiri bibirnya. Ia menundukkan kepalanya. Pertanyaan yang keluar dari mulutnya tadi adalah pertanyaan yang beberapa hari ini menghantui pikirannya. Shin In Young bahkan tidak tau mengapa ia bisa berpikiran seperti itu. Ia takut jika Cho Kyuhyun menyesal menikahinya.

“Aku takut kau menyesal menikahiku. Aku takut kau menyesal karna menerima perjodohan dan menikah dengan wanita seperti ku. Wanita yang memiliki trauma dan harus bolak-balik check-up setiap bulan dengan psikiater. Aku bukan wanita sempurna, Cho Kyuhyun-ssi. Aku sakit. Mungkin orang lain menganggapku setengah gila.”

Perkataan itu dengan mulusnya meluncur dari bibir Shin In Young. Ia menangis pelan. Itu merupakan isi hatinya, kegundahannya. Shin In Young sadar jika ia memang sakit. Ia bahkan selalu cemas dan ketakutan jika bertemu dengan lawan jenis yang tidak dikenalnya. Ia juga harus menelan pil-pil anti depresan yang diberikan dokter.

Setiap kali bertemu dengan pria yang tidak dikenalnya, Shin In Young pastinya akan langsung cemas dan ketakutan. Ia juga harus menyembunyikan keadaannya itu dari orang-orang. Hanya Cho Kyuhyun, Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun yang mengetahui hal itu. Shin In Young tidak ingin banyak orang tau dan menatapnya dengan tatapan iba. Ia membenci akan hal itu.

Pada malam hari, ia sering kali bermimpi buruk. Shin In Young memimpikan kejadian buruk itu setiap malamnya. Setiap ia bermimpi buruk, Cho Kyuhyun pasti selalu menenangkannya. Memeluk tubuhnya erat, membuatnya tenang dan melupakan mimpi buruknya itu kala bangun dipagi hari. Cho Kyuhyun selalu memperlakukannya dengan baik. Ia selalu saja mendapatkan perlakuan baik dan menjadi prioritas Cho Kyuhyun.

“Sssttt… tenanglah. Itu hanya ketakutanmu saja. Tidak apa.” Cho Kyuhyun merengkuh tubuh wanitanya. Memeluknya erat dan menenangkannya. Ia mengelus punggung istrinya itu lembut. Cho Kyuhyun juga mengecup puncak kepala istrinya lembut. “Kau tidak gila. Jangan berpikiran seperti itu. Aku sama sekali tak pernah terpikir menyesal menikah dan melewati semua ini denganmu.”

Ya. Cho Kyuhyun tak pernah menyesal dengan pernikahan mereka. Bahkan ia sekalipun tidak pernah terpikir untuk menyesal dengan pernikahan yang dijalaninya. Ia sudah memutuskan hatinya memilih Shin In Young. Ia mencintai Shin In Young. Bagaimana mungkin ia menyesal menikahi wanita yang dicintainya.

“Jika… jika saja pria itu berhasil menodai ku pada waktu itu, apakah kau akan tetap menikahiku?” Shin In Young bertanya kembali. Ia mendongakkan kepalanya menatap Cho Kyuhyun lekat. Pipinya telah basah oleh airmata.

“Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi!” Cho Kyuhyun memejamkan kedua bola matanya sejenak. “Dia takkan pernah kubiarkan untuk mengacaukan kehidupan kita. Kau harus percaya padaku. Aku akan melindungi dan calon anak kita. Tidak ada yang boleh lagi mengacaukan kehidupan kita. Aku hanya butuh kepercayaanmu dan kehadiranmu disisiku. Hanya itu, maka aku akan memberikan semuanya padamu.” Cho Kyuhyun menatap istrinya lekat. Ia menggenggam jemari istrinya itu dan mengecupnya.

Shin In Young tergagu mendengarnya. Menurutnya ucapan Cho Kyuhyun itu begitu manis dan menggetarkan hatinya. Membuatnya tak bisa berkutik untuk menolaknya. Ia memang sudah menyerahkan hidupnya pada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Ia juga berusaha untuk menyerahkan hati dan cintanya pada Cho Kyuhyun.

“Hanya terus berada disisi ku apapun yang terjadi. Aku akan memberikan semuanya padamu. Karna aku mencintaimu. I Love You Shin In Young. Aku takkan memaksamu untuk segera mencintaiku. Cukup berada disisiku,” Cho Kyuhyun menatap lembut istrinya. Ia mengucapkan kata cintanya. Kalimat cinta yang sebelumnya hanya sempat dibisikannya kala istrinya itu tertidur. Kini kalimat itu berhasil ia katakan.

“Cho Kyuhyun-ssi. A-aku,” Shin In Young tergeragap. Ia bingung harus mengatakan apa. Pernyataan cinta Cho Kyuhyun itu membuatnya sedikit terkejut. Namun entah mengapa hatinya menghangat. Jutaan kembang api serasa berpendar dihatinya. Membuncahkan letupan-letupan manis dan kebahagiaan yang tak terdefinisikan.

Pengakuan Cho Kyuhyun itu memang sederhana. Tak menuntutnya. Shin In Young bisa merasakan ketulusan dari pengakuan itu. Ia tak tau kebaikan apa yang telah diperbuatnya di masa lalu sehingga membuat Tuhan mengirimkan pria sebaik dan sesempurna Cho Kyuhyun untuknya. Menjadi pasangannya, meski di awali dengan perjodohan klasik.

Alih-alih, Cho Kyuhyun menciumnya lembut. Bibir Cho Kyuhyun mengecup bibirnya lembut dan memangutnya. Tak ada penekanan maupun hal yang kasar. Ciuman itu lembut dan sangat hati-hati. Cho Kyuhyun seakan ingin menyalurkan perasaan cintanya melalui ciuman itu. Ia terus memagut dan melumat bibir ranum istrinya yang sudah seperti candu untuknya.

Jutaan kupu-kupu terasa memenuhi perut Shin In Young. Ia merasa tergelitik, namun senang. Ciuman Cho Kyuhyun itu memabukannya dan membuatnya terbuai. Ia mengeratkan tangannya pada lengan Cho Kyuhyun. Saat Cho Kyuhyun melepaskan pagutanya, Shin In Young seketika merasakan kehilangan. Ia menundukkan kepalanya menutupi semburat merah.

“Tidurlah. Hari sudah semakin malam. Aku tidak ingin kau dan calon anak kita sakit nantinya.” Cho Kyuhyun berujar pelan. Ia mengelus pungung istrinya lembut dan menarik selimut menutupi tubuh mereka. Cho Kyuhyun mendekapkan kembali tubuh istrinya itu pada dada bidangnya. Tak lupa ia memberikan kecupan lembut dipuncak kepala wanitanya.

****

Sebuah ruangan bergaya elegant dan mewah terasa dingin. Bukan karna suhu udara yang menurun atau air conditioner yang bekerja di ruangan itu. Suasana dingin itu tercipta dari aura pemiliknya. Sang pemilik yang seluruh tubuhnya menyebarkan aura dingin dan mengintimidasi. Pemilik ruangan itu adalah Kim Jun Su.

Saat ini ia tengah duduk di balik kursi kebesarannya. Menyesap wine kesukaannya dan menikmati alunan music klasik yang mengalun lembut dari piringan hitam koleksinya. Ia memejamkan kedua matanya dengan tangan kanannya yang memegang gelas winenya. Ruangan miliknya itu adalah ruang kerja pribadi dalam rumahnya.

Ruang kerja yang luas dengan 2 buah rak buku berukuran besar dan ratusan buku di dalamnya. Beberapa buah sofa berwarna hitam diletakkan di pojok ruangan sebelah kanan, dekat dengan pintu. Sebuah grand piano diletakkan di pojok sebelah kiri. Serta sebuah meja kerja dan kursinya di tengah area. Dinding bercat merah marun mengelilingi ruangan itu dengan beberapa buah koleksi lukisan terpajang rapi di dinding.

Kim Jun Su menyesap winenya. Ia membuka kedua matanya dan melihat foto yang terpajang di meja kerjanya. Foto seorang wanita yang tengah tersenyum dengan manisnya menghadap ke kamera. Foto yang dibingkai dengan cantiknya dan bisa dilihatnya kapan saja. Wanita yang menjadi obsesinya belakangan ini.

Wanita yang mampu mengobrak-abrik pikirannya. Memecahnya dan menghancurkannya. Membuatnya tak bisa berhenti memikirkan wanita pujaannya. Wanita itu sudah seperti heroin untuknya. Memabukannya dan membuatnya menginginkan kehadirannya. Senyuman lembutnya yang ceria selalu saja mampu mengetarkan hatinya.

Ia tak tau sihir apa yang digunakan oleh wanita itu sehingga membuatnya menggilainya seperti ini. Kim Jun Su tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia tak pernah menginginkan wanita manapun sebelumnya. Selalu saja wanita yang mengejarnya dan memohon-mohon padanya. Ia tak pernah menganggap keberadaan seorang wanita dalam kehidupannya.

Baginya, wanita hanyalah pemuas nafsunya sesaat. Pelepas hasratnya dan tak pernah berarti lebih sebelumnya. Ia hanya menganggap wanita sebagai mainannya. Objek kesenangan dalam hal melampiaskan nafsu dan hasratnya. Tak pernah ia terlibat dalam perasaan dengan seorang wanita. Karna wanita-wanita yang bersamanya, hanya sebatas partner sex dalam hubungan one night stand yang biasa dilakukannya.

Tetapi secara tiba-tiba, seorang wanita hadir dan menghancurkan prinsipnya itu. Wanita itu membuatnya terjerat akan pesonanya. Menjungkir balikkan prinsip yang dipegangnya. Namun sayangnya wanita itu menolaknya mentah-mentah. Membuatnya merasa harga dirinya direndahkan karna penolakan itu. Ya, wanita itu adalah Shin In Young. Seseorang yang telah menjungkir balikan dunianya.

Saat pertama kali melihatnya di bar malam itu, Kim Jun Su langsung tertarik. Ia segera saja menghampiri Shin In Young yang kala itu tengah berdiri bingung di depan pintu bar. Penampilannya memang sederhana dan jauh dari mengikuti model terkini. Namun justru itu yang menjadi daya tariknya di antara wanita lainnya.

Diakui dengan jujur meski pertemuan pertamanya dengan Shin In Young cukup buruk, ia tak bisa melupakannya. Shin In Young menolaknya malam itu dan sama sekali tak tertarik dengan kehadirannya. Hal itu membuat Kim Jun Su cukup terkejut. Pasalnya belum pernah ada sebelumnya wanita yang tak tertarik dengannya. Tapi Shin In Young justru berbeda dengan wanita lainnya.

Setelah kejadian itu, Kim Jun Su langsung menyuruh anak buahnya untuk mencari segala data dan informasi mengenai Shin In Young. Saat mendapatkan data yang dicarinya, ia tersenyum miring. Segera saja tanpa pikir panjang ia menuju Busan. Ia menemui kedua orangtua Shin In Young, berniat melamar putri mereka untuk menjadi istrinya.

Ia begitu menginginkan Shin In Young menjadi miliknya saat itu juga. Dengan modal kepercayaan diri, ia melamar Shin In Young. Namun sayangnya lamarannya ditolak. Kedua orangtua Shin In Young mengatakan jika Shin In Young telah dijodohkan dengan pria lain. Hatinya hancur saat itu. Ia merasa patah hati.

Belum pernah Kim Jun Su merasa frustasi karna patah hati sebelumnya. Ia terbiasa dengan semua keinginannya yang selalu terkabul. Sejak dulu, apapun keinginannya selalu tercapai. Tidak pernah sebelumnya, dalam sejarah hidupnya, ia mengalami penolakan maupun kegagalan. Saat mendapatkan penolakannya itu pikirannya kacau.

Semua karyawan, asisten rumah tangga bahkan rumahnya menjadi sasaran amukannya. Kim Jun Su mengamuk. Ia memecahkan apa saja di sekitarnya. Memecat beberapa pegawai dan asisten rumah tangganya yang melakukan sedikit kesalahan. Melampiaskan amarah dan kekesalannya dengan mengamuk dan uring-uringan selama beberapa minggu.

Pikirannya yang buntu pada saat itu membuatnya melakukan hal nekat. Ia membuntuti Shin In Young dari kampusnya. Kim Jun Su merencanakan menodai Shin In Young. Berharap dengan begitu Shin In Young dan kedua orangtuanya akan memohon kepadanya untuk menikahinya. Kim Jun Su sudah yakin sekali rencananya itu akan berhasil.

Namun sayangnya rencananya gagal total! Cho Kyuhyun datang disaat ia sedikit lagi sukses menjalankan rencananya. Kim Jun Su bahkan harus menerima beberapa luka lebam di wajah dan tubuhnya akibat tinjuan Cho Kyuhyun. Kim Jun Su akhirnya lebih memilih menyingkir sejenak. Ia menyingkir guna memikirkan rencana yang lebih matang.

Cho Kyuhyun bukanlah lawan yang mudah dikalahkannya. Pria itu cukup mempunyai pengaruh besar di Korea Selatan dan Jepang, serta beberapa negara Eropa. Kim Jun Su mengetahui bagaimana track record seorang Cho Kyuhyun dalam mengelola kerajaan bisnisnya. Pernah sekali Kim Jun Su harus menahan pil pahit atas kekalahannya bersaing melawan perusahaan Cho Kyuhyun. Membuatnya harus merugi jutaan dollar.

Menurutnya untuk melawan Cho Kyuhyun diperlukan taktik yang matang. Perencanaan yang benar-benar rapi. Kim Jun Su selama ini sedang mempersiapkannya. Ia sudah mengirim beberapa anak buahnya untuk menyusup ke dalam perusahaan Cho Kyuhyun. Mencari informasi dan sedikit bermain di dalamnya. Semua itu sudah dijalankannya. Hanya menunggu hasil yang diharapkannya beberapa saat lagi. Tidak akan lama. Ia pastikan itu.

Suara ketukan pintu terdengar. Kemudian seorang masuk ke dalam. “Hyung aku sudah membawakan laporan yang kau minta. Semuanya sudah selesai dipersiapkan dan tinggal menunggu perintahmu.” Seorang pria berkacamata berujar datar.

Kim Jun Su menatap pria di hadapannya. Ia menganggukan kepalanya. “Bagus. Kerja bagus, Jun Hyun-ah,” pujinya dengan senyuman khasnya.

Pria berkacamata itu yang tak lain adalah Kwon Jun Hyun tersenyum simpul. Ia terdiam sejenak memperhatikan Kim Jun Su yang tengah mengelus sebuah figura. “Kau akan menepati janji mu untuk tidak menyakiti dia bukan?” Kwon Jun Hyun bertanya ragu.

Pertanyaan Kwon Jun Hyun itu membuat Kim Jun Su mendongakkan kepalanya. Ia menatap sosok di hadapannya dengan menaikan sebelah alisnya. “Tentu saja, Jun Hyun-ah. Aku tidak akan mungkin menyakiti wanita yang aku cintai.” Kim Jun Su berujar kemudian.

Kwon Jun Hyun menarik nafas dalam sejenak. Ia membetulkan letak kacamatanya sebelum berucap. “Usia kandungannya masih 8 minggu. Cukup muda dan masih rawan. Selain itu kondisi psikologisnya pun sedang tak stabil. Ia harus mengkonsumsi pil-pil anti depresan untuk mengurangi ketakutannya.” Penjelasan singkat Kwon Jun Hyun terdengar.

“Tidak masalah,” sahut Kim Jun Su santai. “Aku sama sekali tidak masalah dengan kehamilannya. Aku bisa menganggap anak yang dikandungnya sebagai anak ku, nantinya. Akan kurawat dengan baik kelak.” Kim Jun Su tersenyum miring dan kembali menyesap winenya.

“Aku harap kau menepati janji mu, hyung.” Kwon Jun Hyun berujar lagi.

“Kau tidak perlu meragukan itu.” Ujar Kim Jun Su santai. Ia meletakkan gelas winenya. Tangannya terulur mengelus figura sebuah foto. Ia mengelusnya pelan seakan sedang mengelus wajah pemilik foto itu. “Tunggu aku. Kita akan bersama sebentar lagi. Aku akan menjemputmu dan membawamu pergi dari suami sialan mu itu.”

Sebuah seringaian mengerikan tergambar di wajah Kim Jun Su. Kwon Jun Hyun hanya memejamkan kedua matanya dan menghela nafasnya dalam. Kim Jun Su kemudian mencium lama figura foto itu. Ia menyenderkan kepalanya di bangku kebesarannya dengan terkekeh kecil. Khayalannya berkelana membayangkan rencananya yang akan berhasil kali ini.

Ia sudah memastikan jika kali ini apa yang sudah direncanakan dan keinginannya akan tercapai. Cukup menunggu sebentar lagi makan keinginannya itu akan tercapai. Sudah cukup ia bersembunyi dan menyingkir selama ini. Mulai sekarang ia akan memunculkan dirinya di hadapan wanita pujaannya itu. Dan ia akan pastikan Cho Kyuhyun takkan bisa mengalahkannya.

****

Siang itu kantor Kejaksaan terlihat cukup ramai. Di sebuah ruangan seorang Jaksa muda, terdapat seorang pria yang tengah sibuk bergelut dengan berkas pekerjaannya. Pria itu Kim Soo Hyun. Ia memeriksa berkas-berkas kasus kejahatan yang masuk hari ini. Berkas-berkas kejahatan yang ditanganinya biasanya berasal dari kejahatan berat.

Pembunuhan berantai, korupsi, narkoba, perdagangan manusia, bahkan perdagangan organ tubuh terbesar di Korea Selatan. Kesemua berkas kejahatan itu memang sudah dilimpahkan pada pihak kejaksaan. Berkas-berkas seperti itu kemudian diberikan kepadanya untuk ditangani olehnya.

Kim Soo Hyun tak keberatan. Menurutnya itu membuat semangatnya membara. Ia memang bersemangat menjadi Jaksa. Dedikasinya untuk pekerjaannya itu sudah diberikannya sejak awal ia bergabung menjadi Jaksa. Menjadi seorang Jaksa adalah keinginannya, cita-citanya. Membantu menegakkan hukum yang ada, membuat setiap warga merasakan keadilan.

Baginya, keadilan merupakan hak asasi setiap orang. Kim Soo Hyun ingin membuat semua orang merasakan keadilan. Meskipun menurut sebagian orang itu merupakan hal yang sulit dan mustahil untuk dilakukan. Tetapi Kim Soo Hyun sudah bertekad akan mewujudkannya dan membuktikannya bahwa keadilan bukanlah sebuah mimpi atau angan-angan.

Pintu ruangannya tiba-tiba terketuk. Setelah mempersilahkan masuk, seorang pria masuk dan membawakan berkas kasus baru untuknya. “Kali ini, kasus apa yang harus ku tangani?” tanyanya dengan senyuman khasnya.

“Kali ini kita mendapatkan Ikan Tuna!” ujar asistennya girang. Kim Soo Hyun menaikkan sebelah alisnya tampak belum mengerti. “Sebuah kasus korupsi yang menimpa salah seorang chaebol pemilik kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan dan Jepang.”

Kim Soo Hyun mengerutkan dahinya. Ia berfikir sejenak. Beberapa detik kemudian, ia membulatkan kedua matanya dan sedikit terlonjak. Pemilik kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan dan Jepang? Cho Kyuhyun? Pemikiran itu seketika menghampirinya. Ya, setaunya memang Cho Kyuhyun lah sang pemilik Kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan dan Jepang.

“Maksudmu, Cho Corp?” tanya Kim Soo Hyun seketika.

Bingo!” ucap asisten itu sumringah. “Aku mendapatkan data jika Cho Corp sudah lama menunggak pajak dan menyuap salah satu pegawai disana. Aku mendapatkan data ini setelah sekian lama berkeliaran mencari. Ternyata dugaanku benar. Bahkan perusahaan sebesar itu masih saja bermain dengan pajak. Menyedihkan!” sang asisten berironi ria. Ia menggelengkan kepalanya –dramatis.

Mendengar penjelasan dari asistennya itu membuat Kim Soo Hyun terpaku. Ia segera menarik berkas yang dibawa asistennya itu dan membacanya. Kerutan didahinya langsung tergambar. Kim Soo Hyun memejamkan kedua matanya sejenak setelah membaca singkas berkas yang diterimanya itu.

ToBeContinue

Hiyaaaa ige mwoya? #plak

setelah sekian lama menganggurkan ff ini dan stuck dengan ide, malah menghasilkan seperti ini. Maafkan author yang meberikan cerita melenceng dari ekspetasi kalian, tetapi memang itu niatan author #plak Jangan tanya kapan cerita ini tamat, author masih belum rela melepas mereka #eeaaa Sampai bertemu di next chapter. #bowbarengddangko

 

FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 28]

cover complicated love new

Holla, Annyeong~ author comeback! Author bawakan kelanjutan CL. Terimakasih untuk yang masih setia menunggu kelanjutan FF ini #bowbarengddangko Langsung saja author persembahkan untuk para readerdeul tercinta Chapter 28. Selamat menikmati ^.^v

pssstt# typo yang bertebaran, feel yang berantakan

Happy reading~

CHAPTER 28

Ruang rawat sebuah rumah sakit swasta kini nampak seperti kamar hotel. Ruangan itu adalah ruang rawat Shin In Young. Cho Kyuhyun tentu saja sudah menyulap ruangan rawat itu menjadi layaknya kamar hotel. Ia sepertinya tidak ingin tanggung-tanggung dalam memberikan fasilitas kepada istrinya.

Hal itu dilakukannya juga karna selama beberapa hari Shin In Young dirawat, Cho Kyuhyun terus menjaga istrinya. Ia tidak sekalipun meninggalkan istrinya jika tidak ada pekerjaan yang mendesak. Semua pekerjaan di kantornya sudah ia alih tugaskan pada asistennya. Untungnya tidak banyak pekerjaan yang menuntutnya untuk turun tangan langsung.

Berbeda dengan pagi ini. Cho Kyuhyun terpaksa harus masuk kantor dikarnakan ia sudah mempunyai jadwal meeting dengan para pemegang saham. Meeting rutin yang dilakukan setiap bulan. Sebenarnya ia bisa saja menunda meeting itu. Tetapi Shin In Young justru yang memaksanya untuk tetap datang menghadiri meeting itu. Cho Kyuhyun lebih senang menemani istrinya itu yang memang masih belum diperbolehkan pulang.

“Biar aku yang memasangkan dasi untukmu.” Shin In Young berujar ringan dengan senyuman cerianya.

“Tidak. Kau beristirahat saja. Aku bisa memasangnya sendiri,” tolak Cho Kyuhyun.

Shin In Young menggelengkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya. “Tidak apa. Hanya dengan memasangkanmu dasi tidak akan membuat istirahatkku terganggu,” ia berkilah. Cho Kyuhyun menatap sebentar istrinya. Ia mendesah kemudian. Mau bagaimanapun ia tidak akan tega menolak permintaan wanita yang dicintainya itu.

“Baiklah,” ujarnya –mengalah akhirnya. Shin In Young memekik senang setelahnya. Ia langsung memasangkan dasi untuk suaminya itu. Entah mengapa menurutnya memasangkan dasi untuk suaminya itu adalah hal yang paling menyenangkan untuknya. Jemarinya bergerak lincah menyimpulkan dasi di kerah baju Cho Kyuhyun.

Meskipun sudah 2 hari sejak ia sadar, namun tetap saja dokter belum memperbolehkannya untuk pulang. Shin In Young sebenarnya sudah mulai bosan berada di rumah sakit. Ia ingin pulang ke apartemen Cho Kyuhyun –apartemen mereka. Senyumannya merekah kala jemarinya berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Ada sebuah kebanggaan tersendiri bagi Shin In Young kala selesai memasangkan dasi.

“Terimakasih,” ujar Cho Kyuhyun dengan senyumannya. Shin In Young balas tersenyum bocah. Baru saja ia ingin berkata, sesuatu dalam perutnya bergejolak hebat. Ia mendadak merasa mual dan segera saja Shin In Young setengah berlari ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Shin In Young memuntahkan isi perutnya yang tadi bergejolak. Namun seberapa pun ia memuntahkan, yang keluar hanya cairan bening saja. Sama sekali tidak ada sisa makanan. Cho Kyuhyun menyusul istrinya. Ia mengerutkan dahinya melihat Shin In Young yang seperti memuntahkan sesuatu di wastafel.

Ada perasaan tak tega kala melihat istrinya seperti itu. Cho Kyuhyun mengulurkan tangannya dan memijat tengkuk istrinya itu. Tanpa merasa jijik atau apa, Cho Kyuhyun merapihkan rambut panjang istrinya dan menyampirkannya ke belakang. Ia kembali memijat tengkuk istrinya itu setelahnya. Shin In Young berhenti memuntahkan isi mulutnya.

Tiba-tiba saja ia merasa sangat pening. Shin In Young juga merasa tubuhnya mendadak menjadi lemas setelah muntah-muntah tadi. Ia membersihkan mulutnya dan melihat suaminya yang masih setia bediri di sebelahnya dan menatapnya setengah khawatir. “Maaf membuatmu harus melihat aku seperti tadi. Seharusnya kau tidak perlu membantu ku,” cicitnya.

“Tidak apa. Apa yang kau rasakan? Apa kepalamu kembali sakit?” Cho Kyuhyun bertanya khawatir. Jujur saja ia sangat khawatir melihat istrinya yang muntah-muntah seperti tadi. Ia juga melihat wajah istrinya itu yang kembali pucat dan lemas. “Apa perlu ku panggilkan dokter untukmu?” tanyanya lagi.

“Tidak perlu. Aku baik-baik saja, hanya sedikit mual dan pusing. Mungkin sebentar lagi pusingnya akan sembuh.” Shin In Young menggeleng pelan. Ia memijat dahinya yang terasa berdenyut sejak tadi.

Jawaban dari istrinya itu hanya ditanggapi dengan tatapan datarnya. Cho Kyuhyun mengerutkan dahinya sejenak, namun detik berikutnya ia sudah menggendong dengan bridal style istrinya itu menuju ranjang rawatnya. Shin In Young sempat memekik terkejut karna Cho Kyuhyun yang tiba-tiba menggendongnya itu. Namun kedua tangannya segera saja mengalung dengan sempurna di leher Cho Kyuhyun –seperti menjadi sebuah kebiasaan.

Cho Kyuhyun menurunkan istrinya itu dengan perlahan dan hati-hati di ranjang. Ia membenarkan letak bantal dan selimut. Cho Kyuhyun tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Tangannya kemudian menekan tombol yang berada di samping ranjang istrinya. Tombol itu memang disediakan untuk memanggil suster jika memerlukan atau terjadi sesuatu.

Beberapa menit kemudian seorang suster masuk dengan disertai seorang dokter pria senior dan seorang dokter magang. Shin In Young mengerutkan dahinya melihat dua orang dokter yang masuk. Ia mengenal salah satu dokter itu. Dokter magang yang tak lain adalah Kwon Jun Hyun. Pria itu tersenyum ramah padanya dan Cho Kyuhyun.

“Kwon Jun Hyun-ssi, kau praktik disini?” tanya Shin In Young langsung.

Kwon Jun Hyun tersenyum simpul dan menganggukan kepalanya. “Y-ya. Aku melakukan praktik disini. Ka-kau kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?” Kwon Jun Hyun balas bertanya.

Alih-alih tersenyum bocah, Shin In Young memamerkan deretan giginya. “Sedikit kecelakaan kecil, tetapi bukan apa-apa.” Ia menggeleng pelan.

“Dia siapa?” pertanyaan penuh kecurigaan dari Cho Kyuhyun terdengar.

Sontak saja Shin In Young menolehkan kepalanya –menatap suaminya itu. Ia sempat terlupa tadi jika ada Cho Kyuhyun di dekatnya. “Ah, kenalkan. Jun Hyun-ssi ini Cho Kyuhyun –suamiku. Dan Cho Kyuhyun-ssi, ini Kwon Jun Hyun-ssi temanku.” Shin In Young memperkenalkan kedua orang pria itu.

Keduanya –Kwon Jun Hyun dan Cho Kyuhyun, langsung berjabat tangan. Tatapan mereka jatuh lekat. Cho Kyuhyun menatap –meneliti, Kwon Jun Hyun yang berdiri tenang dan menjabat tangannya. Ia tengah meneliti pria itu melalui tampilannya yang tampak tidak terintimidasi oleh sosoknya. Biasanya orang-orang yang bahkan baru pertama kali mengenalnya akan langsung terintimidasi oleh sosoknya –Cho Kyuhyun.

Tetapi Kwon Jun Hyun berbeda. Pria itu bahkan balas menatapnya dengan tenang dan tatapan datarnya. Cho Kyuhyun sedikit menaikan sebelah alisnya. Entah mengapa instingnya mengatakan bahwa ia harus berhati-hati dengan pria itu. Seakan Kwon Jun Hyun adalah musuh yang siap mengacaukan kehidupan rumah tangganya dengan Shin In Young.

Baik Cho Kyuhyun maupun Kwon Jun Hyun sama-sama memperhatikan sosok mereka –seakan menilai. Mereka sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata ataupun senyuman. Hanya tatapan datar nan tenang yang tergambar di wajah keduanya. Suasana seketika menjadi dingin. Merasa suasana yang menegang, sang dokter senior pun berdeham –mencairkan suasana.

“Jadi, bagaimana keadaan Anda hari ini Nyonya Cho?” tanya Sang dokter senior itu dengan senyuman ramahnya.

“Baik. Hanya saja entah mengapa pagi ini aku merasa sangat mual dan pusing,” jawab Shin In Young pelan.

Dokter senior itu mengangguk pelan. “Baiklah, akan saya periksa terlebih dahulu,” ujarnya kemudian. Cho Kyuhyun dan Shin In Young mengangguk singkat. Dokter itu menunduk dan memasang stetoskopnya. Ia menempelkan benda pipih dan dingin itu di beberapa titik tubuh Shin In Young secara berpindah.

Hanya sebentar saja sang dokter melakukan pemeriksaan. Ia mengerutkan dahinya sejenak sebelum senyuman ramahnya kembali tergambar. “Maaf sebelumnya. Kapan terakhir kali Anda mengalami periode menstruasi?” tanya sang dokter sopan.

Mendengar pertanyaan itu membuat Shin In Young mengerjapkan kedua matanya. Ia menengadahkan kepalanya –berpikir sejenak. Ia mencoba mengingat kapan terakhir kali periode bulanannya itu berlangsung. “Seingatku sekitar 5 minggu yang lalu. Ada apa dokter? Apa ada hal yang buruk?” tanyanya setengah cemas. Ia tentu saja takut jika terjadi hal yang buruk.

Dokter itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum cerah. Ia berdeham sejenak mencairkan suasana yang terasa sedikit menegang tadi. “Tidak, Nyonya,” ujarnya. “Begini, menurut hasil analisa pemeriksaan ku tadi. Nyonya tengah mengandung saat ini. Itu sebabnya tadi Nyonya mengalami mual dan pusing. Hal seperti itu sangat wajar terjadi pada wanita yang tengah mengandung pada trisemester awal.”

Baik Cho Kyuhyun maupun Shin In Young membulatkan kedua mata mereka mendengar penjelasan dokter itu. Hamil? Shin In Young hamil? Dokter tadi mengatakan seperti itu. Cho Kyuhyun tentu saja merasa bahagia mendengarnya. Ia tak menyangka akan secepat ini dikaruniai keturunan oleh Tuhan dari pernikahannya dengan Shin In Young.

“Benarkah? Maksud Anda, istriku hamil?” tanya Cho Kyuhyun setengah memastikan.

“Benar, Tuan. Selamat karna Anda sebentar lagi akan menjadi Ayah, dan kalian akan mempunyai anak.” Ujar sang dokter memberi selamat. “Saranku sebaiknya kalian memastikannya kembali kepada dokter kandungan. Hal itu untuk lebih memastikan berapa usia kehamilan istri Anda, Tuan.” Sang dokter memberikan saran kemudian.

Shin In Young menundukkan kepalanya. Kedua tangannya terulur dan mengelus perutnya yang masih rata. Berita yang barusaja didengarnya membuatnya terharu. Hamil? Aku hamil? Terima kasih Tuhan sudah menitipkan salah satu malaikatmu dalam rahimku ini. Shin In Young tersenyum simpul saat mengelus perutnya. Ia seakan tengah berkomunikasi dengan calon bayi dalam rahimnya. Shin In Young bersyukur mendengar berita ini.

Ia sama sekali tidak merasa kecewa. Ia sangat bahagia dan bersyukur. Rasanya beribu syukur tak bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Tuhan terlalu baik dan selalu saja memberikan hal-hal yang mengejutkan namun indah untuknya. Ia tak menyangka akan diberi karunia seorang bayi –yang kini tengah dikandungnya. Ia sempat mengira jika ia harus memendam lama keinginannya memiliki anak, terlebih mengingat bagaimana hubungan dirinya dan juga Cho Kyuhyun di awal pernikahan mereka.

Tetapi rupanya Tuhan mempercayakannya dan rahimnya untuk menampung janin yang akan dilahirkannya. Rasanya seperti mendapatkan hadiah terindah. Cho Kyuhyun sementara itu berbincang dengan sang dokter. Shin In Young sibuk dengan pikirannya. Tak lama dokter senior dan Kwon Jun Hyun pamit dan meninggalkan kembali keduanya.

“Terimakasih sudah memberikanku seorang anak.” Cho Kyuhyun berujar lembut. Ia mencium dahi istrinya itu lama. Shin In Young menikmatinya dan tersenyum lembut. Sementara itu, tanpa keduanya sadari ada sepasang mata yang terbingkai kacamata mengawasi keduanya. Merekam adegan yang dilihatnya dengan sebuah senyuman sinis yang tergambar.

“Ya, silahkan kalian menikmati kebersamaan dan kebahagian kalian saat ini. Karna setelah ini akan datang badai yang menghancurkan kebahagian kalian.” Ujar sosok berkacamata itu dengan senyuman miring liciknya. Setelahnya pria itu memiringkan kepalanya sejenak sebelum melangkah meninggalkan ruang rawat itu.

****

Siang itu matahari masih bersinar dengan cerahnya. Meskipun sudah mulai memasuki akhir musim gugur, namun matahari rupanya tak ingin bersembunyi. Udara mulai menurun suhunya dan mengantarkan semilir angin dingin khas musim dingin. Pepohonan pun mulai meranggas dan hanya meninggalkan dahan dan ranting-rantingnya.

Menikmati semilir angin akhir musim gugur, Shin In Young menatap pemandangan taman rumah sakit. Ia sesekali memejamkan kedua matanya menikmati keheningan yang tercipta di sekitarnya. Memang ia masih harus terpaksa berdiam di rumah sakit. Dokter belum mengijinkannya pulang. Terlebih Cho Kyuhyun. Suaminya itu bahkan sampai meminta penambahan hari rawat inapnya.

Setelah mengetahui berita kehamilannya, Cho Kyuhyun benar-benar menyuruh dokter untuk menambah hari di rumah sakit. Shin In Young hanya bisa mendengus pasrah menerima perintah Cho Kyuhyun. Suaminya itu beralasan demi kesehatannya dan calon bayi mereka. Sepertinya suaminya itu mulai bersikap berlebihan lagi padanya

Disaat keheningan dan kebosanan melandanya, pintu ruang rawatnya terketuk. Shin In Young mengabaikannya. Ia mengira mungkin saja suster yang datang untuk memeriksanya atau mengganti cairan infusnya. Shin In Young masih asik memandangi pemandangan taman lewat jendela sebelah ranjangnya. Ia tak menyadari saat sesosok pria tinggi sudah berdiri di hadapannya dengan senyuman mautnya.

“Jadi, beginikah yang dilakukan oleh seorang Shin In Young saat sendirian?” suara khas seorang pria terdengar. Sedikit nada geli tersampir diucapannya itu.

Shin In Young reflex menolehkan kepalanya. Ia sedikit membulatkan kedua matanya kala mengetahui siapa sosok pria yang menginterupsi kegiatannya. “Kau mengagetkan ku oppa,” dumalnya sambil mengerucutkan bibirnya.

Sosok pria itu tersenyum geli. Pria itu adalah Kim Soo Hyun. Ia mengendikan bahunya sekilas lalu mengambil duduk di kursi sebelah ranjang Shin In Young. Namun sebelumnya ia meletakkan kantung makanan bawaannya. “Apa yang sedang kau lakukan, Youngie-ya?” tanyanya lagi dengan senyuman manisnya.

“Tidak ada. Hanya memandang pemandangan taman dan menikmati kesunyian.” Shin In Young menjawab asal. Ia mengembuskan nafasnya kesal –diakhir. “Apa yang oppa bawa?” tanya Shin In Young kemudian dan melirik kantung coklat di atas nakas.

“Aku berani bertaruh kau akan memekik kegirangan saat mengetahui apa yang kubawa.” Kim Soo Hyun tersenyum mengejek. Ia melipat kedua tangannya di depan dada.

“Apa?” tanya Shin In Young –penasaran, dengan melongokkan kepalanya mencoba mengintip isi kantung coklat tersebut. “RAMYUN!!!” Shin In Young langsung berseru riang begitu mengetahui isi kantung coklat tersebut. Ia langsung mengambil dan mengeluarkan ramyun itu dari dalam kantung coklat tersebut.

Kim Soo Hyun tertawa kecil. Ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Shin In Young yang lucu. “Aku tadi tak sengaja mampir kedai Bibi Oh, dan membelinya. Aku tau, kau pastinya sudah lama sekali bukan tidak memakan ini.”

“Heish, pria ini.” Shin In Young mendesis kecil dan menyipitkan kedua matanya. “Bagaimanapun, terimakasih atas ramyunnya. Selamat makan!” Shin In Young tersenyum bocah sebelum melahap makanannya.

“Heish. Bagaimana bisa seorang gadis makan dengan cara seperti ini.” Kim Soo Hyun mendumal sambil berdecak kecil. Ia membersihkan sisa kuah ramyun yang menempel di sudut bibir Shin In Young. Sedangkan Shin In Young hanya mengendikkan bahunya acuh. “Sebentar!” ujarnya kemudian. “Youngie-ya, ada apa dengan sudut bibirmu? Kenapa bisa terluka?” tanya Kim Soo Hyun dengan memincingkan matanya menatap sudut bibir yang terluka.

Mendapati pertanyaan seperti itu kontan saja membuat Shin In Young sedikit tersedak. Ia menghentikan sejenak makannya dan menatap Kim Soo Hyun. “Hanya sedikit kecelakaan kecil,” jawabnya dengan senyuman bocahnya.

“Kecelakaan kecil?” beo Kim Soo Hyun. Shin In Young mengangguk cepat. “Kau yakin? Benarkah?” tanyanya ulang –memastikan.

“Y-ya. Hanya kecelakaan kecil. Tidak apa.” Shin In Young menjawab setengah tergeragap. Ia memalingkan wajahnya –tak mau menatap wajah Kim Soo Hyun. Shin In Young tentu saja berbohong, dan ia tak mau Kim Soo Hyun tau kebohongannya.

Pria itu sangat mengetahui dengan jelas setiap kali ia berkata jujur atau berbohong. Sangat sulit sekali membohongi Kim Soo Hyun. Oleh sebab itu Shin In Young menghindari kontak mata dengan Kim Soo Hyun. Karna begitu mereka melakukan kontak mata, maka kebohongannya akan terbongkar. Shin In Young hanya tidak ingin membebani Kim Soo Hyun –lagi. Selama ini ia sudah begitu sering membebani dan merepotkan Kim Soo Hyun.

“Youngie-ya, tatap aku!” Kim Soo Hyun memegang dagu Shin In Young. Membuat gadis itu menatapnya. “Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau bisa sampai rumah sakit? Dan kenapa Na Yoon Jung yang justru memberitahukan ku keadaanmu?” kali ini Kim Soo Hyun bertanya setengah menuntut.

Ia penasaran. Kim Soo Hyun sebenarnya penasaran sekali apa yang terjadi? Ia begitu ingin tau mengapa Shin In Young bisa sampai masuk rumah sakit dalam keadaan yang seperti mengalami kekerasan. Kim Soo Hyun tentunya terkejut saat mengetahui bekas luka di sudut bibir gadis itu. Ia yakin sekali ada sesuatu yang tidak beres tengah disembunyikan darinya.

Sesuatu yang buruk yang telah menimpa Shin In Young. Sesuatu yang buruk yang menyebabkan Shin In Young bisa terluka hingga dilarikan ke rumah sakit. Pertanyaan dan rasa penasarannya semakin diperkuat dengan alasan berbelit-belit yang diberikan oleh Na Yoon Jung. Gadis itu memang memberitahukannya bahwa Shin In Young masuk rumah sakit.

Na Yoon Jung lah yang memberitahukannya hal itu. Namun ketika ia menanyakan pada Na Yoon Jung mengapa Shin In Young bisa sampai masuk rumah sakit dan dirawat, Na Yoon Jung justru mengelak. Gadis itu hanya memberikan alasan klise. Seingatnya baik Shin In Young maupun Na Yoon Jung tidak saling mengenal.

Lalu bagaimana bisa Na Yoon Jung mengetahui kabar Shin In Young yang masuk rumah sakit? Mengapa Na Yoon Jung justru yang memberitahukannya? Bagaimana bisa Na Yoon Jung mengenal Shin In Young? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dalam benaknya sejak beberapa hari yang lalu, namun dipendamnya. Tetapi hari ini ia begitu penasaran.

Hari ini ia tak bisa lagi menahan rasa penasarannya. Kim Soo Hyun benar-benar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi? Ia yakin sekali jika Na Yoon Jung ikut berkomplot menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang menyangkut tentang Shin In Young. Sesuatu yang tidak diketahuinya –belakangan ini.

Oppa gwaenchana,” Shin In Young tersenyum simpul. “Sungguh, hanya kecelakaan kecil. Aku tidak apa. Kau lihat sekarang bukan?” Shin In Young berusaha meyakinkan Kim Soo Hyun dengan menatapnya lembut.

Shin In Young tau, jika Kim Soo Hyun tidak mudah dibodohinya. Ia tau itu. Tetapi ia dan Cho Kyuhyun sudah sepakat akan merahasiakan kejadian buruk yang menimpanya beberapa hari yang lalu dari semua orang. Bahkan kedua orangtuanya dan orangtua Cho Kyuhyun pun tak mengetahui kejadian yang sebenarnya. Cho Kyuhyun benar-benar melaksanakan janji dan permintaannya. Na Yoon Jung dan Lee Hyuk Jae pun ikut bungkam.

Oppa, aku mempunyai sebuah berita baik untukmu.” Shin In Young berkata –mencoba memecahkan suasana yang menjadi hening. Kim Soo Hyun hanya menatap gadis di hadapannya itu dengan menaikkan sebelah alisnya –sebagai isyarat. “Aku hamil! Dokter mengatakan aku hamil,” ujar Shin In Young dengan cerianya. Senyuman cerah bak mentari dipagi hari terpasang di wajahnya yang kini tengah menatap Kim Soo Hyun.

Kabar berita itu seakan membuat Kim Soo Hyun kehilangan kesadarannya. Nafasnya tercekat. Tubuhnya terasa kaku dan jiwanya seakan tercabut karna mendengarnya. Berita itu membuat jantung Kim Soo Hyun sesaat melupakan cara kerjanya. Rasanya sakit dan nyeri itu kembali menghampirinya. Menimpa hatinya dan memberikan luka baru.

Luka yang cukup menimbulkan keperihan yang tiada terelakan. Bahkan luka yang lama saja belum kering. Kini seakan luka baru menghampirinya tanpa memberikannya kesempatan untuk menyembuhkan luka lamanya. Luka lama yang disebabkan karna kehilangan gadis yang dicintainya. Kehilangan gadis yang ia cintai dan harus terpaksa ia relakan untuk bersanding dengan pria lain.

Sepertinya takdir benar-benar tak mengijinkannya bersama dengan gadis yang dicintainya. Takdir seakan benar-benar menjauhkannya dengan Shin In Young. Karna kini bagi Kim Soo Hyun harapannya untuk bersama dengan Shin In Young benar-benar pupus. Ia takkan pernah bisa bersama dengan gadis itu. Karna kini Shin In Young tengah mengandung buah cintanya dengan Cho Kyuhyun. Kim Soo Hyun tak bisa lagi mengelak dan menyangkalnya.

Oppa. Apakah kau tidak ingin memberikan ucapan selamat padaku, huh?” Shin In Young bertanya sambil mengerjapkan kedua matanya –lucu. Ia juga menggenggam dan menggoyang-goyangkan pergelangan tangan Kim Soo Hyun.

Pertanyaan dan gerakan tangan Shin In Young ditangannya itu membuat Kim Soo Hyun tersadar. Ia akhirnya kembali ke dunia nyata –setelah tadi pikirannya berkelana. “Ya?” Kim Soo Hyun menolehkan kepalanya dan menatap Shin In Young. “Ya. Selamat Youngie-ya,” ucap Kim Soo Hyun kaku kemudian. Ucapan selamat yang keluar dari mulutnya seakan racun yang mengganjal di rongga tenggorakannya. Terasa panas dan siap mematikannya.

Ucapan selamat itu membuat Shin In Young tersenyum bocah. Ia menuntun tangan kanan Kim Soo Hyun mengelus perutnya yang masih rata. “Halo, sayang. Ini paman mu, berikan salam perkenalan pada paman Soo Hyun.” Shin In Young berujar pelan –seakan tengah berinteraksi dengan calon anak yang ada dalam kandungannya.

Dan pada saat itu juga ribuan pisau seakan menancap dalam jantung Kim Soo Hyun. “Tidak bisakah kita bersatu? Tidak bisakah aku memilikimu, Youngie-ya?” gumam hati Kim Soo Hyun menahan keperihannya yang tiada terkira.

****

Malam hari di penghujung musim gugur tak berbeda dengan musim lainnya. Daun-daun yang berguguran sudah banyak menutupi jalanan. Udara menjadi lebih dingin dan angin yang berhembus membawa pesan-pesan akan kedatangan musim dingin yang segera tiba. Beberapa hewan mulai mempersiapkan datangnya musim dingin.

Di malam itu seorang pria dengan menggunakan tuxedo berwarna hitamnya terlihat turun dari mobil Bugguty Veyron keluaran terbarunya. Kacamata hitam yang membingkai matanya seakan menambah kesan maskulin wajahnya. Rahang tegasnya terpatri sempurna dengan tambahan kacamata itu. Sama sekali taka da celah cela untuk penampilan pria itu.

Pria itu berjalan dengan wajah santainya. Auranya yang mampu mengintimidasi siapapun menguar. Mata elang nan tajam itu tersembunyi untuk sementara waktu dibalik kacamata yang membingkai wajahnya. Ia berjalan dengan kepercayaan dirinya yang penuh. Tepat tak jauh dari mobilnya yang terparkir seorang gadis –atau lebih tepatnya sekarang wanita, berdiri.

Wanita cantik itu berdiri dengan anggunnya. Dress berwarna hitam, berlengan panjang dengan ukuran panjang selutut itu terlihat sangat pas membalut tubuhnya yang ramping. Wanita itu hanya menyapukan make-up tipis di sekitaran wajahnya yang cantik alami. Rambut coklat mudanya yang panjang tergerai dengan diberikan style curly.

Perfect as usual,” puji sang pria tulus.

Sang wanita tersipu malu. Ia mengamit lengan sang pria yang terulur padanya. Keduanya berjalan dengan anggunnya dan terlihat sekali sangat serasi. Siapapun yang melihat keduanya akan merasa iri seketika. “Jangan memujiku. Kau membuatku malu,” cicit sang wanita.

Sang pria terkekeh pelan demi mendengarnya. Ia sangat mengerti jika wanita di sampingnya itu tidak terbiasa dengan sebuah pujian. Alih-alih ia memiringkan kepalanya dan mendekatkan mulutnya dengan telinga sang wanita. Berniat membisikan sesuatu. “Aku tulus mengatakannya,” ujarnya. “Kau selalu terlihat sempurna dimataku,” bisiknya –lagi.

Alih-alih menjawab bisikan sang pria –yang menurutnya terdengar seperti sebuah rayuan gombal, sang wanita justru memutar bola matanya. Ia memang tak terbiasa dengan sebuah pujian. Wanita itu merasanya penampilannya biasa saja. Tidak ada yang special atau luar biasa seperti yang dimaksudkan oleh sang pria dalam ucapannya tadi.

“Oh. Sudahkah aku memberitahumu untuk jangan pernah memutar matamu seperti lagi –padaku, Shin In Young?” si pria berujar dengan nada santainya namun terdengar seperti sebuah peringatan. Shin In Young –sang wanita itu, justru mengerucutkan bibirnya setelahnya.

Reaksi lucu yang dikeluarkan sang wanita justru membuat sang pria kembali terkekeh pelan. Detik berikutnya, pria itu menggendong tubuh sang wanita –ringan. Shin In Young memekik terkejut saat merasakan tubuhnya terangkat. “Cho Kyuhyun! Turunkan aku!” pintanya.

“Tidak!” sang pria menggeleng santai. “Anggap saja ini sebagai hukuman dan sebagian hadiah kecil dariku, untukmu.” Cho Kyuhyun berujar kembali. Ia mengendikkan bahunya acuh dan berjalan dengan santainya.

Sementara itu Shin In Young hanya bisa mengerucutkan bibirnya –kembali, dan menghembuskan nafasnya –kesal. Kedua tangannya sudah melingkar sempurna di leher Cho Kyuhyun. Kedua lengan Shin In Young seakan sudah sangat hapal dengan betul tempat ternyaman untuk mereka.

Cho Kyuhyun kemudian membuka pintu mobil. Ia mendudukan Shin In Young dan memasangkan seat belt dengan senyumannya. Setelahnya Cho Kyuhyun berjalan cepat memutari mobilnya. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk masuk, duduk dan memasang seatbeltnya sendiri. Pria itu kemudian menyalakan mesin mobilnya.

Buggaty Veyron itu berjalan membelah jalanan yang terlihat sedikit lenggang. Keduanya terdiam menikmati keheningan. Baik Shin In Young maupun Cho Kyuhyun tak memulai percakapan. Bukan Shin In Young tak ingin memulai percakapan. Ia diam karna ia sangat tau jika suaminya itu akan sangat fokus menyetir dan sulit sekali diajak bicara.

Itu sebabnya ketika selama perjalanan –kemanapun, Shin In Young diam dan seakan tak ingin mengganggu Cho Kyuhyun yang asik menyetir. 30 menit kemudian, mobil itu berhenti di depan sebuah restaurant besar. Shin In Young menaikan sebelah alisnya meneliti bangunan yang berdiri dengan gaya angkuh di depannya itu.

Saat Cho Kyuhyun menawarkan lengannya untuk diamit oleh Shin In Young, wanita itu masih belum membuka suaranya. Ia mengedarkan pandangannya kembali meneliti isi dan design interior restaurant itu. Restaurant itu bergaya Eropa klasik namun mewah. Shin In Young mengernyitkan dahinya –bingung. Ia merasa sedikit ganjal saat ini.

Tak lama Cho Kyuhyun mengajaknya untuk duduk. Cho Kyuhyun menarikkan sebuah kursi –untuk duduk Shin In Young. Perlakuan Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young kembali tersipu malu. “Cho Kyuhyun-ssi, apakah ini salah satu restaurant mu dengan Lee Hyuk Jae-ssi? Kenapa terlihat sepi sekali?” Shin In Young menanyakan rasa penasarannya.

Suara music klasik yang dimainkan oleh beberapa pemain music dari panggung terdengar. Cho Kyuhyun menatap istrinya lembut. Ia mengendikan bahunya –santai. “Bukan. Sayangnya restaurant ini bukanlah salah satu milikku atau Hyuk Jae hyung,” jawabnya. “Dansa?” Cho Kyuhyun tiba-tiba sudah berdiri di samping Shin In Young dan mengelurkan tangan kanannya dengan senyumannya.

Uluran tangan kanan Cho Kyuhyun menggantung selama beberapa detik. Shin In Young menatap tangan kanan Cho Kyuhyun dan wajah Cho Kyuhyun –bergantian. Cho Kyuhyun kembali tersenyum lembut sambil mengendikkan kepalanya ke kiri. Shin In Young kemudian menggenggam uluran tangan kanan Cho Kyuhyun.

Ia mengikuti Cho Kyuhyun yang mengajaknya berjalan menuju tengah-tengah –tepat di hadapan panggung. Shin In Young kembali menaikkan sebelah alisnya. Ia mengedarkan pandangannya. “Kau bisa berdansa?” Cho Kyuhyun kembali bertanya –lembut.

Menggeleng singkat dan tersenyum simpul. Shin In Young menyampirkan anak rambutnya ke belakang telinganya. “Entahlah. Kurasa, aku tidak terlalu pandai berdansa.” Shin In Young menjawab dengan senyuman gelinya.

“Hanya ikuti saja gerakanku. Ini cukup mudah untuk diikuti.” Cho Kyuhyun berujar lembut dan kemudian melingkarkan tangan kanannya pada pinggang Shin In Young. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam tangan kanan Shin In Young. Tangan kiri Shin In Young melingkar di leher Cho Kyuhyun.

Keduanya berdansa pelan mengikuti alunan musik yang mengalun lembut. Alunan musik itu otomatis berganti menjadi musik untuk dansa saat Cho Kyuhyun dan Shin In Young mulai berdansa. Shin In Young tak tau mengapa namun ia kemudian menyandarkan kepalanya pada dada bidang Cho Kyuhyun. Ia menyandarkan kepalanya dan mereka terus berdansa.

“Aku tidak menyangka kau juga bisa berdansa,” Cho Kyuhyun berujar pelan.

“Tidak terlalu. Dulu Soo Hyun oppa yang mengajarkanku dan kami terkadang melakukannya dulu ketika bosan.” Shin In Young menjawab pelan. Ia masih menyandarkan kepalanya dan menghirup wangi tubuh Cho Kyuhyun.

Sejujurnya ada rasa sesak kala mendengar jawaban itu. Tetapi Cho Kyuhyun mencoba meredamnya. Ia sadar itu semua adalah masa lalu. Menurutnya setiap orang pastinya mempunyai masa lalu tersendiri. “Aku suka aroma tubuhmu,” Shin In Young berujar pelan.

“Kau bisa menikmatinya kapan pun,” Cho Kyuhyun menjawab dengan senyuman miringnya. Shin In Young justru terkekeh mendengarnya. Mungkinkah ini karna efek kehamilan? Sehingga membuat Shin In Young justru terlihat manja kepadanya. Cho Kyuhyun tersenyum kecil. Ia bersyukur karna kehadiran calon anak mereka yang akan merekatkan hubungannya dengan Shin In Young.

Beberapa detik kemudian suara tepukan tangan terdengar. Cho Kyuhyun menengadahkan kepalanya. Ia mengedarkan pandangannya. Seingatnya restaurant itu sudah ia booking malam ini. “Betapa manisnya pasangan ini,” ujar sebuah suara serak kemudian –mendekat.

Shin In Young mendengar suara itu. Ia ingat dan mengenal suara itu. Tubuhnya mendadak menegang. Shin In Young reflex menoleh. Ia melihat seorang pria bertubuh tinggi berdiri di hadapannya dan Cho Kyuhyun dengan senyuman dinginnya. “Kita bertemu kembali nona Shin,” ujar pria itu dengan nada suaranya yang tenang.

Secara otomatis Cho Kyuhyun melingkarkan tangannya kembali di pinggang istrinya. Ia mendekap erat tubuh kaku istrinya itu. Cho Kyuhyun menatap tajam pria yang berdiri di hadapannya. “Aku hanya ingin mengucapkan selamat atas kehamilanmu. Selamat, dan silahkan kembali menikmati kebersamaan kalian.” Pria itu –Kim Jun Su, berujar dengan senyuman khasnya. Ia kemudian melangkah mundur sebelum menghilang di parkiran.

****

ToBeContinue

FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 27]

cover complicated love new

Holla, annyeong~ author come back membawa kelanjutan CL adakah yang masih setia menunggu? #gakadaThor #plak Mulai chapter kemarin sampai seterusnya author bakalan pake cover yang baru ini. Lebih keren kan covernya? Terimakasih untuk apresiasi dan kesetiannya untuk FF ini. Author persembahkan Complicated Love chapter 27 untuk para readerdeul tercinta #tebarreceh #bow

pssstt: typo yang masih sering bergentayangan dan feel yang acak-acakan.

Happy reading~~~

CHAPTER 27

Ruang rawat dengan segala dekorasi yang bernuansa putih dan cream soft itu terlihat tenang. Sebuah ranjang terletak di sebelah jendela yang menampilkan pemandangan taman rumah sakit. Di atas nakas sebelah ranjang rawat terdapat vas dan bunga mawar merah segar. Sofa berukuran sedang yang berjumlah 3 terletak di sisi pojok kanan ruang, dekat dengan televisi berlayar datar dan sebuah lemari pendingin.

Di dalam ruangan itu terbaring sesosok wanita yang sedang tertidur. Matanya terpejam denga wajah damainya. Cho Kyuhyun duduk di kursi lipat yang ia tempatkan di sebelah ranjang istrinya. Ya, sosok yang terbaring itu adalah Shin In Young. Istri sah Cho Kyuhyun. Sudah 2 hari ini wanita itu terbaring disana dan belum sadarkan diri.

Selama 2 hari itu pula, Cho Kyuhyun setia menungguinya. Pria itu bahkan seakan tak ingin meninggalkan istrinya itu barang sedetik pun sejak 2 hari lalu. Sejak Shin In Young terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit karna kejadian itu. Kejadian penculikan yang menyebabkan Shin In Young terluka di kepalanya karna terbentur.

Cho Kyuhyun menggenggam telapak tangan istrinya –yang lemas. Ia kembali teringat akan kejadian buruk itu. Kejadian buruk penculikan Shin In Young yang seperti mimpi buruk baginya. Kejadian itu terus membayanginya dalam 2 hari ini. Terlebih kini kondisi istrinya yang sampai sekarang belum sadarkan diri. Cho Kyuhyun berkali-kali menyalahkan dirinya sendiri setiap kali teringat kejadian itu.

Begitu mendapatkan kabar melalui telepon itu Cho Kyuhyun langsung kaku. Otaknya berhenti berfungsi sejenak dan nafasnya tercekat. Untung saja Lee Hyuk Jae –hyungnya itu, menenangkannya dan mereka segera menuju alamat yang dikirimkan oleh penelpon. Cho Kyuhyun berkali-kali mengumpat serapah di dalam mobil.

Panic, cemas, ketakutan dan amarah itu bercampur baur menjadi satu. Cho Kyuhyun beberapa mengomel pada Lee Hyuk Jae, yang menurutnya tak bisa menyetir dengan cepat. Ia harus segera menyelamatkan istrinya sebelum terlambat. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi pada wanita yang dicintainya itu.

Ia tak bisa dan tak mau membayangkan sesuatu yang buruk menimpa istrinya itu. Cho Kyuhyun terlalu takut membayangkannya, hingga membuat nafasnya sedikit sesak. Ia merasa bodoh karna tak bisa menjaga wanita yang dicintainya itu dengan benar, sehingga hal seperti ini terjadi. Jika saja tadi ia bisa segera mengejar istrinya itu, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Ya, jika saja.

Mobil yang dikendarai Lee Hyuk Jae berhenti di sebuah gudang tua dekat pelabuhan. Baik Cho Kyuhyun maupun Lee Hyuk Jae mengerutkan dahi mereka. Keduanya melihat keadaan sekitar yang memang sepi dan seakan terpencil dari aktivitas orang-orang. Gudang itu terlihat seperti sudah lama tidak terpakai.

Di luar gudang itu sepi tanpa terlihat satupun orang yang berjaga atau apa. Lee Hyuk Jae melihat sebuah mobil SUV berwarna hitam yang terparkir di depan gedung itu. Itu pastilah mobil yang membawa Shin In Young –seperti yang dikatakan wanita yang menelponnya. Ia tengah mengintai keadaan sekitar –memastikan waktu yang tepat untuk masuk.

Kedua matanya yang tajam menyipit memperhatikan keadaan sekitar. Ia kini layaknya seekor elang yang sedang mengawasi buruannya dan siap menerkam mangsanya. Lain halnya dengan Cho Kyuhyun. Pria itu terlihat sangat gelisah dan berkali-kali umpatan serta makian dilontarkan pria itu pada apapun –tanpa terkecuali.

“Sampai kapan kita akan berada disini? Shin In Young dalam bahaya, aku harus menolongnya segera, hyung!” Cho Kyuhyun berseru kesal.

Lee Hyuk Jae menatap Cho Kyuhyun prihatin. “Tenang dan bersabarlah dulu. Kita harus memastikan keadaan aman sebelum masuk kesana. Salah sedikit saja langkah, bisa saja justru membahayakan Shin In Young,” ujar Lee Hyuk Jae berusaha menenangkan. Ia tau apa yang dirasakan oleh Cho Kyuhyun saat ini. Ia pun juga sama cemas dan khawatirnya akan keadaan Shin In Young –di dalam sana.

“Tenang katamu?” Cho Kyuhyun mendesis sinis. Ia tak bisa menunggu bersabar dan diam seperti ini. “Istriku sedang disekap di dalam sana hyung! Aku tak tau hal buruk apa yang para pengecut itu bisa saja perbuat pada istriku!”

Kini gantian Lee Hyuk Jae yang mendesis sinis. Ia terkadang benci dengan sifat keras kepala dan tak sabaran Cho Kyuhyun. Sifat buruk itu memang rupanya tak bisa hilang dari diri seorang Cho Kyuhyun. Terlebih dalam keadaan seperti ini. “Dengarkan aku, bodoh! Jika kita masuk ke dalam sekarang, para penjahat itu bisa saja mencelakakan Shin In Young! Istrimu itu bisa lebih dalam bahaya. Kau tentu lebih tidak ingin itu terjadi bukan? Sekarang tenang dan ikuti instruksiku!”

Ucapan Lee Hyuk Jae itu justru ditimpali dengan umpatan Cho Kyuhyun –untuk kesekian kalinya. Lee Hyuk Jae mengindahkannya. Ia kembali focus memperhatikan keadaan sekitar. Ketika kedua matanya sedang memperhatikan sekitar, ia mendengar kaca pintu mobilnya diketuk oleh seseorang dari luar. Pria itu sedikit terkejut dan merasa cemas.

Kecemasannya itu bukan didasarkan oleh hal lain. Ia cemas jika salah satu dari komplotan penjahat itu mengetahui keberadaannya dan Cho Kyuhyun. Oleh karna itu mereka mendatangi mobilnya dan itu tentu saja akan merusak segala rencananya. Lee Hyuk Jae membuka pintu mobilnya ragu. Sedetik ia menahan nafasnya, namun detik berikutnya ia mendesah lega melihat sosok siapa yang mengetuk pintu mobilnya –tadi.

“Ah, ternyata kau.” Lee Hyuk Jae berujar lega. Ia mengelus dada bidangnya.

Na Yoon Jung –sosok itu, tersenyum tipis. “Maaf mengagetkanmu. Apa kalian sudah lama sampai disini?” tanyanya kemudian.

“Tidak, kami baru beberapa menit yang lalu tiba,” jawabnya. “Apa keadaan sekitar gudang itu memang sepi? Sepertinya sama sekali tidak terlihat penjaganya dan keamanannya kurang.” Lee Hyuk Jae balas bertanya.

“Ya, seperti ucapanmu barusan. Keadaan sekitar gudang itu memang sepi. Tidak ada penjaga yang berjaga di pintu masuk. Aku rasa mereka sedikit ceroboh dengan urusan keamanan.” Na Yoon Jung menimpali ucapan Lee Hyuk Jae. “Aku mengikuti mereka sejak awal, dan melihat beberapa orang pria membawa Shin In Young yang tak sadarkan diri ke dalam gudang. Beberapa menit yang lalu –sebelum kau datang, aku melihat seorang wanita masuk ke sana. Aku rasa wanita itulah otak penculikan ini.”

“Wanita?” Lee Hyuk Jae mengulangi sedikit informasi yang diberikan Na Yoon Jung. Pria itu menatap Na Yoon Jung dengan menaikan sebelah alisnya. “Siapa wanita itu? Apa dia musuh Shin In Young?”gumam Lee Hyuk Jae pelan.

“Aku rasa sekarang waktu yang tepat. Sepertinya di dalam sana tidak banyak komplotan penculik itu. Aku juga sudah menelpon polisi, dan mereka sekarang sedang dalam perjalanan kemari.” Na Yoon Jung berujar lagi.

Setelah itu, Cho Kyuhyun, Lee Hyuk Jae dan Na Yoon Jung secara diam-diam berjalan menuju gudang tua itu. Ketiganya berhasil menyelinap masuk dikarnakan keamanan yang tidak ketat –persis seperti ucapan Na Yoon Jung. Untung saja Na Yoon Jung pernah menangani kasus seperti ini. Saat ini ia terlihat sangat tenang, bahkan berjalan memimpin dua pria tampan itu.

Samar-samar dari ruangan depan gudang itu terdengar suara tawa nyaring seorang wanita. Na Yoon Jung menghentikan langkahnya sejenak dan mengernyitkan dahinya. Ia yakin jika wanita yang tadi dilihatnya memang ada di dalam sana dan pastinya otak dari penculikan ini. Na Yoon Jung sangat menyakini itu. Instingnya cukup kuat mengatakan jika wanita tadi bisa saja tengah berbicara dengan Shin In Young dan mengancam gadis itu.

Terdengar suara teriakan geraman dari sebuah ruangan yang tak jauh dari ketiganya. Detik berikutnya terdengar suara nyaring seperti sebuah tamparan. Bunyi tamparan itu terdengar hingga 2 kali. Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya dan mengeram. Ia mengepalkan kedua telapak tangannya –geram.

“Kalian lucuti pakaian gadis ini dan nikmati tubuhnya sepuasnya! Setelah itu kirimkan pada tempat pelacuran yang berada di China!” ketiganya mendengar suara seorang wanita yang mengucapkan itu dengan nyaringnya dari ruangan di depan mereka.

Detik itu juga tubuh ketiganya menegang. Cho Kyuhyun bahkan tak bisa lagi memikirkan apapun. Ia harus menyelamatkan istri tercintanya itu sekarang juga, sebelum semuanya terlambat. Sebelum wanita gila dan komplotannya itu melakukan hal yang buruk pada istrinya dan memisahkan mereka.

Cho Kyuhyun mendengar suara teriakan Shin In Young. Tubuhnya kembali menggigil. Ia tak mau membayangkan tangan-tangan bejat nan jahanam yang berusaha menggerayangi tubuh istrinya. Cho Kyuhyun langsung berlari dan menerobos pintu yang tertutup. Ia mematung sedetik melihat 3 orang pria berbadan tegap yang siap menodai istrinya itu. Seorang pria bahkan sudah akan siap menyetubuhi istrinya itu.

Tanpa perlu pikir panjang lagi, Cho Kyuhyun langsung berlari dan menerjang pria yang siap menggerayangi tubuh istrinya. Ia meninju tubuh pria itu dan menghajarnya habis-habisan. Cho Kyuhyun seperti seorang yang kerasukan. Ia kalap dan meninju 2 pria tanpa ampun dan beringas. Nafasnya memburu, amarahnya memuncak. Ia bahkan sangat ingin menghabisi siapa saja yang berani-beraninya menyentuh istrinya itu.

Sedangkan itu, Lee Hyuk Jae membantu dengan meninju seorang pria. Pria itu langsung saja terpakar saat mendapatkan tinjuan 1 kali dari Lee Hyuk Jae. Ia mendecakkan lidahnya sinis melihat pria yang terkapar itu. Sementara itu Na Yoon Jung menunggu polisi yang sudah akan sampai sebentar lagi di luar.

Saat Cho Kyuhyun dan Lee Hyuk Jae asik menghajar lawan mereka, keduanya tak menyadari masih ada seorang pria yang tiba-tiba datang dari kegelapan. Pria itu menarik kasar tubuh lemas Shin In Young yang masih terikat. Ia kemudian membenturkan kepala Shin In Young dengan dinding yang ada di belakangnya secara 3 kali –dengan kerasnya.

Pria tadi tersenyum licik setelah mengetahui Shin In Young yang semakin lemah setelah ia benturkan pada dinding. Setelahnya ia langsung mendorong tubuh lemah Shin In Young, membuat Shin In Young terjatuh dengan posisi tengkurap dan menghilang. Suara berdebam terdengar seiring tubuh Shin In Young yang terjatuh. Cho Kyuhyun menolehkan kepalanya.

Ia langsung berlari menuju Shin In Young melepaskan ikatan di tangan dan kaki Shin In Young. “Cho Kyuhyun-ssi. Kau datang,” Shin In Young berujar pelan dan tersenyum tipis sebelum kegelapan menariknya. Ia pingsan. Cho Kyuhyun panik dan langsung membawa tubuh istrinya itu ke mobil. Ketakutan, panic, dan kecemasan melanda Cho Kyuhyun saat itu juga.

“Youngie-ya, bangunlah! Kau harus bertahan, kita akan ke rumah sakit.” Cho Kyuhyun berujar panic. Ia membuka pintu mobil bagian belakang dan membaringkan tubuh istrinya itu di pangkuannya. Sementara Lee Hyuk Jae yang kembali menyetir mobil hingga rumah sakit.

Kilasan kejadian 2 hari yang lalu itu kembali berputar di ingatan Cho Kyuhyun. Rasa sakit, sesak, cemas dan takut bercampur baur menjadi satu. Cho Kyuhyun menciumi telapak tangan Shin In Young yang ada dalam genggamannya itu. Ia merindukan istrinya itu. Ia rindu melihat kedua mata hazel berwarna coklat itu terbuka. Ia rindu suara dan tawa renyah pemiliknya yang selalu melenakannya.

“Cepatlah sadar. Aku merindukanmu,” Cho Kyuhyun berbisik pelan di telinga kiri Shin In Young. Setetes cairan bening itu turun membasahi pipinya. Ia benar-benar merindukan istrinya. Merindukan Shin In Youngnya.

Selama 2 hari ini hidupnya terasa hampa. Shin In Young yang terbaring lemah dan tak sadarkan diri seakan membawa setengah jiwanya ikut melayang. Selama 2 hari ini pula Cho Kyuhyun tak masuk ke kantor. Ia mengacuhkan pekerjaannya. Ia bahkan tak peduli dengan keadaan dirinya sendiri. Ia hanya ingin terus berada di sisi Shin In Young, hingga istrinya itu sadarkan diri –nanti.

Rupanya Tuhan menjawab doanya. Shin In Young menggerakan jemari kanannya –pelan, sebelum kedua matanya bergerak. Cho Kyuhyun yang melihat pergerakan kecil itu membulatkan kedua matanya. Detik berikutnya, kedua mata hazel itu terbuka –dengan lemah. Cho Kyuhyun kembali membulatkan matanya dan tersenyum bahagia. Ia mengucap syukur beberapa kali.

“Tunggu sebentar, aku akan memanggilkan dokter.” Cho Kyuhyun berujar pelan. “Terimakasih, kau akhirnya sadar.” Cho Kyuhyun berujar lagi –dengan nada suaranya yang penuh kebahagian dan kelegaan. Sementara itu Shin In Young mengerjapkan matanya – sebagai isyarat. Kepalanya bahkan terlalu pening untuk mengangguk pelan.

****

Satu persatu orang terdekat Shin In Young mulai menjenguk Shin In Young –yang sudah siuman. Mereka yang mengunjungi adalah kedua orangtua Cho Kyuhyun, Lee Hyuk Jae, Na Yoon Jung, Hong Yoo Kyung dan juga kekasihnya –Oh Sehun. Ya, memang hanya orang terdekat saja yang mengetahui kabar jika Shin In Young masuk rumah sakit.

Kedua orangtua Shin In Young sudah dikabarkan kemarin sore oleh Cho Kyuhyun. Namun baru bisa mengunjungi anak gadisnya itu siang nanti. Tentu saja Cho Kyuhyun menyembunyikan kejadian yang sebenarnya mengapa Shin In Young bisa sampai masuk rumah sakit dan tak sadarkan diri selama 2 hari ini.

Itu dilakukan semata karna Cho Kyuhyun tidak ingin membuat kedua orangtua dan mertuanya khawatir. Cho Kyuhyun bahkan sangat yakin jika Ayah dan Ibu mertuanya itu mengetahui kejadian yang sebenarnya, mereka pasti akan sangat shock dan terpukul. Cho Kyuhyun tidak ingin hal itu juga berdampak pada kesehatan Ayah mertuanya yang bisa saja menurun setelah mengetahuinya.

Ia hanya mengatakan jika Shin In Young mengalami kecelakaan saat berada di apartemen mereka. Untungnya kedua orangtuanya dan orangtua Shin In Young percaya. Cho Kyuhyun juga sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Yoo Ji Min yang menghilang sejak kejadian itu. Wanita licik itu harus diberikan pelajaran yang setimpal. Cho Kyuhyun tidak akan melupakan perbuatan licik wanita itu dan memaafkannya.

Ketiga anak buah Yoo Ji Min yang berhasil dibekuk oleh Cho Kyuhyun juga sudah ditangani oleh anak buahnya. Awalnya untuk mengetahui siapa orang yang menyuruh mereka menculik Shin In Young cukup sulit. Ketiga penjahat itu pada awalnya bersikeras bungkam tak memberikannya sedikitpun informasi. Barulah tadi pagi Cho Kyuhyun mengetahui siapa yang menyuruh mereka. Itu pun setelah Cho Kyuhyun melancarkan ancaman dan sedikit bermain-main dengan ketiganya –agar bisa bekerjasama.

Dan saat ini, Cho Kyuhyun tengah menemani Shin In Young. Pria itu dengan telaten dan sabarnya merawat istrinya yang masih lemah. Dan entah karna sedang sakit atau apa, Shin In Young terlihat manja padanya. Istrinya itu bahkan tidak ingin ditinggalkannya barang sejenak, namun Cho Kyuhyun justru tidak keberatan. Ia bahkan dengan senang hati mengabulkan permintaan istrinya itu yang mendadak menjadi manja padanya.

“Youngie-ya, kenapa kau belum memakan makananmu heem?” Cho Kyuhyun bertanya lembut dengan melirik sekilas pada nampan makanan yang masih utuh. Ia menyodorkan nampan berisi makanan kepada istrinya itu.

Shin In Young langsung menggeleng cepat dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. “Tidak mau! Aku tak mau memakan makanan itu!”

“Kau belum memakan apapun. Tubuhmu perlu asupan makanan untuk membantu proses penyembuhanmu. Apa kau tidak ingin sembuh?” bujuk Cho Kyuhyun lembut. Ia masih memegangi nampan dan menyodorkan pada istrinya.

“Aku bilang tidak mau!” Shin In Young kembali menggeleng keras. “Aku tidak mau memakan itu!” ia menolak nampan yang berisi makanan itu dan menyentaknya. Membuat nampan itu jatuh dan mengotori lantai bawah ranjangnya.

Penolakan Shin In Young itu membuat Cho Kyuhyun membulatkan kedua matanya. Ia reflex berdiri menatap nanar makanan dan nampan yang terjatuh. “Youngie-ya, apa yang kau lakukan!” Cho Kyuhyun bertanya namun ia tak sadar telah menaikan nada suaranya.

Mendengar nada pertanyaan Cho Kyuhyun yang meninggi –dan lebih cocok disebut bentakan, membuat Shin In Young membulatkan kedua matanya. Nyalinya mendadak menciut. Gadis itu tiba-tiba menangis. Ia tak tau mengapa matanya terasa panas dan hatinya menjadi sesak. Airmatanya sudah merebak dikedua pelupuk matanya.

Rasanya ada sebuah luka yang digoreskan di hatinya. Ia merasakan hatinya mendadak perih. Cho Kyuhyun membentaknya. Suaminya itu membentaknya karna hal sepele. Meskipun mereka pernah beberapa terlibat adu argument, namun Cho Kyuhyun tak pernah membentaknya seperti tadi. Membuat Shin In Young terkejut dan tak bisa menahan airmatanya.

“Kau membentakku?” Shin In Young bertanya lirih. Rasa sakit dalam hatinya itu membuatnya susah mengucapkan kata-kata.

“Tidak. Maafkan aku,” Cho Kyuhyun berujar setengah menyesal. Ia tidak sadar tadi telah membentak dan menaikan nada suaranya.

“Kau membentakku!” Shin In Young menggelengkan kepalanya cepat. “Kau membentakku, Cho Kyuhyun! Kau membentakku hanya karna hal sepele!” tambahnya dengan tangisnya yang sesegukan.

Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya –sejenak. Ia meremas rambutnya frustasi. Cho Kyuhyun tak tau mengapa istrinya itu mendadak menjadi manja, rewel dan sensitive padanya. Shin In Young belum pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Sikap Shin In Young itu kini membuat Cho Kyuhyun bingung menghadapinya. Istrinya itu bahkan kini tengah menangis. Cho Kyuhyun ingin menenangkannya, memeluk tubuhnya. Namun istrinya itu tidak ingin disentuh olehnya. Benar-benar membingungkanku, gumam Cho Kyuhyun dalam hati.

“Aku tau aku salah. Maafkan aku. Aku tak bermaksud membentakmu tadi. Aku hanya tak suka kau melempar makanan yang sudah disediakan, sedangkan banyak orang di luar sana yang kesulitan hanya untuk mencari sesuap nasi.” Cho Kyuhyun menjelaskan dengan nada melunak, maksudnya yang tidak sengaja membentak istrinya itu.

“Aku sudah mengatakan, aku tak mau memakan makanan itu. Kau terus saja memaksa ku. Aku tak mau! Kau tak tau apa yang kurasakan. Makanan itu beraroma tak sedap. Aku mual mencium aromanya saat kau menyodorkannya!” kali ini gantian Shin In Young yang menjelaskan maksud perbuatannya tadi.

Cho Kyuhyun yang mendengar alasan istrinya itu hanya bisa tertegun. Demi Tuhan! Hanya karna aromanya -yang menurut istrinya itu, tidak sedap membuat istrinya itu sampai melemparkan makanan. Cho Kyuhyun memijat dahinya yang mendadak berdenyut. Ia tak tau mungkin ini efek berada di rumah sakit dan makanan rumah sakit yang konon kabarnya memang tidak enak untuk dilidah orang yang sakit atau bukan?

“Baiklah, maafkan aku.” Cho Kyuhyun meminta maaf –lagi untuk kesekian kalinya. “Katakan kau ingin makan apa? Aku akan membawakannya untukmu,” kali ini ia menawarkan pilihan agar istrinya itu mau makan.

Tampak berfikir sejenak. Shin In Young terdiam, ia menggigit sudut bibirnya -yang tak luka. Sedang membayangkan makanan yang saat ini ingin dimakannya. Ia langsung teringat dengan ramyun di kedai Bibi Oh –yang biasa ia nikmati dulu. Ramyun buatan Bibi Oh rasanya sangat lezat dan selalu menggiurkannya. Dulu ia selalu menyempatkan mampir ke kedai Bibi Oh dan memakan ramyun bersama Kim Soo Hyun.

Dan kini ia sangat ingin memakan makanan itu. Entah mengapa rasanya makanan itu lebih menggiurkannya dibandingkan makanan lainnya. Sepertinya ia juga sudah lama tak menikmati salah satu makanan favoritnya itu. Membuat air liurnya seakan ingin menetes karna membayangkannya. Perutnya pun ikut bergejolak meminta diisi.

“Aku ingin makan ramyun dari kedai Bibi Oh.” Shin In Young berujar kemudian. Kedua matanya membulat berbinar menatap Cho Kyuhyun.

Jawaban Shin In Young itu justru membuat Cho Kyuhyun kembali mengerutkan dahinya. Ia menatap istrinya itu bingung. “Ramyun?” ulang Cho Kyuhyun dengan menaikan sebelah alisnya. “Tidak boleh! Yang lain saja, apapun selain ramyun.”

Shin In Young membulatkan kedua matanya dan mengerucutkan bibirnya –lucu. “Kenapa? Kau bilang tadi aku boleh memilih sesuka ku. Kenapa sekarang tidak boleh?” ia menggelengkan kepalanya dan memasang wajah polosnya.

“Ya. Tapi apapun selain ramyun!” tegas Cho Kyuhyun –kembali.

“Kenapa?” tanya Shin In Young kembali. Cho Kyuhyun justru mensedekapkan kedua tangannya dan membuang mukanya. Ia menghindari menatap wajah istrinya itu. “Jika tidak boleh, lebih baik aku tidak makan. Aku hanya ingin memakan ramyun.” Shin In Young berujar tak kalah tegas. Ia hanya sedang ingin memakan ranyum.

“Jangan keras kepala!” Cho Kyuhyun berujar kesal. “Kau masih belum pulih. Mana boleh memakan makanan itu, huh?” ujarnya lagi, yang kali ini menatap istrinya itu.

Mengabaikan ujaran Cho Kyuhyun, Shin In Young justru kembali merebahkan tubuhnya. Ia membelakangi Cho Kyuhyun –mengabaikan suaminya itu. Shin In Young tak tau mengapa tiba-tiba saja ia menginginkan makanan itu. Tetapi sayangnya Cho Kyuhyun justru menolak membelikannya dan melarangnya. Tega sekali suaminya itu.

“Aku hanya ingin memakan itu, tetapi justru tidak diperbolehkan.” Shin In Young mencicit pelan namun masih bisa didengar Cho Kyuhyun. “Aku mau ramyun,” kali ini isakan kecil kembali keluar dari bibir mungil Shin In Young. Ia kembali terisak kecil. Entah mengapa emosinya menjadi tidak stabil.

Isakan kecil itu membuat Cho Kyuhyun mendesah berat –frustasi. Ia mengulurkan tangan kanannya dan mengelus pelan kepala istrinya yang dibebat perban. “Jangan menangis,” ujar Cho Kyuhyun pelan. “Aku akan membalikan mu ramyun itu, tetapi kau harus berhenti menangis. Aku berjanji,” Cho Kyuhyun berujar lagi –setengah berjanji.

Ucapan dan janji dari Cho Kyuhyun itu langsung membuat Shin In Young membalikan tubuhnya. Ia menghentikan isakannya dan menatap suaminya itu dengan senyuman mengembangnya dan kedua hazelnya yang berbinar –ceria. “Benarkah?” tanyanya menanyakan kebenaran ucapan suaminya itu. Cho Kyuhyun mengangguk dengan senyumannya. “A-SHA! Terimakasih, Cho Kyuhyun-ssi!” ia langsung menghambur memeluk tubuh tegap suaminya itu.

Mendapati pelukan tiba-tiba itu justru membuat Cho Kyuhyun tersenyum senang. meski sebelumnya ia sempat membulatkan kedua matanya –bingung. Sungguh, menurutnya sikap istrinya itu entah mengapa menjadi aneh. Shin In Young entah mengapa terlihat sangat manja dan merajuk padanya. Padahal istrinya itu tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya. Cho Kyuhyun berfikir mungkinkah itu efek dari kepalanya yang terbentur? Benarkah?

Jika memang seperti itu, sepertinya Cho Kyuhyun harus memeriksakan kembali istrinya itu. Ia perlu melakukan MRI untuk memastikannya. Cho Kyuhyun tak ingin sesuatu yang buruk terjadi dikemudian. Bisa saja bukan kecurigaannya benar? Jika memang benar, ia bisa meminimalisir efek yang terjadi di kemudian hari, meskipun ia sebenarnya lebih menginginkan tidak terjadi apa-apa dengan istrinya. Itu semua disebabkan karna penculik sialan yang berhasil kabur itu. Salah satu anak Yoo Ji Min yang juga belum berhasil ditangkap.

Disaat Cho Kyuhyun dan Shin In Young masih berpelukan, pintu kamar rawat itu terbuka pelan. Sesosok pria berperawakan tinggi terdiam mematung. Rahangnya mengeras. Ia mengalihkan pandangannya –menghindari pemandangan di depannya. Kedua orang yang menjadi objek itu juga sepertinya tidak menyadari kedatangannya. “Kenapa masih diam disini? Apa kau tidak ingin masuk Soo Hyun-ah?” Na Yoon Jung bertanya -bingung.

Menyadari ada orang lain yang datang, Cho Kyuhyun melepaskan pelukan mereka. Ia menoleh sekilas ke pintu dan menemukan sosok yang tidak ingin ditemuinya. Sosok pria bertubuh tinggi, kurus yang menatapnya datar dengan rahang yang mengeras. Cho Kyuhyun tersenyum sinis. Ia yakin sekali pria itu melihat ia dan Shin In Young yang tadi berpelukan.

“Soo Hyun oppa! Kau datang!” seru Shin In Young ceria. Ia memamerkan senyumannya.

Ya, pria yang datang berkunjung itu adalah Kim Soo Hyun. Mendengar suara Shin In Young membuat Kim Soo Hyun menolehkan kepalanya dan menatap gadis itu. Ia tersenyum simpul sebelum berjalan menuju ranjang Shin In Young. “Maaf baru bisa menjengukmu hari ini. Aku baru mendengar kabarmu pagi tadi dari Na Yoon Jung, saat baru saja kembali dari Busan.” Kim Soo Hyun berujar lembut. Ia menatap Shin In Young lembut dengan sorot matanya yang teduh itu.

Ucapan Kim Soo Hyun ditanggapi dengan senyuman khas Shin In Young dengan anggukan pelannya. Cho Kyuhyun yang melihat itu merasa sedikit jengah. Ia jengah karna Kim Soo Hyun menatap istrinya itu masih dengan tatapan memujanya dan penuh cinta. Membuat Cho Kyuhyun muak dan ingin sekali mengusir pergi pria itu –jika saja ia tidak mengingat tempat dan kondisi saat ini. Terlebih juga Shin In Young pastinya akan mendiamkannya jika ia sampai melakukan hal itu pada Kim Soo Hyun.

“Aku keluar sebentar,” ucap Cho Kyuhyun datar memecah keheningan.

Semua mata kini memandang pada Cho Kyuhyun. Pria itu justru terlihat acuh. Shin In Young menatap suaminya itu yang membuang muka. Ia menahan tangan kiri Cho Kyuhyun –yang hendak pergi. “Kau ingin kemana?” tanyanya dengan mengerjapkan kedua matanya –lucu.

“Aku pergi sebentar, tidak akan lama. Membelikan pesananmu tadi. Jika kau perlu sesuatu, kau bisa menekan tombol di sebelah ranjang. Suster akan datang nanti membantumu.” Cho Kyuhyun berujar lembut sambil mengelus kepala Shin In Young.

“Ya. Hati-hati di jalan,” jawab Shin In Young lembut. Ia balas tersenyum lembut. Cho Kyuhyun mengangguk –pasti, sebelum mengecup dahi Shin In Young. Ia sengaja melakukannya. Shin In Young sama sekali tak protes. Ia bahkan seakan tak ingat Kim Soo Hyun dan Na Yoon Jung yang melihat kelakuan keduanya.

Setelah mencium dahi Shin In Young dengan lembut dan cukup lama, Cho Kyuhyun beranjak pergi. Ia sempat menoleh sekilas pada Kim Soo Hyun yang kembali memasang wajah datar namun rahang yang mengeras. Cho Kyuhyun tersenyum miring –mengejek, pada Kim Soo Hyun. Ia berjalan ringan meninggalkan istrinya bersama Kim Soo Hyun dan Na Yoon Jung.

“Lihatlah. Bukankah mereka berdua sangat serasi?” Na Yoon Jung berbisik pelan. “Aku rasa Shin In Young mulai membuka hatinya dan mencintai Cho Kyuhyun. Mereka terlihat saling mencintai. Tidakkah itu cukup untuk membuatmu melupakan Shin In Young?”

Ucapan Na Yoon Jung itu cukup menohok hati Kim Soo Hyun. Ia memejamkan kedua matanya sejenak. Rasa sakit dan sesak itu menderanya. Haruskah Na Yoon Jung mengatakan hal kejam itu padanya? Pada dirinya yang sudah patah hati saat melihat Shin In Young memeluk Cho Kyuhyun? Saat gadis itu bahkan menerima ciuman Cho Kyuhyun di dahinya. Hatinya sudah sakit melihat itu. Seakan tak cukup, Na Yoon Jung justru menambahnya parah.

“Aku melihat itu, Yoon Jung-ah,” bisik Kim Soo Hyun parau. “Tetapi hatiku terlalu sakit melihatnya dan belum bisa melepaskannya.” Kim Soo Hyun kembali berujar parau. Keduanya memang berdiri agak jauh dari Shin In Young. Percakapan keduanya pun hanya mampu didengar oleh keduanya –karna pelan. Shin In Young sama sekali tak mendengar percakapan mereka.

Na Yoon Jung menatap Kim Soo Hyun iba. Sejujurnya ia juga merasakan rasa sakit itu. Ia merasa sakit melihat Kim Soo Hyun yang masih saja belum bisa melupakan Shin In Young. Masih saja menyimpan cinta untuk gadis yang sudah bersuami. Memuja dan menjadikan gadis itu sebagai prioritasnya. Begitu mengetahui kabar Shin In Young yang masuk rumah sakit, Kim Soo Hyun bahkan memintanya untuk mengantarkan menjenguk Shin In Young.

Tidak bisakah gadis itu aku, Soo Hyun-ah? Tidak bisakah kau melihatku dan mencintai ku seperti kau mencintai Shin In Young?” Na Yoon Jung berujar perih dalam hati. Kata-kata yang tidak sampai ia ucapkan entah sampai kapan.

Keadaan menjadi hening. Baik Kim Soo Hyun maupun Na Yoon Jung terdiam dengan pikiran masing-masing. Sedangkan Shin In Young menatap kosong pemandangan taman melalui jendela kaca. “Yoon Jung eonni, terimakasih.” Shin In Young berujar tiba-tiba. Ia menatap Na Yoon Jung lembut. “Terimakasih karna kau sudah membantu menyelamatkan ku. Cho Kyuhyun mengatakan, jika kau yang memberitahukan kejadian itu pada Cho Kyuhyun.”

“Aku memang sudah seharusnya membantu mu, tidak perlu berterimakasih. Untung saja kami masih belum terlambat. Sekarang lebih baik kau beristirahat memulihkan kondisi fisikmu dan melupakan kejadian itu.” Na Yoon Jung berujar bijak. Ia tersenyum lembut dan mengelus kepala Shin In Young pelan.

Baginya menolong Shin In Young bukanlah hal yang perlu dibesarkan. Ia tulus menolong gadis itu. Karna ia sudah menganggap gadis itu sebagai adiknya, tentu saja ia tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa Shin In Young. Ketika melihat Shin In Young diculik saja ia langsung panic. Namun kemudian ia langsung bisa mengendalikan diri. Na Yoon Jung sadar keselamatan Shin In Young bisa saja dalam bahaya jika ia bertindak gegabah.

Oleh sebab itu ia mengikuti kemana para penculik itu membawa Shin In Young dan menelpon Lee Hyuk Jae. Kenapa harus Lee Hyuk Jae yang ia hubungi? Kenapa bukan Cho Kyuhyun saja? Alasannya adalah karna ia tidak mempunyai kontak Cho Kyuhyun. Na Yoon Jung baru tiba kembali di Seoul dan ia belum banyak mengenal orang.

Yang ia kenal –dan seorang pengusaha, hanya Lee Hyuk Jae. Ia mengenal pria itu saat pria itu tengah menghadiri sebuah acara yang sama sepertinya di Paris beberapa bulan yang lalu. Keduanya memang pernah berbincang. Dan Na Yoon Jung menyimpan kontak pria itu, karna pria itu yang meminta. Ia baru mengetahui jika Lee Hyuk Jae dan Cho Kyuhyun bersahabat di hari pernikahan Cho Kyuhyun dengan Shin In Young.

Saat itu ia yakin sekali jika Lee Hyuk Jae sedang bersama Cho Kyuhyun. Karna menurut kabar yang ia sering dengar dari orang-orang jika Lee Hyuk Jae dan Cho Kyuhyun sering bekerja sama dan memiliki kantor yang bersebelahan. Itu sebabnya mengapa tanpa ragu Na Yoon Jung menelpon pria itu agar memberitahukan pada Cho Kyuhyun perihal istrinya.

“Aku harap kau lekas sembuh dan keluar dari rumah sakit. Makanan rumah sakit benar-benar tidak enak.” Na Yoon Jung berujar setengah bergurau. Mendengar gurauan itu membuat Shin In Young mengangguk setuju dan terkekeh ringan.

“Jaga dirimu baik-baik. Hubungi aku jika terjadi sesuatu,” kali ini Kim Soo Hyun yang berujar –setengah mendikte. Shin In Young kembali mengangguk.

Yes, Sir!” Shin In Young tersenyum bocah sambil menempelkan tangannya hormat ke dahinya yang masih dibebat perban. Kim Soo Hyun mendecak sekilas kemudian mengelus kepala Shin In Young.

Sementara itu dari luar ruangan rawat itu, seseorang tersenyum miring. Ia mengintip dari celah-celah pintu yang terbuka. Pria itu membetulkan letak kacamatanya dan membenarkan nametag yang terpasang di jas putihnya. Sosok itu kemudian berjalan menjauh menuju tangga darurat. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.

Ya, bagaimana keadaannya?” tanya seseorang diseberang sana dengan suara khasnya.

“Keadaannya sekarang sudah lebih baik. Mungkin 2-3 hari lagi dia bisa keluar dari rumah sakit.” Sosok pria itu menjawab dengan lancarnya.

Bagus. Aku mau kau terus mengawasinya. Wanita itu sedikit mengacaukan rencanaku.” Sosok di seberang sana mendumal dengan suara seraknya yang khas. “Kau hanya menfokuskan diri mengawasi Shin In Young. Masalah wanita sialan itu aku sudah meminta anak buahku yang lain. Jangan biarkan siapapun berani menyakiti Shin In Young lagi. Aku percayakan padamu, Jun Hyun-ah.

Ya, sosok pria berkacamata itu Kwon Jun Hyun. “Baik, hyung. Kau tidak perlu meragukan ku. Aku akan melakukan apapun yang kau minta.”

Anak pintar,” pria di seberang sana terkekeh senang. hubungan telepon itu terputus. Kwon Jun Hyun memasukan kembali ponselnya. Ia melirik ke kanan-kiri memastikan tidak ada yang mendengarkan percakapannya melalui telpon. Ia tersenyum miring sebelum menaiki tangga menuju lantai 14.

****

Di sebuah ruangan yang gelap dan pengap itu seorang wanita tengah terduduk di kursi dengan tubuh yang terikat. Ia meraung dan meronta –meminta agar dibebaskan. Wajah cantiknya yang sebelumnya terpoles make up kini terlihat pucat. Sosok itu adalah Yoo Ji Min. Keadaan seakan berbalik sekarang.

Kini ia yang gentian diikat dalam sebuah ruangan gelap dan pengap itu. Mulutnya juga disumpal kain. Benar-benar menyedihkan. Kejahatannya beberapa hari yang lalu itu justru seakan menyerangnya balik. Seorang wanita cantik nan anggun lainnya datang. Ia mensedekapkan tangannya di depan dada dan menatap sosok di hadapannnya sinis.

“Merasa de ja vu, eh?” Wanita cantik itu bertanya dengan senyuman mengejeknya. “Aku tidak akan menyuruh anak buah ku memperkosamu dan mengirim mu ke tempat pelacuran di China –seperti yang akan kau lakukan pada Shin In Young. Tubuh mu terlalu murahan bahkan untuk ukuran seorang pelacur.” Wanita itu berujar pelan, santai namun menusuk.

Yoo Ji Min menatap sosok wanita cantik di depannya itu murka. Jika saja ia tidak diikat sudah pasti ia akan merobek mulut wanita itu. “Bereskan dia,” perintah wanita itu tegas dengan senyuman iblisnya. Yoo Ji Min langsung merinding. Ia menggigil ketakutan mengerti akan maksud ucapan itu. Karna setelahnya seorang pria berbadan tegap muncul dan mengacungkan pistol kepadanya. Satu tembakan itu langsung mengenai kepala Yoo Ji Min.

Menyarangkan selongsong timah panas di kepala wanita itu. “Selamat tinggal, Yoo Ji Min.” wanita cantik nan anggun itu tersenyum miring. Ia menggelayut manja lengan pria yang tadi menembak Yoo Ji Min itu. “Dan Halo Cho Kyuhyun. Aku kembali,” ujarnya lagi. Ia kemudian pergi bersama pria tadi meninggalkan tubuh tak bernyawa Yoo Ji Min.

****

ToBeContinue

Muehehehe ige mwoya? ancurkah? absurb kah? maafkan author jika chapter ini ancur, tetapi seperti inilah ide yang mengalir di kepala author #smirk. Author kangen sama aa Kim Soo Hyun makanya author tampilin lagi, kayanya dia udah lama gak nongol juga #digetok Dan mulai sekarang mari kita ucapkan selamat tinggal pada Yoo Ji Min. Semoga dia tenang di alam sana #eh? #plak

FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 26]

cover complicated love new

Holla, annyeong~ author comeback. Sengaja cepet update karna ide yang tumben lagi lancar wkwkwk 😀 #plak. Konfliknya author rada beratin ya, soalnya author ngerasa masih flat #plak Semoga readerdeul suka. Horeee dapet cover baruuu, semoga readerdeul sukaa 😀 Terimakasih dukungan dan kesediaannya yang masih setia membaca cerita author yang masih jauh sempurna ini. Langsung saja author persembahkan untuk kalian semua, readerdeul tercinta “Complicated Love chapter 26” #pssstt typo yang kadang bertebaran, feels yang acak-acakan.

Happy reading, readerdeul~ 😀 #tebarreceh

CHAPTER 26

“Youngie-ya. Aku bisa jelaskan.”

Cho Kyuhyun menatap Shin In Young lekat. Sedangkan Shin In Young menatapnya dengan ekspressi datar nan dinginnya. Membuat Cho Kyuhyun yang melihatnya justru ketar-ketir. Ia sangat yakin jika kejadian tadi membuat Shin In Young salah paham akan dirinya. Kejadian tadi murni kesalahan. Ia bahkan sama sekali tak menyangka.

Sungguh. Cho Kyuhyun memang tadi terkejut ketika melihat Shin In Young sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan mematikannya. Istrinya itu bahkan mengusir wanita yang sudah lancang menciumnya itu. Sungguh Cho Kyuhyun tidak bermaksud macam-macam dengan wanita tadi. Ia bahkan terkejut ketika melihat wanita itu dan menyadari apa yang terjadi.

Tadi saat ia sedang mengerjakan laporan perusahaannya ia merasa sedikit lelah dan mengantuk. Cho Kyuhyun tak sadar jika ia tertidur, dan saat ia terbangun tiba-tiba saja wanita tadi sudah berada dalam pangkuannya dan menciumnya buas. Saat itu yang ada dipikirannya Cho Kyuhyun adalah Shin In Young. Ia mengira wanita tadi adalah Shin In Young.

Ketika istrinya itu menyentak tubuh wanita itu barulah Cho Kyuhyun sadar. Ia bahkan merutuki kebodohannya dalam hati. Pantas saja ia merasa aneh tadi. Ciuman Shin In Young biasanya selalu memabukkannya, membuainya. Namun tadi tidak. Ciuman wanita itu justru membuatnya muak dan seakan ingin melempar keluar tubuh yang menempel padanya.

“Jadi ini maksumu menyuruh ku datang ke kantormu?” Shin In Young bertanya sarkastik. Ia menaikkan sebelah alisnya menatap datar Cho Kyuhyun.

Yang ditatap seperti itu justru belingsatan. Ia menelan ludahnya –berat, mendengar dan menerima pertanyaan itu. “Tidak. Bukan seperti itu. Itu tidak seperti apa yang kau duga.” Cho Kyuhyun membantah.

Shin In Young menaikkan sebelah alisnya –lagi. “Tidak seperti yang aku duga?” ulangnya. “Ya. Kalian bermesraan dan berciuman panas. Wanita tadi menciummu panas dan duduk dalam pangkuanmu. Desahannya bahkan masih bisa aku ingat dengat jelas. Memang tidak seperti dugaanku. Awalnya aku menduga kau ingin mengajakku makan siang, tetapi aku salah.”

“Tidak. Bukan seperti itu yang sebenarnya terjadi. Aku tidak bermaksud seperti itu. Tadi hanya salah paham. Sungguh!” Cho Kyuhyun bangkit dari duduknya, berusaha meyakinkan.

“Ck. Jelas-jelas aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Kalian berciuman panas. Bahkan wanita tadi mendesah di tengah ciuman kalian! Salah paham apanya?” cerca Shin In Young dengan emosinya yang sampai di ubun-ubunnya.

“Aku kira itu kau! Aku tak tau jika ternyata itu bukan kau.” Cho Kyuhyun masih bersikeras membantah. Ia merasa harus menjelaskan kesalahpahaman ini.

“Sudahlah, aku bosan mendengarnya. Alasanmu terlalu klasik dan sering kali terdapat dalam dialog drama ataupun novel.” Shin In Young mencibir sinis. “Aku pulang. Aku berjanji tidak akan pernah menginjakkan kaki ku lagi ke kantor mu ini.” Gadis itu berujar pelan, menusuk dan tajam sebelum melangkah pergi.

“Tidak! Dengarkan penjelasanku, dulu! Aku sungguh-sungguh.” Cho Kyuhyun bangkit. Ia mencekal pergelangan tangan Shin In Young. Menahan istrinya itu agar tak pergi.

“Aku mau pulang!” Shin In Young bersikeras.

“Tidak sebelum kesalah pahaman ini berakhir!” seru Cho Kyuhyun tak mau kalah.

Geez! Aku lelah, dan ingin pulang! Jadi lepaskan tanganku dan biarkan aku pulang!” seru Shin In Young tegas. Ia bahkan berani menantang Cho Kyuhyun dan menaikkan suaranya.

Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya sejenak. Ia tau istrinya itu sedang marah karna kejadian tadi. Tapi Cho Kyuhyun merasa ia tidak bersalah. “Baiklah. Ku antar kau pulang,” ujar Cho Kyuhyun akhirnya setelah terdiam.

“Tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri.” Shin In Young menolak langsung ajakan Cho Kyuhyun. Meski dia tau itu bukanlah sebuah ajakan. “Aku tau kau sibuk. Jadi aku tidak ingin mengganggu waktu sibukmu itu.” Ia berujar datar dan dingin namun tetap terdengar menusuk. Shin In Young bahkan menekankan pada kata SIBUK.

Penolakan Shin In Young itu membuat Cho Kyuhyun geram. Ia memejamkan matanya –lagi. Detik berikutnya ia membuka kedua matanya dan langsung mendorong tubuh istrinya itu hingga membentur dinding. Cho Kyuhyun melumat kasar bibir ranum Shin In Young yang tadi sangat lihat membantahnya. Membuatnya tak bisa untuk menahan hasrat dan emosinya lagi.

Ciuman itu kasar dan menuntut. Cho Kyuhyun melumat dan mengulum bibir ranum istrinya penuh nafsu tanpa berniat melepaskannya. Sedangkan Shin In Young berusaha melepaskan pagutan bibir Cho Kyuhyun di bibirnya itu. Pria itu mengeksploitasi bibirnya, mengobrak-abriknya membuatnya kesulitan untuk melawan.

Perlawanan Shin In Young bagaikan angin lalu untuk Cho Kyuhyun. Justru ia semakin merapatkan tubuh mereka dan memperdalam ciumannya. Sudah dikatakannya jika bibir Shin In Young itu selalu saja membuatnya mabuk. Melenakannya dan membuatnya tak bisa berhenti mengulumnya. Rasanya seperti ada letupan-letupan kecil dalam perutnya.

Shin In Young masih berusaha melepaskan ciuman Cho Kyuhyun yang seakan membelitnya. Walau sejujurnya harus ia akui meskipun ciuman itu kasar dan menuntutnya namun ciuman itu membuatnya tergelitik. Ia bahkan mati-matian berusaha mematikan hasratnya yang muncul juga ingin membalas setiap ciuman Cho Kyuhyun itu.

Menahannya dan mematikan keinginan terdasarnya merupakan hal yang tak mudah. Suaminya itu memang ahlinya berciuman. Cho Kyuhyun bahkan mengekploitasi bibirnya seakan tak ingin melepaskannya yang sedari tadi memberontak dengan memukuli dada bidang pria itu. Ada sedikit sesak dan rasa sakit dalam hati Shin In Young.

Perasaan itu muncul akibat ciuman kasar itu. Ia merasa sakit dan direndahkan oleh sikap semena-mena Cho Kyuhyun ini. Meskipun ia sadar Cho Kyuhyun adalah suaminya. Tetap saja Cho Kyuhyun tak bisa memaksanya seperti ini. Membuatnya merasa direndahkan dan terhina. Shin In Young merasa ia tak ada bedanya dengan wanita tadi.

Memikirkan hal itu membuat setetes airmata Shin In Young menetes. Gadis itu memejamkan kedua matanya menahan perih yang bersemayam dalam dadanya. Tidak. Ia harus mencari cara. Memikirkan cara agar menghentikan ciuman kasar itu hingga Shin In Young menemukan sebuah ide. Ide gila nan nekat yang menghampiri.

Hanya ide itu yang terpikirkan olehnya di tengah kekalutan. Shin In Young memejamkan kedua matanya sejenak, detik berikutnya ia membalas sedikit ciuman Cho Kyuhyun. Namun hanya sedetik, karna detik berikutnya ia sudah menggigit keras bibir bawah Cho Kyuhyun. Membuat pria itu mengeram tertahan, dan berhasil.

Usahanya berhasil. Cho Kyuhyun melepaskan pagutan bibirnya. Shin In Young yang mendapatkan kesempatan itu tanpa perlu berpikir lama ia menendang tulang kering Cho Kyuhyun. Membuat suaminya itu meringis kesakitan dan berjongkok menahan denyutan di tulang keringnya. Bahkan gigitan Shin In Young tadi menimbulkan bekas darah dan meninggalkan jejak luka di sudutnya.

Tak ingin berlama-lama, Shin In Young langsung berjalan cepat –setengah berlari, keluar dari ruangan suaminya itu. Ia membanting keras pintu ruangan Cho Kyuhyun. Membuat sekretaris Cho Kyuhyun berjengit karnanya. “Yak! Youngie-ya, tunggu!” Cho Kyuhyun berseru keras dari dalam ruangannya.

Seruan keras itu justru diabaikan begitu saja oleh Shin In Young. Ia melarikan kakinya buru-buru memasuki lift yang ssebentar lagi akan menutup. Shin In Young menghela nafas lega. Untung saja ia tepat waktu masuk lift dan Cho Kyuhyun masih di dalam ruangannya. Ia menggiti sudut bibir sebelah kanannya.

Ia sadar perbuatannya tadi sedikit keterlaluan terhadap Cho Kyuhyun –suaminya. Namun Cho Kyuhyun yang memaksanya berbuat seperti tadi. Jika saja suaminya itu tidak menciumannya secara kasar dan beringas, ia sudah pasti tidak akan berbuat nekat seperti tadi. Shin In Young meringis kecil teringat luka yang diakibatkan gigitannya dibibir suaminya itu.

Luka itu pastinya akan membengkak nantinya. Ditambah lagi ia tadi menambahkan dengan menendang tulang tering Cho Kyuhyun. Astaga. Shin In Young baru menyadari tingkahnya itu sudah seperti preman saja. Tetapi ia tetap bersikeras kalau itu semua adalah karna ulahnya Cho Kyuhyun tadi.

Memikirkan kejadian tadi yang berturut-turut membuat kepala Shin In Young sedikit pening. Lift kemudian berdenting dan tanpa ia sadari ternyata sudah berada di lantai dasar. Segera saja Shin In Young melangkahkan kakinya keluar –meninggalkan kantor itu. Shin In Young kembali berjalan cepat. Ia tidak mau Cho Kyuhyun berhasil mengejarnya.

Kejadian tadi membuat moodnya buruk. Shin In Young tak tau bagaimana nanti harus berhadapan kembali dengan suaminya itu. Menurutnya jalan satu-satunya yang terbaik adalah ia menghindari Cho Kyuhyun saat ini. Menghindar sembari menghilangkan emosinya. Ia sadar jika emosi hanya akan memperkeruh semuanya.

Sembari memikirkan bagaimana ia menurunkan emosinya Shin In Young terus berjalan. Ia tidak sadar saat ia berjalan menuju samping perusahaan Cho Kyuhyun yang memang terlihat sepi. Tempatnya yang sedikit tertutup dengan pepohonan membuatnya sepi. Shin In Young berjalan dan terus berpikir. Ia tidak sadar saat sebuah mobil berjenis SUV telah berhenti tepat di sampingnya.

Mobil berjenis SUV berwarna hitam itu berhenti tepat di sebelah Shin In Young. Gadis itu mengabaikan kehadiran mobil itu. Hingga detik berikutnya keluar seorang pria berbadan tegap orang dari dalam sana. Ia langsung bergerak cepat membekap mulut Shin In Young yang sedang berjalan tanpa memperdulikan sekitar.

Pria itu membekap mulut Shin In Young menggunakan sebuah sapu tangan. Shin In Young memberontak. Ia berusaha lepas dari bekapan pria asing itu dengan menendang kaki pria itu. Namun sekuat apapun usahanya, ia gagal. Tenaga pria itu lebih kuat darinya. Aroma khas yang keluar dari sapu tangan itu menguasai kepalanya.

Seketika alarm bahaya berbunyi di kepalanya. Shin In Young menggelengkan kepalanya. Ia harus melarikan diri. Otaknya dipaksa berpikir, namun aroma dari sapu tangan itu semakin tajam dan membuainya. Mengajaknya untuk terlelap. Dan detik berikutnya kegelapan sudah berada di depannya dan membawanya masuk.

****

Cho Kyuhyun mengelus tulang keringnya yang berdenyut. Sudut bibirnya juga ikut berdenyut sejak tadi. Cho Kyuhyun tak tau jika perbuatannya tadi membuatnya harus seperti ini. Sepertinya ia harus mengingatnya mulai sekarang. Jangan pernah berbuat macam-macam pada istrinya itu jika tidak ingin mendapat amukannya!

Geez! Istrinya itu terlihat menyeramkan saat mengamuk seperti tadi. Membuat nyali sedikit menciut melihatnya. Namun entah mengapa Cho Kyuhyun justru tertawa kecil. Jika seperi itu, artinya sedikit demi sedikit Shin In Young mulai mempunyai perasaan yang sama padanya. Bolehkah ia berharap seperti itu?

Melihat Shin In Young yang marah saat melihatnya berciuman mesra dengan seorang wanita seksi membuat Cho Kyuhyun senang. Ia senang karna Shin In Young mulai merasakan cemburu padanya. Tentu saja hal itu membuatnya senang. ia merasa jika Shin In Young mulai membuka hatinya untuknya dan mencintainya. Membalas perasaannya.

Sejujurnya kejadian tadi bermula adalah kesalahpahaman. Ia bahkan tak mengingat siapa wanita yang tadi menciumanya itu. Cho Kyuhyun tadinya merasa sangat lelah dan mengantuk. Ia mencoba memejamkan matanya sejenak namun entah bagaimana tiba-tiba saja seorang wanita seksi masuk ke ruangannya dan menciumannya.

Awalnya Cho Kyuhyun mengira jika wanita itu adalah Shin In Young. Istrinya. Karna tadi ia meminta istrinya itu untuk mampir ke kantornya setelah selesai kuliah. Cho Kyuhyun ingin mengajak istrinya itu makan siang bersama. Ia ingat jika mereka sama sekali belum pernah makan siang bersama sebelumnya.

Rupanya dugaannya itu salah. Memang salahnya juga tidak melihat dulu siapa yang datang. Ia hanya mengira dan yakin wanita yang duduk dipangkuannya dan menciumnya adalah istrinya. Namun dugaannya salah. Salah besar. Bahkan saat wanita itu menciumnya Cho Kyuhyun hanya membayangkan wajah istrinya itu.

What a stupit jerk! Cho Kyuhyun mengumpati dirinya dalam hati. Benar-benar bodoh sekali dirinya itu yang mengira wanita lain yang menciumnya adalah Shin In Young. Istrinya itu pasti marah dan mengamuk padanya. Cho Kyuhyun tak yakin jika ia bisa membujuk dan meminta maaf pada istrinya itu mengingat kelakuannya tadi.

Ia yakin kelakuannya tadi sudah sangat membuat Shin In Young merasa terhina. Tetapi Cho Kyuhyun tak bisa memutar ulang waktu dan mencegahnya. Cho Kyuhyun sadar tindakannya yang mencium Shin In Young dengan kasar adalah kesalahannya. Tak seharusnya ia melakukan hal itu. Melakukannya justru semakin membuat istrinya sakit.

Istrinya itu tentunya sangat marah padanya. Tidak, koreksi. Bukan marah. Tetapi murka. Ya, Shin In Young pastinya murka atas kelakuannya. Mengingat bagaimana nada bicara dan tatapan istrinya itu yang jelas-jelas menggambarkan kemarahannya. Tentu saja Shin In Young sudah seharusnya marah. Wanita mana yang tidak marah melihat suaminya mencumbu wanita lain? Bermesraan dengan wanita lain yang seperti jalang?

Geez! Rasanya pantas jika ia mendapatkan tendangan di tulang keringnya dan bibirnya yang luka karna Shin In Young. Istrinya itu benar-benar mengerikan saat marah. Cho Kyuhyun bahkan harus beberapa kali meringis setiap menahan sakit di bibir dan tulang keringnya yang berdenyut-denyut nyeri.

Baiklah, lupakan masalah tulang kering dan bibirnya itu. Saat ini ada hal yang lebih penting harus ia urus. Ia harus mengejar istrinya itu dan menjelaskan semuanya. Menjelaskan dan meluruskan kesalahpahaman yang tercipta. Kesalahpahaman yang bermula dari kebodohannya sendirinya.

Sekarang ia harus bergegas menyusul istrinya itu, sebelum istrinya itu semakin mengamuk yang mengakibatkan hal yang membahayakannya. Ya, Cho Kyuhyun akhirnya mengejar istrinya itu dan keluar dari ruangannya. Ia tidak memperdulikan tatapan sekretaris maupun para karyawannya yang menatapnya dengan mengernyitkan dahi mereka.

Masa bodoh! Ia tidak akan mengurusi tatapan bingung orang-orang yang tertuju padanya itu. Yang lebih penting adalah bagaimana ia bisa cepat menemukan istrinya. Shin In Young. Memperbaiki kesalahpahaman yang terlanjur tercipta. Rasa nyeri yang mendera tulang kering dan bibirnya bahkan ia hiraukan.

Biarlah ia merasakan sakit di tubuhnya itu sebentar. Setelah ia menyelasaikan semua kesalahpahaman sialan ini, Cho Kyuhyun berjanji akan mengobati luka-lukanya itu. Saat ia akan masuk ke dalam lift seseorang memanggilnya. Membuat langkahnya yang akan memasuki lift terhenti. “Kyuhyun-ah,” panggil seseorang.

Mendengar namanya dipanggil, Cho Kyuhyun menengokkan kepalanya. Ia melihat Lee Hyuk Jae berjalan menghampirinya –kemudian. “Oh, hyung. Kau baru kembali?” Cho Kyuhyun bertanya. Ia ingat seharusnya Lee Hyuk Jae berada di Jinan mengurusi pembangunan resort.

Lee Hyuk Jae mengendikkan bahunya. “Ya, aku baru tiba dari Jinan. Pekerjaan disana sudah selesai ku kerjakan. Sisanya asistent ku yang mengurusnya.” Cho Kyuhyun mengangguk singkat. Saat ia akan memasuki kembali lift yang terbuka, Lee Hyuk Jae kembali bertanya. “Ada apa dengan bibirmu? Sepertinya luka? Dan ada apa juga dengan cara jalanmu? Apa kau terjatuh?” Lee Hyuk Jae menaikkan sebelah alisnya menatap Cho Kyuhyun.

Tatapan Lee Hyuk Jae itu seakan menurut Cho Kyuhyun seperti tatapan seorang dokter yang sedang memeriksa pasiennya. “Sedikit kecelakaan kecil. Selebihnya tidak apa.” Cho Kyuhyun berkilah. Ia belum berminat menceritakan masalahnya itu.

Jawaban Cho Kyuhyun itu entah mengapa terasa begitu ambigu bagi Lee Hyuk Jae. Pria itu memincingkan matanya. Ia menilai penampilan Cho Kyuhyun yang juga terlihat sedikit berantakan? Tidak seperti Cho Kyuhyun biasanya. “Kau yakin?” Lee Hyuk Jae bertanya memastikan kecurigaannya yang sedikit muncul.

Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya dan mengeram kesal. Dia lupa jika hyungnya itu sangat mengenalnya dan mengerti semua ekspressinya. Lee Hyuk Jae tentu saja akan terus-terusan mencecarnya hingga ia menceritakan apa yang terjadi padanya. Lee Hyuk Jae terkadang bersikap berlebihan seperti kakak perempuannya atau Ibunya.

“Aku tak punya banyak waktu untuk menceritakan padamu apa yang terjadi, hyung.” Cho Kyuhyun menatap Lee Hyuk Jae lekat. “Sekarang aku harus mengejar Shin In Young terlebih dahulu dan menyelesaikan semua kesalahpahaman sialan ini. Sebelum terjadi hal yang tidak kuinginkan.”

Penjelasan Cho Kyuhyun itu membuat Lee Hyuk Jae mengernyitkan dahinya. Ia berfikir sejenak. Kesalahpahaman? Masalah apa? Jangan katakan ini mengenai obat yang kucampurkan dalam minuman mereka beberapa minggu yang lalu! Lee Hyuk Jae berspekulasi sendiri. Jika memang seperti apa yang diduganya, Lee Hyuk Jae mau tak mau juga harus turun tangan –kembali. Sepertinya ia harus mengakui kejahatannya itu.

“Aku akan ikut mencari Shin In Young,” putus Lee Hyuk Jae pada akhirnya. Cho Kyuhyun memandangi hyungnya itu lekat. Kini gantian ia yang menatap hyungnya itu lekat.”Ada apa? Apa aku tak boleh ikut membantu mu?” Lee Hyuk Jae memasang wajah polosnya sambil menggelengkan kepalanya –bodoh.

“Terserah kau saja,” Cho Kyuhyun mendecakkan lidahnya pelan dan menekan tombol lift. Keduanya terdiam sejenak menunggu pintu lift terbuka. Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka. Keduanya sudah akan masuk ke dalamnya namun, langkah Lee Hyuk Jae terhenti. Ia merasakan ponselnya bergetar. Pria itu mengambil ponsel yang berada di saku jasnya.

Caller ID yang tercantum di layar ponselnya sama sekali tidak ia kenal. Itu nomor baru. Lee Hyuk Jae menaikan sebelah alisnya. Siapa penelpon itu? Lee Hyuk Jae menimbang sejenak. Haruskah ia mengangkatnya? Namun detik berikutnya tak tau mengapa ia mengangkat panggilan telpon itu. Hatinya menyuruhnya mengangkat panggilan itu –tanpa ia tau.

Yeoboseo. Lee Hyuk Jae-ssi?” tanya suara lembut seorang wanita diseberang sana.

Yeoboseo. Ya, ini aku. Lee Hyuk Jae.” Pria itu menjawab santai.

God! Syukurlah,” terdengar desah lega wanita itu. Lee Hyuk Jae kembali mengernitkan dahinya. “Apa kau sedang bersama Cho Kyuhyun? Jika iya, tolong sampaikan padanya jika aku tak sengaja melihat seorang pria membawa istrinya dengan paksa, menggunakan mobil. Aku saat ini sedang mengikuti jejak mereka. Kurasa ada beberapa orang pria di dalam sana. Aku mencemaskan keadaan Shin In Young.”

Mendengarkan penjelasan wanita itu membuat Lee Hyuk Jae membelalakkan kedua matanya. Ia menggenggam erat ponselnya dan menatap ngeri Cho Kyuhyun. “Jangan bercanda! Ini sama sekali tak lucu!”

For God’s sake! Aku sama sekali tak berminat bercanda! I’m serious! Shin In Young dalam bahaya. Cepat beritahukan Cho Kyuhyun. Aku akan mengabarkan lagi dimana tempat mereka membawa Shin In Young.”

“Apa yang bisa membuatku mempercayai ucapanmu itu? Bisa saja bukan kau juga salah satu tersangka atau bahkan dalangnya.” Lee Hyuk Jae bertanya dengan nada datarnya. Ia harus memastikan terlebih dahulu kebenaran informasi yang didapatkannya itu.

Dengarkan, aku baik-baik! Aku mengenal Shin In Young. Untuk apa aku memberitahukanmu dan sekarang mengikuti penculik itu, jika aku adalah salah satu tersangka atau dalang penculikan ini. Hal ini sangat membuang waktuku, dan membuatku terlihat bodoh!” wanita di seberang sana mendenguskan nafasnya kasar. “Kau mungkin terkejut, tapi percayalah. Aku –Na Yoon Jung, bukan komplotan mereka. Sekarang beritahukan pada Cho Kyuhyun dan cepat panggil polisi untuk menyusul kesini, sebelum sesuatu yang buruk terjadi.”

“Siapa yang menelpon hyung?” Cho Kyuhyun bertanya –membuyarkan lamunan Lee Hyuk Jae.

Sambungan telpon itu sudah terputus. Lee Hyuk Jae menatap Cho Kyuhyun ragu. Ia masih belum 100 % yakin akan informasi yang didapatkannya itu. Terlalu ambigu menurutnya. Haruskah ia memberitahukannya pada Cho Kyuhyun? Tetapi bagaimana jika ternyata informasi itu benar adanya? Lalu bagaimana dengan Shin In Young sekarang?

“Kyuhyun-ah,” Lee Hyuk Jae memanggil nama Cho Kyuhyun ragu. Ia menelan ludahnya berat. Sedangkan Cho Kyuhyun menatapnya dengan menaikkan sebelah alisnya. “Barusaja aku mendapat kabar jika ada yang melihat Shin In Young dibawa paksa oleh seorang pria menggunakan mobil.” Akhirnya kalimat itu sukses diucapkan. Lee Hyuk Jae menunggu reaksi Cho Kyuhyun –yang kini terlihat membatu.

DEG!!!

Ucapan Lee Hyuk Jae itu seakan sebuah bom yang jatuh di hatinya. Cho Kyuhyun terdiam mencerna ucapan sekaligus informasi itu. Otaknya mendadak buntu. Shin In Young diculik? Diculik? SHIT!!! Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya dan mengeram pelan. Hanya sebentar, karna selanjutnya saat ia membuka kedua matanya ia langsung melayangkan tinjunya pada dinding lift yang kokoh itu.

“Tenanglah. Wanita yang memberikan informasi sedang mengikuti mereka. Dia berjanji akan mengirimkan lokasi mereka segera. Lebih baik kita bergegas sekarang.” Lee Hyuk Jae yang kini sudah bisa mengendalikan dirinya berujar bijak. Ia tau ia harus lebih dahulu sadar dan mengendalikan diri sebelum Cho Kyuhyun berbuat hal yang berbahaya nantinya.

“Akan kuhancurkan siapapun yang berani menyentuh dan melukai Shin In Young! Jika mereka sampai menyentuh Shin In Young sedikit saja, mereka akan kubuat menyesal seumur hidup!” Cho Kyuhyun berujar dengan nadanya yang datar, dingin dan sarat kemarahan. “Suruh anak buahmu membantu mencari, hyung! Temukan pecundang-pecundang itu!” ujarnya lagi.

Tatapan dan nada suara Cho Kyuhyun yang dingin dan menakutkan itu sedikit mengintimidasi Lee Hyuk Jae. Ia bergidik ngeri. Cho Kyuhyun memang sangat menakutkan jika marah. Saat pria itu tidak sedang marah saja masih bisa mengintimidasi orang lain. Dan sekarang amarahnya mencuat. Orang lain rupanya ada yang bermain-main dengan amarah Cho Kyuhyun. Lee Hyuk Jae tak mau membayangkan akan bagaimana nasib orang yang kali ini membuat amarah Cho Kyuhyun keluar. Mengusik kehidupan pria itu.

****

Shin In Young mengerjapkan kedua matanya. Kepalanya terasa sangat pening dan berat. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya menormalkan pandangannya yang masih mengabur. Ia tak mengetahui dimana sekarang ia berada. Ketika ia ingin bangun, ia merasakan geraknya terbatas. Shin In Young baru menyadari tangan dan kakinya yang terikat kencang.

Sial! Kenapa tangan dan kakiku terikat? Shin In Young bergumam dalam hati. Barusaja ia ingin membuka suaranya, ia juga baru menyadari sesuatu menyumpal mulutnya. Menutup akses mulutnya untuk berbicara. Double Shit! Tak cukup kaki dan tanganku terikat, mulutku juga ikut disumpal! Apa maksud semua ini?

Kaki dan tangan yang terikat, serta mulut yang tersumpal kain membuat Shin In Young panic. Ia memikirkan cara bagaimana menyingkirkan semua penghalang ini. Shin In Young tak tau siapa orang yang tega-teganya melakukan hal menyebalkan seperti ini padanya. Seingatnya tadi saat berjalan keluar dari kantor Cho Kyuhyun, ia merasakan seseorang membekap mulutnya dan membawanya dengan kasar. Ia berusaha memberontak namun gagal.

Ini jelas saja penculikan! Shin In Young yakin sekali akan hal itu. Namun yang membuatnya tak habis pikir adalah siapa orang yang berada di balik semua ini? Mengapa orang itu melakukan hal ini –menculik dan menyekapnya? Seingatnya ia sama sekali tidak mempunyai musuh di luaran sana. Lalu apa motif dari ini semua?

Rasa pening itu kembali mendera. Shin In Young berusaha menegapkan tubuhnya –yang semula berbaring. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Ia tak bisa melihat dengan jelas karna penerangan yang minimal. Yang ia tau, ia saat ini berada di sebuah ruangan yang berukuran sedang dengan sebuah sofa yang terletak di pojok kirinya. Hanya ada sebuah lampu bolham yang tergantung –yang mengedarkan sedikit cahaya di ruangan itu.

Shin In Young meringis pelan. Perutnya terasa perih. Ia yakin jika hari sudah gelap sekarang. Entah sudah berapa jam ia berada di dalam ruangan ini. Shin In Young mencoba berteriak –memohon bantuan. Namun suaranya yang keluar hanya terdengar seperti ringisan –efek mulutnya yang tersumpal kain itu.

Tiba-tiba saja pintu di depannya terbuka –keras. Shin In Young memincingkan kedua mata hazelnya. Di depan pintu itu berdiri sosok wanita dengan gaya angkuhnya. Wanita itu tersenyum sinis sebelum berjalan menghampiri Shin In Young. Senyuman sinis itu terpasang sempurna di wajahnya yang dipoles make-up.

“Ah~ sudah bangun rupanya. Bagaimana tidurmu, eh? Apakah nyenyak?” tanyanya. Shin In Young mengernyitkan dahinya. Ia merasa pernah mendengar suara itu disuatu tempat. “Kau pastinya tidak bisa tidur nyenyak di tempat kumuh ini, bukan?” tanyanya lagi. “Tenang saja. Ini hanya sementara. Selanjutnya kau tidak perlu khawatir akan terus berada disini.” Wanita itu tersenyum culas.

Jemari lentik wanita asing itu terulur meraih kain yang menyumbat mulut Shin In Young, dan membukanya. Ia sedikit melakukannya dengan kasar. “Ah~ kau pasti tidak bisa leluasa berbicara tadi, bukan?” wanita tadi tertawa licik.

“Siapa kau? Apa maumu?” Shin In Young bertanya langsung dengan nada datarnya. Ia tau jika ia tak boleh terbawa suasana dan menampilkan ketakutannya pada wanita itu.

“Aku?” wanita itu tertawa sumbang. “Kau melupakanku, eh?” tanyanya balik. Ia kemudian menganggukan kepalanya –acuh. “Kita memang baru 2 kali bertemu. Wajar saja kau tidak ingat. Aku akan membantumu mengingat.” Wanita itu tersenyum licik dengan auranya yang menakutkan.

Ia memajukan tubuhnya hingga wajahnya berjarak beberapa centi dengan Shin In Young. Senyuman licik itu tergambar di wajahnya, kemudian tangan kanannya terulur dan langsung menarik kasar rambut panjang kecoklatan Shin In Young. Gerakan wanita itu yang keras di rambutnya membuat Shin In Young meringis kesakitan. Kepalanya yang pening terasa semakin pening dikarnakan wanita itu menarik rambutnya kasar.

“Aku Yoo Ji Min. Apa kau sudah mengingatku?” wanita itu bertanya dengan nadanya yang lembut namun terdengar berbisa.

Mendengar nama itu membuat Shin In Young membulatkan matanya. Ia menatap wanita yang menarik rambutnya itu lekat. Ya, ia ingat. Wanita ini adalah wanita yang ditemuinya dan Cho Kyuhyun di mall beberapa waktu yang lalu. Serta wanita ini juga lah yang mencium suaminya panas tadi siang. SHIT! Wanita ini benar-benar berbahaya.

“Kau seharusnya tidak menentangku dan mempermalukan ku waktu itu. Jika saja kau bersikap lebih manis padaku, tentu saja aku akan mempertimbangkan untuk menyingkirkanmu secara baik-baik. Namun sekarang sudah terlambat. Aku tidak akan membunuhmu, tenang saja.” Wanita itu berujar dengan tenang disertai kekehannya.

Ucapan dan tawa itu membuat Shin In Young muak mendengarnya. Ia sempat sedikit merinding mendengar ucapan wanita itu, namun hanya sebentar. “Kau gila!” desisnya berani.

Wanita tadi tertawa. “Memang. Aku memang menggilai Cho Kyuhyun. Seharusnya aku yang menjadi Nyonya Cho. Bukan kau! Gadis ingusan yang jauh di bawahku.”

“Kau pikir dengan menyingkirkan ku, Cho Kyuhyun akan melirikmu?” Shin In Young balik bertanya dengan nada sarkasmenya. Ia menyunggingkan senyuman sinisnya.

Pertanyaan Shin In Young itu membuat Yoo Ji Min tersinggung. Ia merasa dilecehkan oleh gadis yang menurutnya berada jauh di bawahnya itu. Seketika itu juga ia menampar keras wajah Shin In Young. Membuat bibir gadis itu berdarah dan sobek. Ia lalu menarik kembali rambut Shin In Young –lebih kasar dibanding sebelumnya.

“Jangan memancing amarahku! Kau tidak tau aku bisa saja mengubah pikiranku dan membunuhmu saat ini juga! Jaga sikap dan ucapnmu itu!” Yoo Ji Min mengeram kesal.

“Kau pikir aku akan takut dengan ancamanmu itu?” Shin In Young tersenyum mengejek. “Kau salah. Aku sama sekali tidak takut dengan ancaman mu itu.”

Sekali lagi Yoo Ji Min menampar keras wajah Shin In Young. Membuat gadis itu kembali meringis perih karna sudut bibirnya yang semakin berdarah dan terasa nyeri. Yoo Ji Min menatap Shin In Young berang. “Kau yang meminta. Jangan salahkan aku kalau begitu.” Yoo Ji Min tersenyum sinis. “Kalian lucuti pakaian gadis ini dan nikmati tubuhnya sepuasnya! Setelah itu kirimkan pada tempat pelacuran yang berada di China!”

Mendengar ucapan sekaligus perintah wanita gila itu membuat Shin In Young membulatkan kedua matanya. Tubuhnya membeku. Ya Tuhan, wanita itu benar-benar psycho! Setelah mengatakannya wanita itu mundur. Kemudian 3 orang pria –anak buah Yoo Ji Min, maju. Ketiga pria itu tersenyum menyeringai pada Shin In Young. Mereka menatap wajah Shin In Young dan menilai tubuhnya yang masih terbalut pakaian lengkap.

Shin In Young menggelengkan kepalanya. Ia memundurkan tubuhnya. Sialnya kaki dan tangannya yang terikat itu membuatnya tak bisa bergerak dan melarikan diri. Ia harus bisa melarikan diri dari tempat terkutuk ini! Shin In Young tak mau menyerahkan tubuhnya pada 3 serigala itu dan berakhir di rumah pelacuran di China –seperti ucapan Yoo Ji Min.

Ketiga pria itu mendekatinya dengan senyuman menyeringai yang justru memuakkannya. Salah satu pria menahan bahunya, seorang lagi menahan kakinya –membuatnya tak bisa bergerak. Pria yang tertinggal menyeringai licik. Pria itu sudah akan bersiap membuka sabuk dan retsleting celananya. Tuhan, kumohon lindungi aku! Cho Kyuhyun, tolong aku! Shin In Young berdoa dalam hati. Airmata sudah mengalir dipipinya. Pria itu menyobek kemejanya kasar.

Tepat saat pria itu ingin menindih tubuhnya, tubuh pria itu tiba-tiba saja langsung terpelanting. Shin In Young membuka kedua matanya. Ia tersenyum lega, ternyata doanya terkabul! Cho Kyuhyun berdiri di hadapannya dan menghajar ketiga pria tadi. Melayangkan tinju-tinju terbaiknya yang membuat ketiganya terkapar tak berdaya.

“Cho Kyuhyun-ssi. Kau datang,” Shin In Young berujar pelan sebelum kegelapan menariknya. Ia pingsan. Cho Kyuhyun panik dan langsung membawa tubuh istrinya itu ke mobil.

****

ToBeContinue

#hiiyaaaa gimanah? gimanah? ancurkah? huehehe maafkan ide gaje yang berkelebat dan author tuangkan dalam chapter ini 😀 Sampai bertemu di next chapter~ pai-pai! 😀 #bowbarengddangko

FF ||COMPLICATED LOVE || [Chapter 25]

cover

Holla, annyeong~ author comeback membawa kelanjutan CL. Adakah yang masih setia menanti? #gakada thor #plak

Langsung author persembahkan Complicated Love Chapter 25. #psstt: typo yang suka berceceran, feel yang awfull.

Happy reading readerdeul~ #tebarreceh

Chapter 25

Musim gugur akan berakhir. Udara sedikit menjadi lebih dingin mendekati musim dingin yang akan segera tiba. Daun-daun pepohonan yang meranggas bertebaran sebagian menutupi jalanan. Memberikan warna lain pada jalanan. Di saat peralihan musim menjadi musim dingin seperti ini banyak orang-orang memanfaatkan waktu mereka mempersiapkan datangnya musim dingin.

Pagi itu di kediaman Cho Kyuhyun, kedua insan pasangan itu masih terlelap tidur. Jam baru menunjukkan pukul 5 a.m. masih cukup pagi untuk memulai aktifitas. Shin In Young bangun dari tidurnya. Ia membuka kedua matanya. Kala mata coklat hazelnya terbuka, ia melihat wajah Cho Kyuhyun –suaminya, yang masih tertidur.

Wajah mereka berhadapan. Shin In Young melirik sebentar ke arah pinggangnya yang dilingkari oleh tangan kekar Cho Kyuhyun. Ia tersenyum simpul. Selalu saja perasaan hangat dan kenyamanan itu menyelusup ke dalam hatinya saat Cho Kyuhyun memeluknya meskipun hanya seperti ini. Shin In Young tak tau sejak kapan namun ia mulai terbiasa dan menyukainya.

Shin In Young kembali memandangi wajah Cho Kyuhyun. Suaminya itu terlihat begitu nyenyak dan damai dalam tidurnya. Sebuah senyuman lembut tergambar di wajah Shin In Young. Rahang kokoh nan tegas milik Cho Kyuhyun tersamarkan saat pria itu tertidur. Wajah yang terkadang bisa terlihat datar dan sanggup mengintimidasi siapapun tampak lenyap.

Bibir penuh milik Cho Kyuhyun –entah mengapa, terlihat seperti menggoda Shin In Young. Ia menggigit sudut kanan bibirnya. Ya, hanya bibir milik Cho Kyuhyun seorang saja yang mampu mengobrak-abrik pikirannya. Menghancurkan konsentrasinya dan membuangnya entah kemana. Ia selalu saja terlena dengan bibir itu.

“Apa kau sudah puas memandangi wajahku, huh?” pertanyaan geli dari Cho Kyuhyun terdengar. Pria itu masih menutup kedua matanya. Shin In Young sedikit terkejut. “Jangan menggigiti bibir mu seperti itu. Kau membuatku ingin mengigitinya juga dan mengulangi apa yang kita lakukan semalam.”

Cho Kyuhyun membuka kedua kelopak matanya. Ia tersenyum geli –menggoda istrinya itu. Shin In Young merasakan pipinya yang bersemu merah semalam. Suaminya itu menggodanya dengan kata-kata vulgar dipagi hari. Mengingatkannya akan kegiatan mereka semalam. Membuat Shin In Young mengumpat kesal dalam hati karna malu.

Pervert!” cibir Shin In Young pelan namun masih bisa didengar oleh Cho Kyuhyun.

“Aku mendengarnya, Youngie-ya.” Cho Kyuhyun tersenyum miring.

Shin In Young mengalihkan wajahnya. Ia sangat yakin jika wajahnya saat ini pasti sudah memerah karna ucapan Cho Kyuhyun. Melihat ekspressi malu istrinya itu justru membuat Cho Kyuhyun terkekeh pelan. Ia kemudian menarik pelan dagu Shin In Young dan mengecup kemudian mengulum lembut bibir ranum Shin In Young.

Ciuman tibat-tiba itu membuat Shin In Young membulatkan kedua matanya. Otaknya membeku. Ia kemudian memejamkan kedua matanya dan menikmati lumatan lembut bibir Cho Kyuhyun di atas bibirnya. Pria itu mengulum dan memangut bibirnya lembut membuatnya terlena dan memabukkannya. Jutaan kupu-kupu serasa berterbangan diperutnya.

Posisi Shin In Young kini berada di bawah Cho Kyuhyun. Pria itu masih memagut lembut bibir istrinya yang seakan memabukkannya. Ia menumpukan kedua lengan kekarnya mengkungkung tubuh istrinya. Shin In Young terlena. Ia menikmati setiap lumatan itu dan membalasnya. Sedikit banyak kini ia mulai terbiasa dan seakan menerima ajaran Cho Kyuhyun.

Cho Kyuhyun menghentikan ciuman mereka. Pria itu melepaskan bibirnya yang semula menempel di bibir istrinya. Nafas keduanya terengah. Hanya dengan ciuman saja sanggup membakar hasratnya, dan membuat juniornya menegang. Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya. Shit! Ia mengumpat dalam hati. Kenapa setiap kali menyentuh atau berhubungan dengan istrinya itu selalu saja membangunkan sesuatu dalam dirinya?

“Aku yakin kita akan terlambat jika meneruskan ciuman tadi.” Cho Kyuhyun berujar pelan. “Jika aku meneruskannya, aku tak yakin kau bisa berangkat kuliah pagi ini. Karna aku bisa saja mengurungmu seharian ini di kamar dan tak membiarkanmu pergi kemanapun.” Pria itu berujar –lagi, pelan terdengar seperti sebuah ancaman.

Mendengar ancaman itu justru membuat Shin In Young menundukkan kepalanya. Ia sangat berani bertaruh jika wajahnya itu sudah pasti tak bisa terdefinisikan lagi bagaimana warnanya. Ucapan Cho Kyuhyun itu memang seperti ancaman namun entah mengapa terdengar menggodanya dan ia justru tak keberatan sama sekali.

“Aku akan mandi dan menyiapkan sarapan.” Shin In Young berujar pelan kemudian. Cho Kyuhyun tersenyum lembut dan mengangguk.

Beranjak dari ranjang mereka, Shin In Young memungut kemeja putih milik Cho Kyuhyun. Ia memakai kemeja Cho Kyuhyun guna menutupi tubuhnya yang semula polos tanpa benang sehelai pun. Shin In Young tak tau mengapa ia suka sekali memakai kemeja Cho Kyuhyun yang kebesaran ditubuhnya akhir-akhir ini.

Setelah memakai kemeja Cho Kyuhyun, Shin In Young melangkah menuju kamar mandi. Ia harus segera mandi dan menyiapkan sarapan untuknya dan Cho Kyuhyun. Itu memang sudah kebiasaannya di pagi hari. Shin In Young tidak pernah menganggap menyiapkan makanan untuk Cho Kyuhyun sebagi sebuah tugas atau kewajiban. Karna memang ia menyukainya.

Sementara itu Cho Kyuhyun memerhatikan istrinya yang berjalan menuju kamar mandi. Ia melihat Shin In Young yang berjalan dengan memakai kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh Shin In Young. Namun pemandangan itu justru membuat Cho Kyuhyun tersenyum senang. Ia menyukainya. Cho Kyuhyun tak keberatan sama sekali.

Sejujurnya ia lebih menyukai tubuh Shin In Young yang polos tanpa sehelai benang apapun. Membuatnya kembali tergoda. Cho Kyuhyun tersenyum. Ia ingat setelah pulang dari Kyoto 2 minggu yang lalu Shin In Young berubah. Tidak. Bukan berubah dalam artian buruk. Istrinya itu berubah menjadi lebih memahaminya dan mereka beberapa kali termasuk semalam berhubungan layaknya suami-istri yang normal –di malam hari.

Shin In Young melayaninya dengan baik. Istrinya itu melayaninya dan memuasakannya baik secara lahir maupun bathin. Memberikan kebahagian tersendiri bagi Cho Kyuhyun. Kebahagiaan yang bahkan ia yakini belum pernah ia rasakan sebelumnya. Meskipun pada awalnya Cho Kyuhyun yang harus mengajarkan secara pelan-pelan kepada istrinya itu, namun istrinya itu cepat mengerti dan memahami permainannya.

Seperti saat ini contohnya. Setelah Shin In Young selesai menyiapkan sarapan sederhana untuk mereka berdua, Shin In Young dengan senang hati langsung membantunya memakai dasi. Cho Kyuhyun tersenyum simpul memperhatikan jari terampil istrinya yang menyimpulkan ikatan dasi di leher kemejanya. Istrinya itu sedikit berjinjit demi memasangkan dasi di leher kemejanya.

“Selesai,” ujar Shin In Young ceria kala selesai memasangkan dasi.

“Aku selalu mengagumi jari terampilmu itu yang lihai dalam melakukan apapun.” Cho Kyuhyun berbisik pelan. Shin In Young merasakan kedua pipinya yang kembali bersemu merah. Melihat itu membuat Cho Kyuhyun tak dapat menahan dirinya untuk mengecupnya lembut.

“Dan aku selalu suka melihat mu tersipu malu seperti ini,” ujarnya lagi setengah memuji. Jemari Cho Kyuhyun terulur membelai lembut pipi istrinya yang masih memerah. “Jangan perlihatkan ini pada orang lain, karna hanya aku yang boleh melihatnya.”

Ucapan Cho Kyuhyun itu sedikit ambigu. Membuat Shin In Young terdiam dan memikirkan maksud ucapan suaminya itu. Cho Kyuhyun tersenyum tipis. Ia menarik lembut lengan Shin In Young menuju mini bar. Ya. Mereka berdua memang terbiasa makan bersama disana dibandingkan dengan makan di meja makan yang memang tersedia.

Menurut Shin In Young meja makan yang ada terlalu kaku. Ia selalu merasa kaku setiap berada disana. Lebih nyaman baginya duduk dan menikmati makanan di meja mini bar yang letaknya memang lebih dekat dengan dapur. Lebih memudahkan dalam menyiapkan makanan hasil masakannya sendiri.

“Hari ini kau pulang jam berapa?” Cho Kyuhyun bertanya lembut.

Shin In Young menyuapkan makanannya sebelum menjawab. “Hari ini aku hanya bertemu dengan dosen pembimbingku. Mungkin tidak akan sampai sore hari. Ada apa?” tanyanya balik. Ya. Karna sekarang ia sudah semester 7 ia kini mulai berkutat menyusun skripsinya dan bertemu dengan dosen pembimbingnya.

“Apa kau sudah mulai menyusun skripsimu?” tanya Cho Kyuhyun lagi. Kali ini ia menatap istrinya itu.

“Masih belum,” jawab Shin In Young santai. “Program study ku belum sepenuhnya memulainya. Aku masih mencari judul yang tepat untuk skripsiku nanti.” Shin In Young mengunyah makanannya santai kemudian. Shin In Young melirik sekilas jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Aku rasa aku harus berangkat sekarang. Maaf meninggalkanmu duluan.”

Baru saja Shin In Young menyambar tasnya yang tegeletak di atas meja mini bar, Cho Kyuhyun menahan sebelah tangannya. “Biar ku antar,” ujarnya lembut.

Gadis itu memiringkan kepalanya sejenak. Ia tau jika jarak kantor Cho Kyuhyun dengan kampusnya cukup jauh. Jika Cho Kyuhyun harus mengantarkannya dulu itu artinya suaminya harus memutar arah lagi dan pastinya akan memakan waktu lebih lama lagi untuk tiba di kantor. Tidak. Itu sama saja merepotkan suaminya. Shin In Young hendak menolak ajakan Cho Kyuhyun, tapi dia terdiam kembali.

Ia ingat dan hapal betul jika Cho Kyuhyun –suaminya, itu sangat tidak suka jika dibantah. Setiap ucapan yang pria itu ucapkan adalah suatu perintah yang harus dilakukan. Bossy. Begitulah Shin In Young terkadang menyebut suaminya itu. Tentu saja ia menyebutkannya dalam hatinya. Jika ia benar-benar memanggil suaminya dengan panggilan itu tentu saja Cho Kyuhyun akan mengamuk hebat padanya.

“Baiklah. Tetapi, apakah tidak apa jika nanti kau terlambat?” Shin In Young bertanya sekedar memastikan. Sebenarnya ia masih sedikit ingin menolaknya.

Cho Kyuhyun menatap istrinya itu dengan menaikan sebelah alisnya. Sebuah senyuman miring tergambar di wajahnya. “Tidak akan ada yang keberatan. Memangnya apakah ada yang berani menegur dan memarahi seorang CEO yang terlambat datang karna mengantarkan dulu istrinya kuliah?” Cho Kyuhyun bertanya geli.

Jawaban Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young merutuki dirinya dalam hati. Ia merutuki kebodohannya dan pertanyaan konyolnya itu. Benar. Ia sepertinya lupa jika suaminya itu adalah seorang CEO muda pemilik hotel dan resort ternama. Tentu saja semua pegawainya segan dengan Cho Kyuhyun, dan pastinya tidak akan ada yang berani menegur Cho Kyuhyun jika terlambat masuk kantor karna mengantarkannya terlebih dahulu.

“Ah ya~ kau benar.” Shin In Young mengangguk sekilas. Ia meringis pelan menyadari kebodohannya barusan. “Baiklah Tuan CEO Cho yang terhormat. Bisakah kita berangkat sekarang? Kurasa akan lebih cepat juga kita sampai di kampus ku, dan kau tidak terlalu terlambat nantinya.” Shin In Young tersenyum bocah menampilkan deret giginya yang rapih.

Nada bicara, ucapan dan senyuman bocah Shin In Young itu justru membuat Cho Kyuhyun terkekeh pelan. Ia mengusap pelan kepala istrinya itu –sedikit gemas. “Tentu saja, Nyonya muda Cho.”

Entah mengapa mendengar panggilan itu membuat kedua pipi Shin In Young kembali bersemu merah. Ia menundukkan kepalanya sejenak dan menormalkan detak jantungnya yang sempat menggila sesaat mendengarnya. Astaga! Hanya karna Cho Kyuhyun memanggilnya dengan embel-embel “Nyonya Cho” saja sudah membuat Shin In Young seperti ini.

Pria itu tersenyum lembut. Ia menyambar jas kerjanya yang tersampir di sofa dan menggantungkannya di lengannya kirinya. Sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam tangan istrinya itu erat –seakan tak ingin melepaskannya.

****

Siang itu suasana perpustakaan dalam Seoul National University cukup ramai. Beberapa mahasiswa terlihat duduk di beberapa deret bangku yang disediakan dan mengerjakan tugas, atau sekedar mengobrol dan mendiskusikan mata kuliah. Sebagian yang lainnya terlihat berdiri mencari buku-buku penunjang perkuliahan yang mereka butuhkan.

Sama seperti halnya dengan Shin In Young. Saat ini ia sedang berada di dalam perpustakaan. Ia ingin mencari beberapa buku refernsi untuk bahan menyusun skripsinya. Ya, setelah tadi bertemu dengan dosen pembimbingnya dan mendiskusikan mengenai judul skripsinya dan dosennya itu menyetujui judul usulannya itu.

Dosen pembimbingnya itu bahkan menyuruhnya untuk memulai mencari beberapa refensi guna menunjang judul yang diusulkannya agar lebih kuat lagi. Shin In Young tentu saja senang mendengarnya. Ia tidak mengira akan secepat ini dosen pembimbingnya menyetujui judulnya. Mengingat dosen pembimbingnya itu adalah dosen yang cukup sulit.

Bahkan setelah ia 2 kali bertemu dan mengkonsultasikan judulnya, barulah dosen pembimbingnya itu menyetujui judulnya. Mendengar hal itu membuat Shin In Young sangat senang dan ia langsung bergegas menuju perpustakaan. Ia ingin mencari buku referensi agar bisa segera menyusun skripsinya.

Akhirnya setelah mencari cukup lama, ia menemukan buku yang dicarinya. Shin In Young langsung mengambil buku-buku yang dicarinya. Ia mendapatkan 3 buku sebagai sumber referensinya. Shin In Young membawa ke-3 buku temuannya itu dan hendak menuju bagian administrasi untuk mencatat buku pinjamannya.

Baru saja ia berjalan beberapa langkah dari sudut rak buku bagian belakang, seseorang memanggil namanya. Shin In Young menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. “Shin In Young-ssi,” panggil seorang pria pelan.

Shin In Young mengerutkan dahinya. Ia menatap sosok yang berdiri beberapa jarak darinya dan tengah menatapnya. Pria itu sebaya dengannya dan memakai kacamata bulat yang membingkai matanya. “Kwon Jun Hyun-ssi?” tanya Shin In Young memanggil pria itu ragu.

Sosok itu melangkah lebih dekat. Ia tersenyum kikuk di hadapan Shin In Young. “Kau disini? Su-sudah lama kita tidak bertemu. Ba-bagaimana kabarmu?” pria itu menyapanya dengan nada gugupnya yang tidak bisa ditutupi.

Mendengar pertanyaan dan nada gugup itu membuat Shin In Young mengulum senyumnya. Ia berusaha bersikap sopan dengan tidak menertawakan sosok di hadapannya itu. Ya, sosok pria dihadapannya itu adalah Kwon Jun Hyun. Temannya. Mereka memang berbeda jurusan dan baru kali ini bertemu kembali setelah sekian bulan tak bertemu.

“Kabar ku baik, Jun Hyun-ssi,” jawab Shin In Young lembut. “Bagaimana denganmu? Sepertinya kau sibuk dengan praktik mu.” Shin In Young balik bertanya.

Ya. Kwon Jun Hyun memang berbeda jurusan dengan Shin In Young. Pria itu memilih jurusan kedokteran sebagai jalannya. Mereka berkenalan saat masa orientasi kampus, dimana mempertemukan keduanya dalam satu kelompok. Kwon Jun Hyun saat itu sangat pemalu, pendiam dan sering kali menyendiri. Membuat Shin In Young seringkali mengajak pria itu untuk berbaur bersama dengan lainnya.

“Ka-kabar ku ba-baik.” Kwon Jun Hyun menjawab gugup. Ia menatap malu Shin In Young yang ada di hadapannya. Gadis cantik, ramah dan baik hati yang dulu sering kali membantunya dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Keduanya kemudian terlibat dalam percakapan ringan. Shin In Young mengajak Kwon Jun Hyun duduk dan berbicara di bangku yang disediakan. Memang sudah sekitar beberapa bulan ini mereka tidak bertemu. Hingga seperti inilah ketika bertemu. Shin In Young asik berceloteh riang mengenai perkuliahannya. Sedangkan Kwon Jun Hyun setia mendengarkan.

Sejak awal keduanya berkenalan, memang Shin In Young lah yang lebih banyak bercerita, dan Kwon Jun Hyun setia mendengarkannya. Pria itu memang selalu saja gugup di depan Shin In Young, hingga membuatnya sulit berbicara. Membuatnya lebih memilih mendengarkan coletahan Shin In Young dengan ceria.

Ketika Shin In Young sedang asik bercerita, ia merasakan ponsel yang berada di saku celananya bergetar. Gadis itu menghentikan celotehannya dan mengambil ponselnya. Ia tersenyum cerah melihat caller ID yang terpampang di layar ponselnya. Menampilkan siapa penelpon di seberang sana.

“Hai,” sapa Shin In Young riang.

Sepertinya suasana hatimu sedang baik saat ini. Terdengar jelas sekali dari suaramu.” Cho Kyuhyun terkekeh pelan di ujung sana. Ya penelpon itu adalah Cho Kyuhyun.

“Benarkah?” Shin In Young balik bertanya. Shin In Young gantian terkekeh pelan sambil menganggukan kepalanya. “Baik. Baik. Tebakanmu benar Tuan CEO Cho.”

Hey, berhenti memanggil ku dengan sebutan itu!” dengus Cho Kyuhyun kesal. “Aku lebih suka kau memanggilku honey, babe, darling, yeobo, chagiya saja dibandingkan panggilan itu.” Cho Kyuhyun berujar kembali.

“Ah~ baiklah. Baiklah,” sahut Shin In Young mengalah sambal memutar kedua bola matanya. “Ada apa Cho Kyuhyun-ssi?” tanyanya kemudian.

Apa kau sudah selesai? Jika sudah, bisakah kau datang ke kantorku sekarang?”

Shin In Young menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi disana?” tanyanya setengah khawatir.

Cho Kyuhyun kembali terkekeh di ujung sana. “Tidak. Tidak. Tidak ada hal buruk yang terjadi. Hanya saja aku merindukan mu.” Mendengarnya membuat Shin In Young merona malu. Shin In Young mendumal mendengarnya. “Supir Park akan menjemputmu sebentar lagi. Kau tunggu hingga Supir Park datang dan mengantarkan mu hingga kantor ku.” Cho Kyuhyun berujar lagi. Ia memang sudah menyuruh supirnya untuk menjemput istrinya itu.

“Siapa?” Kwon Jun Hyun bertanya tiba-tiba membuat Shin In Young yang baru selesai menerima telepon terkejut.

Ia mengelus dadanya. “Cho Kyuhyun. Dia menyuruhku mengunjungi kantornya.” Shin In Young menyahut santai. Ia memasukkan kembali ponsel dalam saku celananya. Ya, itu memang ponsel barunya. Cho Kyuhyun yang membelikannya setelah mengetahui ponselnya hilang saat berada di ChunChoen beberapa minggu lalu. Tentu saja dengan beberapa dumalan pria itu.

“Cih, si bajingan itu.” Kwon Jun Hyun mengumpat pelan tanpa ia sadari.

Shin In Young mendongakkan kepalanya –menatap Kwon Jun Hyun bingung. “Kau barusan mengatakan apa, Jun Hyun-ssi?” tanyanya bingung dan mengerutkan dahinya.

“A-ah tidak. A-aku tidak mengatakan apapun tadi. Mu-mungkin kau salah mendengar tadi.” Kwon Jun Hyun berdalih. Ia memasang senyuman kikuknya sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal.

“Jun Hyun-ssi, aku pergi dahulu. Sepertinya supir yang menjemputku sudah sampai. Sampai jumpa.” Shin In Young membungkukkan kepalanya dan tersenyum ramah sebelum keluar dari perpustakaan dan menghilang.

Kwon Jun Hyun yang melihat punggung Shin In Young yang menghilang di pintu keluar, menyunggingkan senyuman miringnya. Pria itu berdeham sebentar dan membetulkan letak kacamatanya dan kemudian berjalan menuju sudut rak buku -bersembunyi. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang. “Aku sudah bertemu dengannya, hyung. Dia sepertinya akan menemui suaminya itu,” ujarnya pelan. “Tenang saja, aku akan terus mengawasinya tanpa ketahuan siapapun. Dia takkan curiga padaku, hyung.”

Bagus. Terus awasi dan dekati dia seperti rencana kita. Begitu lengah dan keadaan tepat manfaatkan keadaan.” Suara berat pria di ujung sana terdengar.

Nde. Algaeseumnida hyung.” Kwon Jun Hyun tersenyum menyeringai. Pria itu lalu memutuskan sambungan telepon diam-diamnya itu dan memasukkan ponselnya. Ia berdeham sebentar dan melirik kanan-kiri memastikan tidak ada yang menguping atau mendengarkan obrolannya barusan. Setelahnya pria itu kembali membetulkan letak kacamatanya dan berjalan keluar dari persembunyiannya.

****

Cho Corp siang itu terlihat sibuk seperti biasanya. Banyak orang berlalu lalang –entah itu karyawan, klien, atau tamu. Ya. Perusahaan milik Cho Kyuhyun memang perusahaan sibuk yang bahkan seakan tidak mengenal istilah tidak sibuk. Selalu saja banyak client yang datang mengunjungi sekedar untuk mengajak bekerja sama atau memakai jasa perusahaannya.

Perusahaan Cho Kyuhyun memang bergerak dibidang hotel, dan resort. Namun 1 tahun belakangan ini Cho Kyuhyun mulai tertarik melirik bisnis property – lebih tepatnya real estate. Iya melirik bisnis itu bukan karna sekedar mengikuti tren yang sedang berkembang sekarang. Tidak. Cho Kyuhyun merambah dunia property karna memang itulah keinginannya sejak dia duduk di bangku kuliah, dan baru tercapai 1 tahun belakangan ini.

Seperti bisnisnya yang sebelumnya. Usahanya itu juga membuahkan hasil yang tak bisa diremehkan. Cho Kyuhyun meraup keuntungan banyak dari bisnis propertynya itu. Membuatnya semakin serius menggelutinya dengan tetap memakai bantuan Lee Hyuk Jae dalam pengerjaannya. Ia sepertinya tak bisa mempercayakan urusan konstruksi dengan perusahaan lainnya selain dengan Lee Hyuk Jae –hyungnya itu.

Siang itu Shin In Young memasuki gedung Cho Corp. Ini pertama kalinya bagi Shin In Young menginjakkan kaki ke perusahaan tempat suaminya bekerja. Cho Kyuhyun tadi mengundangnya dan menyuruhnya untuk datang ke perusahaannya. Setelah turun dari mobil yang mengantarkannya, Shin In Young langsung masuk ke dalam gedung itu dan menuju lantai di mana suaminya itu berada.

Ya. Cho Kyuhyun tadi memberitahukannya lewat pesan dimana letak ruangan. Sedikit banyak membantu Shin In Young dalam mencari ruangannya. Ruangan Cho Kyuhyun terletak di lantai 31. Lantai teratas gedung itu. Shin In Young memasuki lift. Ia menekan angka 31 dan menunggu. Di dalam lift terdapat beberapa orang –yang sepertinya karyawan Cho Kyuhyun.

Terdapat beberapa wanita yang berusia di atas Shin In Young, menatapnya dengan tatapan yang entah mengapa terasa menyebalkan. Shin In Young menyadari tatapan orang-orang itu dan ia lebih memilih mengabaikannya. Terdengar juga beberapa bisik-bisik dari mereka, yang sangat bagusnya masih bisa didengar oleh Shin In Young.

Lantai 31? Astaga ingin apa gadis ini mendatangi lantai itu? Apa dia ingin menemui Presdir kita?” bisik-bisik itu terdengar.

“Astaga. Tidakkah dia sadar jika penampilannya saja bahkan jauh dari selera Presdir. Presdir kita tentu saja tidak akan melirik gadis seperti dia. Presdir Cho pastinya lebih menyukai wanita dewasa dan sexy –sepertiku ini, dibandingkan bocah ingusan sepertinya.”

“Ya. Lihatlah caranya berpakaian. Apakah dia tidak mengerti akan model? Ckckck. Sangat menyedihkan.

Wajahnya saja kelihatan lugu dan polos. Tapi siapa yang akan mengira bukan jika dia ternyata suka menggoda pria kaya?”

“Benar. Seperti sebuah pepatah lama yang mengatakan ‘Don’t judge the cover book.”

Geez! Yang benar itu ‘don’t judge a book by its cover’, bodoh!” Shin In Young mengumpat dalam hati membalas ucapan penghinaan padanya itu.

Ya. Kudengar jaman sekarang memang sudah tak mengherankan lagi jika gadis ingusan menggoda pria kaya. Pastinya mereka melakukannya karna untuk memenuhi keinginan mereka. Ck, menyedihkan!”

Tapi aku yakin gadis itu akan langsung menangis karna penolakan Presdir Cho. Presdir kita bukanlah pria yang mudah dirayu dan sembarangan memilih wanita.

Shin In Young memejamkan kedua matanya geram. Ia mengepalkan kedua tangannya –guna meredamkan amarahnya. Geez! Apa wanita-wanita karyawan Cho Kyuhyun ini tengah membicarakannya? Menyindir dan menghinanya, huh? Berani sekali mereka menghinanya di belakangnya. Sangat tidak sopan.

Baginya membicarakan apalagi menghina orang lain dibelakang itu adalah perbuatan yang rendah, dan menjijikan. Apa yang mereka katakan barusan? Ingin menggoda Cho Kyuhyun? Yang benar saja! Shin In Young bahkan akan mengubur dirinya jika ia melakukan hal itu pada Cho Kyuhyun –meskipun pria itu suaminya.

Hey, apakah ia terlihat seperti gadis penggoda? Ia bahkan masih mengenakan pakaian sopan tidak seperti karyawan yang menghina itu. Ya, Shin In Young memang hanya mengenakan kemeja lengan ¾ berwarna putihnya dengan celana jeans yang membalut kaki jenjangnya. Apakah itu bisa dibilang pakaian untuk menggoda seorang Presdir?

Sudah dibilang bukan, jika ia memang lebih menyukai style casualnya itu. Apakah karna kesukaannya itu wanita-wanita itu bisa seenaknya menghina dengan sebutan tak tau model? Oh ayolah! Yang benar saja! Apakah model adalah segalanya? Apakah semua wanita harus mengikuti gaya model yang sedang menjadi tren saat ini?

Baginya tampil menjadi diri sendiri dan apa adanya jauh lebih penting. Dibandingkan mengikuti gaya tren yang justru menjerumuskan dan menjadikan seseorang layaknya boneka. Terakhir apa yang wanita-wanita tadi katakan? Bocah ingusan? Geez! Damn! Shin In Young mengumpat dalam hati mendengarnya.

Ia sudah berusia 22, tahun ini. Apakah diumurnya segitu masih bisa dibilang bocah ingusan? Terlebih ia juga sudah menikah sejak beberapa bulan lalu. Tentunya ia seharusnya sudah tidak bisa dipandang sebagai bocah ingusan lebih setelah melakukan, you know what she mean. Perlukah ia mengatakan semua fakta itu semua sekarang?

Geez! Kenapa karyawan-karyawan wanita Cho Kyuhyun bermulut pedas, huh? Seharusnya mereka sibuk bekerja, bukannya sibuk mencibir orang lain. Terlebih istri Presdir. Ah bodoh~ tentu saja mereka meledek ku. Mereka pastinya tidak mengenalku.

Sebuah senyuman miring tergambar di wajah Shin In Young. Gadis itu mendenguskan nafasnya agak kesal. Jujur saja, menahan amarah yang naik hingga ke ubun-ubun itu agak sulit untuknya. Terlebih keinginannya untuk mendamprat dan membantah semua tuduhan tak berperikemanusiaan yang dialamatkan padanya itu, sangat besar menguasainya.

Entah mengapa lift seakan berjalan lambat. Membuat Shin In Young mengumpat berkali-kali dalam hati. Untungnya saja pintu lift terbuka, dan wanita-wanita karyawan bermulut pedas itu keluar. Shin In Young menghela nafas lega. Ia menghela nafasnya lega karna setidaknya ia berhasil mengendalikan emosinya yang tadi seakan meluap-luap.

Lift terus berjalan. Membawanya menuju lantai 31. Ia kemudian keluar dari dalam lift saat sudah sampai di lantai 31. Gadis itu berjalan pelan menyusuri koridor. Ia sedikit mengamati keadaan sekitar, kemudian matanya menangkap papan nama CEO yang tergantung di atas pintu. Gadis itu menuju kesana dan berbicara dengan seorang wanita –yang ia yakin adalah sekretaris Cho Kyuhyun.

Sekretaris Cho Kyuhyun bahkan lebih sopan, dan ramah padanya dibanding karwayan-karyawan wanita tadi. Setelah berbincang sebentar dan mendapat persetujuan, ia melangkahkan kakinya. Gadis itu memutar knop pintu sekali sebelum membukanya. Shin In Young membuka pintu dan kemudian sedikit terkejut melihat apa yang ada di hadapannya.

Di hadapannya, sekarang, ia melihat seorang wanita tengah duduk dalam pangkuan Cho Kyuhyun –suaminya. Keduanya terlihat sangat intim dan mesra. Terdengar suara desahan dan erangan dari wanita itu. Seketika itu emosi Shin In Young semakin mengejolak. Ia merasakan darahnya mendidih. Ada rasa sakit, marah dan juga perasaan aneh lainnya dalam hati.

Untuk beberapa detik Shin In Young terpaku. Namun hanya berlangsung sebentar. Detik berikutnya Shin In Young menghampiri Cho Kyuhyun dan wanita asing itu. Ia menghentikan kegiatan keduanya, menyentak kasar tubuh wanita asing yang menempel pada suaminya seperti lintah. Keduanya terkejut dengan tindakan Shin In Young.

Cho Kyuhyun membulatkan kedua matanya menatap Shin In Young yang berdiri di sampingnya dengan kilatan matanya. Kilatan mata Shin In Young itu membuat Cho Kyuhyun sedikit menciut. Ia kemudian tersadar. Shit! Pria itu merutuk dalam hati. Bagaimana bisa ia mencium wanita yang bukan istrinya? Hebatnya Shin In Young melihatnya tadi.

“Ups. Si bocah ingusan rupanya datang.” Wanita itu tersenyum mengejek. Ia turun dari pangkuan Cho Kyuhyun. “Maaf kau harus melihatnya. Tetapi aku cukup puas. Cho Kyuhyun memang yang terbaik dalam urusan foreplay.” Ia mengelap bibirnya menggunakan lidahnya dengan gerakan yang dibuat sesensual mungkin.

“Keluar kau dari sini!” Shin In Young berujar tegas dengan nada suaranya yang dingin pada wanita asing itu. Wanita itu hanya mengendikkan bahunya acuh dan berlalu. “Kau!” Shin In Young menunjuk Cho Kyuhyun.

“Youngie-ya. Aku bisa jelaskan.” Cho Kyuhyun berujar. Ia menelan ludahnya melihat ekspressi datar dan dingin istrinya. Ekspressi yang belum pernah Cho Kyuhyun lihat sebelumnya dan membuatnya khawatir, dan panic seketika.

****

ToBeContinue

FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 24]

cover

holla, annyeong! author come back membawa kelanjutan CL. Author sadar chapter kemarin itu nyeleneh gara-gara Ahra yang usil #digetok. Buat yang dichapter kemarin penasaran siapa orang yang naruh obat diminuman Shin In Young bakal author ungkap disini sekaligus akan ada sedikit bocoran kkkkk #smirk. Daripada kelamaan cuap-cuap lebih baik langsung baca. Happy reading readerdeul #tebarreceh.

#ps: typo yang berceceran, feel yang aneh.

CHAPTER 24

Sinar matahari masuk menembus celalui celah-celah jendela kamar. Di dalam kamar berukuran besar dan mewah itu, terdapat sepasang suami-istri yang masih tertidur dengan nyenyaknya. Mereka adalah Cho Kyuhyun dan Shin In Young. Cho Kyuhyun membuka pelan kedua matanya dan mengerjapkannya.

Pria itu tersenyum simpul melihat wajah Shin In Young yang ada di depannya. Istrinya itu terlihat sangat polos dan damai dalam tidurnya. Gadisnya itu terlihat semakin menggemaskan dan semakin menarik hatinya hingga membuat Cho Kyuhyun tak bisa berpaling akan pesonanya. Sebentar! Gadis? Cho Kyuhyun menggelengkan kepalanya kemudian.

Tidak! Shin In Young sekarang sudah tidak pantas lagi ia sebut sebagai gadisnya. Tidak. Bukan Cho Kyuhyun sudah bosan. Hanya saja mengingat kegiatan mereka semalam, dan percintaan mereka yang menurutnya luar biasa sudah bisa menjadi alasan jika Shin In Young tidak bisa lagi disebut seorang gadis. Karna Cho Kyuhyun sudah menikmatinya semalam.

Cho Kyuhyun kembali teringat akan apa yang terjadi semalam. Menurutnya semalam adalah malam yang luar biasa untuknya. Malam yang penuh gairah. Malam dimana semua hasrat dan gairah yang selama beberapa ini ia pendam akhirnya bisa terlampiaskan. Dimatanya semalam Shin In Young begitu menggairahkannya dan sama menginginkan dirinya.

Suara Shin In Young yang menjeritkan namanya dengan seksinya membuat Cho Kyuhyun kembali tersenyum. Ia tak pernah menyangka jika istrinya yang sebelumnya dikenalnya polos bisa begitu seksi dan menggairahkan seperti semalam. Jemari lentik Shin In Young bermain nakal menjamaah setiap inci tubuhnya seperti terbiasa melakukannya.

Meskipun Cho Kyuhyun tau bahwa semalam adalah pengalaman pertama bagi Shin In Young, namun istrinya itu bisa mengimbangi tempo permainannya. Membuat Cho Kyuhyun tak pernah berhenti tersenyum puas kala itu. Cho Kyuhyun memang lebih banyak mendominasi permainan mereka semalam, namun Shin In Young bisa cepat memahami permainan mereka.

Shin In Young mengeliat kecil. Gerakan kecil dari Shin In Young menyebabkan selimut yang mereka gunakan untuk membungkus tubuhnya dan Cho Kyuhyun sedikit tersingkap. Memamerkan punggung putih telanjang Shin In Young dan juga Cho Kyuhyun. Pria itu membenarkan letak selimut –kembali menutupi punggung Shin In Young yang terekspos.

Setelah membenarkan letak selimut agar kembali menutupi tubuh istrinya, Cho Kyuhyun kembali memandangi wajah istrinya. Cho Kyuhyun ingat ada beberapa kiss mark yang tertinggal ditubuhnya, yang dihasilkan oleh istrinya itu. Sepertinya semalam semua sisi liar Shin In Young terbongkar dan menghilangkan sisi kepolosannya selama ini.

“Terimakasih untuk semalam,” Cho Kyuhyun berujar pelan. Ia tersenyum simpul sebelum mengecup lama kening istrinya yang masih terlelap.

Waktu menunjukkan sudah pukul 9 pagi. Wajar saja jika Shin In Young belum terbangun. Permainan mereka semalam berlangsung hingga jam 4 dini hari setelah melewati lebih dari 5 kali ronde. Wow! Hebat sekali bukan keduanya. Keduanya tertidur setelah lelah mendera keduanya yang menyelesaikan ronde ke-5 mereka.

Mengingat kembali permainan panas mereka membuat Cho Kyuhyun mengeram tertahan. Hal itu membuat juniornya mengeras dan mendesaknya. Cho Kyuhyun memejamkan kedua matanya. Tidak. Dia harus menahannya. Semalam Shin In Young sudah sangat kelelahan karna aktifitas keduanya yang berakhir hingga subuh.

Ia tak ingin egois. Cho Kyuhyun sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia takkan pernah memaksakan Shin In Young untuk melayaninya. Cho Kyuhyun ingin mereka melakukannya dengan keinginan istrinya itu sendiri, tanpa paksaan darinya. Sekelam apapun masa lalunya, ia tak pernah memaksakan kehendaknya pada wanita manapun. Tidak pernah ia memaksakan wanita untuk mau menjadi budak seksnya. Tidak. Ia bukan pria seperti itu.

Tangan kanannya terulur –kembali mengelus wajah istrinya. Ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah polos istrinya yang masih tertidur itu. Menatap wajah istrinya yang tengah tertidur seperti ini selalu saja membawa ketenangan dan kedamaian baginya. Baginya tak ada yang lebih mendamaikan hatinya dibanding memandang wajah Shin In Young.

Love you,” bisik Cho Kyuhyun lembut di telinga Shin In Young. Setelah membisikan kata itu, Cho Kyuhyun beranjak. Ia masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan dirinya. Sebenarnya ia melakukannya juga karna ingin meredamkan hasrat dan gairahnya yang tiba-tiba muncul kembali pagi ini.

Sementara Cho Kyuhyun yang tengah meredamkan hasratnya di dalam kamar mandi, Shin In Young mulai terjaga. Ia membuka perlahan kedua kelopak matanya. Mengerjapkannya beberapa kali guna membiasakan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Shin In Young menguap sekali. Ia merasa entah mengapa tubuhnya terasa remuk dan seperti tak bertulang.

Shin In Young mencoba mendudukkan tubuhnya. Ia sedikit bingung dengan keadaan kamar yang mereka tempati. Pasalnya kamar mereka terlihat sangat berantakan, dengan beberapa potong bajunya dan Cho Kyuhyun yang tercecer di lantai. Shin In Young berjengit kecil saat melihat potongan pakaian dalamnya dan Cho Kyuhyun yang juga berceceran.

Baru saja Shin In Young ingin bangkit, namun ia langsung reflex menjerit. Shin In Young shock. Ia sangat terkejut mengetahui dirinya yang kini tanpa busana satupun. Bahkan sehelai benangpun tidak ada untuk menutupi tubuh polosnya itu. Shin In Young beringsut meringkuk dan bersembunyi dalam selimut yang digunakannya untuk tidur. Gadis itu bersembunyi dalam selimut sambil menggigiti ujung kuku jarinya.

Kepalanya pening. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang semalam telah terjadi. Mengapa ia bisa terbangun dalam keadaan tanpa busana sama sekali? Dan mengapa potongan bajunya dan Cho Kyuhyun berserakan di lantai? Shin In Young memikirkan hal itu. Otaknya bekerja keras mengumpulkan semua ingatan dan informasi yang mungkin dilupakannya.

Cho Kyuhyun!” sekilas suara jeritan seorang gadis menghampiri ingatannya. Itu suaranya. Shin In Young akhirnya ingat dengan apa yang terjadi semalam.

Malam yang panjang menurutnya. Malam yang merubah statusnya. Malam dimana ia berubah menjadi sangat liar dan begitu menjijikan menurutnya. Shin In Young kembali teringat bagaimana liarnya sikapnya semalam. Bagaimana ia menerjang Cho Kyuhyun, mengelinjing dan mendesah nikmat saat suaminya itu memberikan kenikmatan yang menghujamnya bertubi-tubi.

Berkali-kali Shin In Young menjeritkan nama suaminya itu dengan desahan kenikmatan yang justru membuat Shin In Young malu saat ini. Ia tak tau mengapa dirinya bisa begitu liar dan lepas control seperti semalam? Tidak pernah ia seperti itu sebelumnya. Namun semalam semuanya terjadi. Sisi liar dalam tubuhnya yang entah bagaimana caranya tumbuh.

Sikapnya semalam yang begitu liar dan lepas kendali membuatnya merasa begitu rendahan. Ia merasa seperti seorang wanita jalang yang liar. Shin In Young malu. Ia juga takut. Gadis itu panic, frustasi. Ia tak tau bagaimana nanti harus menghadapi Cho Kyuhyun? Bagaimana nanti suaminya itu menilainya? Shin In Young takut Cho Kyuhyun menilai dan menganggapnya sebagai wanita murahan yang biasa melayani banyak pria hidung belang.

Memikirkan hal itu membuat Shin In Young menangis. Entah mengapa airmatanya langsung menetes keluar tak bisa ia cegah. Gadis itu menekuk lututnya sambil menangis kecil. Ia benar-benar kalut saat ini. Sialnya, bayangan-banyangan panasnya percintaan mereka semalam terus saja menghampiri ingatannya. Bayangan bagaimana liarnya ia mencium bibir Cho Kyuhyun. Bagaimana ia menghisap dan menimbulkan beberapa kiss mark ditubuh suaminya itu. Bayangan bagaimana ia juga menikmati setiap ritme permainan yang Cho Kyuhyun ajarkan.

Semua ingatan bagaimana kelakuannya semalam semakin membuat tangisnya tak bisa berhenti. Cho Kyuhyun yang barusaja menyelesaikan mandinya dan keluar dari kamar mandi mengerutkan dahinya. Ia sedikit bingung mengapa istrinya itu seperti menangis. Pria itu menaikkan sebelah alisnya dan kemudian berjalan menghampiri Shin In Young.

Cho Kyuhyun duduk di pinggir ranjang. “Youngie-ya, ada apa?” tanyanya lembut.

Panggilan lembut Cho Kyuhyun itu justru membuat Shin In Young menggigil. Tangisnya semakin keras, dan airmatanya tak bisa berhenti. “Jangan dekati aku,” seru gadis itu dengan tangisan yang masih menyertainya. Suaranya bergetar.

Mendengar ucapan Shin In Young membuat Cho Kyuhyun terpaku. Tenggorokan tercekat. Sesaat bayangan kelam mimpi buruknya itu muncul. Ketakutan itu kembali menderanya. Otaknya menjadi kosong, dan tak lama kemudian Cho Kyuhyun justru memeluk tubuh istrinya itu. Mendekapnya erat seakan tak ingin melepaskannya.

“Ada apa? Kenapa kau berbicara seperti itu dan menangis?” Cho Kyuhyun mencoba menahan ketakutannya. Ia mencoba menekan ketakutannya yang bisa mempengaruhi suaranya yang nantinya akan terdengar bergetar.

Alih-alih menjawab, Shin In Young justru membalas pelukan Cho Kyuhyun. Ia bersandar pada dada bidang suaminya itu masih dengan tangisannya. “Aku… aku malu. Aku malu padamu Cho Kyuhyun-ssi. Semalam tingkahku sangat liar dan terlihat seperti seorang jalang. Aku takut kau membenciku.”

Shin In Young menjawab dengan tangisannya. Suaranya beradu dengan tangisannya yang entah mengapa malah tak bisa berhenti itu. Ia tak bisa menghentikan tangisannya setiap kali teringat akan tingkahnya semalam. Ia sangat malu dan takut saat ini. Ia malu akan sikapnya semalam pada Cho Kyuhyun. Suaminya. Dan ia juga takut suaminya itu membenci dan mencapnya sebagai wanita jalang karna tingkahnya semalam.

Jawaban Shin In Young justru membuat Cho Kyuhyun tertawa kecil. Ia tersenyum geli mendengarnya. Jadi istrinya ini mengiranya akan membencinya karna kejadian semalam. Tidak. Bagaimana Cho Kyuhyun bisa membenci istrinya itu jika ia sangat menikmati sekali permainan mereka semalam? Cho Kyuhyun bahkan harus meredamkan hasratnya pagi ini dengan air dingin.

“Tidak. Kau salah, Youngie-ya.” Cho Kyuhyun berujar lembut. “Aku tidak membencimu. Tidak akan. Aku tidak akan membenci mu atas apa yang semalam terjadi. Menurutku kau tidak seburuk itu. Kita memang sudah seharusnya melakukannya sejak dulu. Berhenti menganggap dirimu seperti wanita jalang. Kau tidak serendah itu.” Cho Kyuhyun berbisik lembut. Shin In Young mengangguk lemah dalam pelukannya

Geez! Shin In Young itu memang benar-benar polos. Tetapi Cho Kyuhyun justru bersyukur. Ia bersyukur karna ia lah pria pertama bagi Shin In Young. Namun ada secuil penyesalan dalam hatinya. Tidak. Bukan karna Shin In Young tidak professional. Sama sekali tidak. Cho Kyuhyun menyesal karna tak bisa menjadikan Shin In Young menjadi wanita pertama untuknya. Wanita pertama yang bercinta dengannya dan memuaskannya.

Maafkan aku, Youngie-ya. Maafkan aku yang tidak bisa menjadikanmu sebagai wanita pertamaku sebagaimana kau menjadikanku pria pertama untukmu. Tapi akan aku pastikan dan aku berjanji, bahwa kaulah yang akan menjadi wanita terakhirku. Wanita terakhir dalam hidupku. Hanya kau, Shin In Young na-ui yeoja.” Cho Kyuhyun berbisik dalam hati. Ia menelan kata-kata yang tidak bisa diucapkannya itu.

Pria itu mencium lama dahi Shin In Young. Mencium aroma rambut khas milik Shin In Young yang menjadi candunya. Sebelah tangannya digunakan untuk memeluk tubuh ramping istrinya –melingkari pinggangnya. Sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk mengelus lembut rambut panjang kecoklatan istrinya itu. Cho Kyuhyun percaya ini adalah babak awal dalam kehidupan rumah tangga mereka. Ia percaya setelah ini istrinya itu akan bisa mencintainya –sama seperti ia mencintai Shin In Young.

****

Siang hari suasana di Kyoto terasa sejuk. Matahari bersinar dengan cerahnya, menghantarkan sinar kehangatannya pada segenap penduduk bumi. Udara di siang hari tidak terlalu panas meski matahari bersinar cerah. Suasana sejuk ditambah dengan pemandangan alam yang memanjakan mata seakan memberikan ketenangan bagi banyak orang.

Di sebuah caffe yang masih berada dalam naungan Cho corp terdapat beberapa pengunjungnya. Caffe itu bergaya klasik dengan dekorasi warna yang lebih banyak didominasi oleh warna coklat. Seorang wanita muda nan cantik duduk di dalam sana sambil membaca surat kabar keluaran terbaru.

Surat kabar itu memuat berita acara peresmian resort Cho corp yang berada di Kyoto –ini. Di dalam surat kabar itu diberitakan acara yang digelar berjalan lancer dan mewah. Khas Cho corp. Sebuah senyuman geli tergambar di wajah cantiknya. Disana juga memberitakan Cho Kyuhyun yang tampil serasi dan mesra dengan istrinya –Shin In Young. Surat kabar itu bahkan menampilkan beberapa pasang gambar keduanya.

Dalam foto-foto yang diambil itu terlihat baik Cho Kyuhyun dan Shin In Young sangat serasi. Saling melengkapi. Cho Kyuhyun bahkan terlihat tak ingin menjauh dari istrinya itu walau hanya sesenti. Wanita cantik itu terkekeh kecil. Ia sedikit terkagum-kagum dengan cara kerja para pencari berita yang sangat gigih. Terutama jika mengorek berita tentang kehidupan pribadi seorang Cho Kyuhyun –yang tak lain adiknya sendiri.

Ya, wanita itu adalah Cho Ahra. Ia menggelengkan kepalanya sambal berdecak dengan kekehannya. Ya, ia memakluminya. Adiknya itu memang terkenal akan kepribadiannya yang dingin, dan misterius. Jarang sekali adiknya itu terlihat bersama wanita dalam sebuah acara. Kepribadian Cho Kyuhyun yang dingin itu justru menarik rasa penasaran banyak orang.

Banyak orang yang penasaran bagaimana kehidupan pribadi seorang Cho Kyuhyun. Bagaimana Cho Kyuhyun akan bersikap dan memperlakukan wanita. Dan bagaimana kehidupan percintaan seorang Cho Kyuhyun –seorang CEO muda, sukses, nan dingin yang banyak menjadi incaran gadis-gadis dan wanita lajang.

Cho Ahra tau sadar. Adiknya itu sejak dulu memang selalu saja mampu menarik perhatian kaum hawa. Ia bahkan dulu sering kali kewalahan menghadapi ulah fans adiknya itu yang kerap kali mengganggu. Membuat pening kepalanya pada kala itu. Sebaliknya, justru Cho Kyuhyun Nampak acuh dan santai menghadapinya.

Wanita itu menyesap minumannya. Ia tersenyum kecil memperhatikan sekali lagi foto adik dan adik iparnya itu. Cho Ahra sempat tak menyangka jika Cho Kyuhyun bisa secepat itu membuka hatinya untuk Shin In Young. Melupakan masa lalunya, dan baying-bayang Han Min Jung yang selama beberapa tahun setia menemaninya.

“Apakah kau sudah lama menunggu?” suara serak seorang pria memecahkan lamunan Cho Ahra seketika.

Ia mendongakkan kepalanya dan menaikkan sebelah alisnya menatap sosok pria yang berdiri di hadapannya. “Apa kau tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruk mu –membuat orang lain menunggu lama?” tanyanya balik dengan nada tenangnya.

Pria yang baru tiba itu –Lee Hyuk Jae, mendecakkan lidahnya. Ia kemudian menggeser kursi sebelum duduk. “Aku harus menyelesaikan sedikit masalah dengan pihak pengembang. Bukankah noona juga belum lama sampai.” Lee Hyuk Jae mengangkat bahunya santai.

“Ya ya ya,” Cho Ahra berseloroh santai. “Bagaimana dengan misi yang semalam kuberikan padamu? Apa kau berhasil melakukannya?” tanyanya lagi, kali ini dengan menyipitkan matanya menatap Lee Hyuk Jae tajam.

Eksekusinya berjalan lancar. Semuanya rapi dan aku pastikan tidak akan menimbulkan kecurigaan.” Lee Hyuk Jae tersenyum bocah. “Petugas yang melakukan eksekusi bekerja sama dengan baik. Dia bahkan membersihkan barang bukti setelahnya, sehingga meminimalisir kecurigaan. Hanya tinggal menunggu beberapa minggu saja sampai berita bahagia itu tersebar.”

“Kau yakin sama sekali tidak menimbulkan kecurigaan untuk mereka berdua?” Cho Ahra masih tetap memincingkan kedua matanya menata Lee Hyuk Jae.

Lee Hyuk Jae mendecakkan lidahnya –berpura-pura kesal. “Eiiyy, noona! Kau terlalu meremehkan ku. Ku sudah, aku ini professional. Hal kecil itu tentu saja sangat mudah ku lakukan.”

Cho Ahra mengendikkan bahunya acuh. “Ya. Aku harap eksekusi mu benar-benar berhasil, dan beberapa minggu lalu tinggal menunggu berita bahagia itu. Jika sampai gagal, kau harus bersiap-siap ku kirim ke pulau terpencil.” Cho Ahra sedikit membuat nada suara seperti mengancam. Senyuman menyeringainya tergambar sempurna.

Melihat seringaian itu membuat Lee Hyuk Jae lagi-lagi mendecakkan lidahnya. Ia tau betul jika Cho Ahra hanya menakut-nakutinya saja. Tentu saja Cho Ahra tidak akan setega itu padanya. Dan tentu saja misinya semalam akan berhasil. Lee Hyuk Jae memastikan hal itu. Ia sudah terbiasa optimis dengan segala hal dan menyelesaikan setiap misinya dengan sukses.

“Ckckck. Apakah semua keluarga Cho mewarisi senyuman menyeramkan itu, huh?” Lee Hyuk Jae berbalik bertanya menyindir. Ia menggelengkan kepalanya dramatis, namun setelahnya langsung mendapatkan sebuah timpukan gulungan surat kabar. “YAK, Noona! Kenapa kau selalu menyiksaku, huh?” rengeknya kesal sambil mengelus dahinya.

Cho Ahra menyesap minumannya santai. “Jangan berbicara sembarangan menyenai keluarga Cho,” sahutnya santai. “Lagipula, anggap saja itu salam perkenalan dari calon keponakan mu ini. Sebenarnya dia yang ingin melemparkan surat kabar itu padamu.” Cho Ahra tersenyum miring mengejek dan mengelus lembut perutnya yang mulai membuncit.

“Sepertinya benar, rumor yang mengatakan bahwa seorang wanita hamil itu bisa terlihat menyeramkan.” Lee Hyuk Jae mencibir pelan. Ia langsung tersenyum bocah saat Cho Ahra menatapnya dengan tatapan mematikannya. “Baik. Baik. Aku akan diam,” ujarnya mengalah.

Keduanya terdiam untuk sesaat. Lee Hyuk Jae nampak tengah memperhatikan layar tabnya –memeriksa harga saham yang baru saja dibuka dipagi ini. Cho Ahra menyesap kembali minumannya. Ia berdeham sebentar sebelum berucap kembali. “Apa Han Min Jung sudah benar-benar menghilang? Dia sama sekali tidak menampakkan dirinya di depan Cho Kyuhyun lagi, bukan?” pertanyaannya kali ini dengan rasa penasarannya.

Mendengar nama Han Min Jung disebut membuat Lee Hyuk Jae menghentikan kegiatannya. Ia terpaku sesaat. Tatapannya menengadah langit-langit caffe dan menerawang. Ia teringat akan sosok wanita itu. Mantan kekasih Cho Kyuhyun tepatnya. “Ya. Dia benar-benar menghilang seperti janjinya dulu.”

“Apa Cho Kyuhyun masih mencarinya hingga sekarang?” tanyanya lagi.

“Tidak,” Lee Hyuk Jae menggelengkan kepalanya. “Tidak lagi. Hanya 2 bulan Cho Kyuhyun terus-terusan mencari Han Min Jung. Bulan ke-3 Bibi menjodohkannya dengan Shin In Young dan mereka menikah hingga hari ini. Aku sempat meragukan keseriusannya. Aku pun sempat berbicara dengan Bibi Cho, namun Bibi Cho mengatakan hal ini yang terbaik untuk semuanya.” Lee Hyuk Jae teringat kembali akan percakapannya dengan Ny. Cho.

Memang setelah ia mengetahui rencana perjodohan Cho Kyuhyun dengan Shin In Young, ia orang pertama yang menentangnya sebelum Cho Kyuhyun. Lee Hyuk Jae merasa jika hal itu akan membuat Cho Kyuhyun semakin tertekan. Selain itu ia merasa tak tega pada Shin In Young yang seakan hanya menjadi ‘pelarian’ untuk Cho Kyuhyun. Terlebih sifat Cho Kyuhyun yang sangat dingin pada gadis itu diawal perkenalan mereka membuat Lee Hyuk Jae ragu.

“Ya, aku mengerti kecemasanmu.” Cho Ahra menghela nafasnya pelan. “Eomma saat itu sangat khawatir dengan Kyuhyun yang seakan terpuruk dengan menghilangnya Han Min Jung. Setelah menghilangnya Han Min Jung eomma sangat bersyukur. Kami semua besyukur mengetahuinya. Wanita itu menempeli Cho Kyuhyun sejak mereka kuliah. Awalnya kami tak tau hubungan mereka, hingga suatu hari eomma memergoki keduanya tengah bergumul mesra.

Kedua orangtua ku tentu saja sangat terpukul mengetahui hal itu. Cho Kyuhyun yang kami kenal bukanlah pria yang senang bergumul dengan wanita yang tidak memiliki hubungan sah. Tetapi semenjak mengenal wanita itu, entah sejak kapan mereka melakukannya. Eomma berkali-kali memperingati Kyuhyun untuk menjauhi wanita itu. Namun kau tau dengan sangat bagaimana keras kepalannya bocah itu.” Cho Ahra mendecak kesal.

Ia teringat akan Han Min Jung. Wanita yang dulu pernah dikencani oleh Cho Kyuhyun. Wanita yang sewaktu itu pernah ingin dikenalkan Cho Kyuhyun pada keluarga sebagai calon istrinya. Kedua orangtuanya menentang keras hubungan keduanya. Bukan karna Han Min Jung tidak berasal dari keluarga yang memiliki strata sosial yang sama dengan keluarganya.

Tidak. Kedua orangtuanya tidak seperti itu. Bagi keluarganya kebahagiaan adalah hal yang penting. Kekayaan hanyalah salah satu cara untuk mencapainya. Kedua orangtuanya bukan mempermasalahkan kekayaan. Kepribadian dan sifat Han Min Jung lah yang membuat Tuan dan Nyonya Cho, serta Cho Ahra menolak pilihan Cho Kyuhyun itu.

Mengetahui bagaimana gaya hidup Han Min Jung yang dekat dengan seks bebas tentu saja membuat Cho family menolak wanita itu. Beberapa kali Cho Ahra bahkan memergoki Han Min Jung berkencan dengan pria lain yang bahkan seumuran dengan ayahnya. Hal itu yang membuat Tuan, dan Nyonya Cho serta Cho Ahra menentang Han Min Jung. Sayangnya pada saat itu Cho Kyuhyun terlalu keras kepala untuk dinasehati.

“Ya. Memang tak mudah memisahkan Cho Kyuhyun dari Han Min Jung. Wanita itu memang tak pantas untuk Cho Kyuhyun. Bocah itu terlalu bodoh untuk mempercayai wanita itu.” Lee Hyuk Jae menghela nafasnya berat.

“Itu lah alasan mengapa aku menyuruh mu melakukan misi ini.” Cho Ahra berujar. “Dengan hadirnya anak diantara mereka, aku yakin Cho Kyuhyun dan Shin In Young akan saling mencintai dan bertahan menjalani pernikahan mereka. Anak akan menjadi perekat hubungan mereka.” Cho Ahra menyenderkan punggungnya pada kursi. Ia mengaduk minumannya dan tersenyum simpul.

Maafkan eonni melakukan hal konyol ini, Youngie-ya.

****

Shin In Young tengah duduk memperhatikan pemandangan melalui jendela kamar resort. Pemandangan di luar sangat menggodanya. Membuatnya ingin bermain-main di luar. Pohon-pohon yang menampilkan daun yang berwarna kecoklatan seakan memberikan gradasi warna pada latar belakang gunung.

Sejujurnya Shin In Young ingin berjalan-jalan keluar resort. Namun Cho Kyuhyun tidak mengijinkannya. Suaminya itu sedang ada rapat penting dengan beberapa petinggi yang mengurus anak perusahaannya di Kyoto –sini. Sepertinya seharian ini ia harus merelakan dirinya berdiam diri dalam kamar resort hingga suaminya itu pulang.

Ia menopangkan dagunya pada bingkai jendela –menatap hamparan pemandangan yang menggodanya. “Ini sama sekali bukan liburan.” Shin In Young menggembungkan kedua pipinya dan meniup anak rambutnya yang bermain nakal menutupi wajahnya. Gadis itu memejamkan matanya sejenak.

Rasa kantuk itu tiba-tiba saja menyerangnya. Membuatnya harus menguap beberapa kali. Karna terlalu mengantuk dan bosan, Shin In Young akhirnya menyerah. Ia memejamkan matanya –tertidur, dengan posisi kepalanya yang bersandar pada kusen jendela. Gadis itu menikmati semilir angin yang berhembus lembut seakan membelai wajahnya.

Semilir angin yang berhembus lembut itu seakan menjadi teman pengantar tidurnya. Shin In Young siap memasuki alam mimpinya. Tiba-tiba saja ia merasakan tubuhnya terasa ringan seperti diangkat. Gadis itu masih enggan membuka kedua kelopak matanya. Ia bisa merasakan tangan kekar yang mengangkat tubuhnya lembut dan menggendongnya. Membuatnya seakan seperti terbang di atas awan.

Tangan kekar itu membaringkannya di atas ranjang. Shin In Young bisa merasakan itu meskipun kedua matanya tertutup. Ia juga merasakan selimut yang menutupi tubuhnya. Shin In Young merasakan kehangatan yang menenangkannya saat pinggang rampingnya dipeluk erat. Gadis itu justru bergelung mendekatkan tubuhnya dengan tubuh pemilik lengan kekar itu.

Cho Kyuhyun tersenyum tipis. Ia menjadikan sebelah tangannya sebagai alas penyangga tidur Shin In Young. Sedangkan satu tangan lainnya ia gunakan untuk memeluk pinggang ramping istrinya itu erat. Cho Kyuhyun tersenyum kala merasakan tubuh istrinya itu mengeliat –merapatkan tubuh mungil Shin In Young pada tubuhnya.

Sepertinya istrinya itu belum menyadari kehadirannya. Atau bisa dikatakan Shin In Young masih bermain dalam mimpinya. Pria itu mengelus lembut wajah istrinya. Merangkum wajah itu dalam ingatannya. Ia membenarkan anak-anak rambut yang menutupi nakal wajah Shin In Young. Menghalanginya memandangi wajah istrinya itu.

Ia mengagumi wajah istrinya itu yang terlihat sangat polos saat tengah tertidur. Seakan tanpa beban –layaknya seorang anak kecil. Istrinya itu memang masih muda. Penampilannya yang sederhana kadang kala menyamarkan umurnya. Tetapi untuk beberapa saat istrinya itu bisa berpenampilan dan bersikap dewasa diusianya. Cho Kyuhyun selalu terpukau dibuatnya.

Baginya entah saat Shin In Young berpenampilan dengan style casual andalannya atau anggun, istrinya itu selalu saja mampu membuatnya terpukau. Tak perlu make-up yang berlebihan untuk mempercantik wajahnya. Shin In Young menurutnya sudah cantik alami walaupun tanpa make-up yang memoles wajahnya.

Tiba-tiba Shin In Young menggerakan tubuhnya. Gadisnya itu tampak mengerjapkan kedua matanya sebelum membukanya. Ketika itu mata mereka bertemu. Keduanya terdiam sejenak. “Sejak kapan kau pulang?” tanya Shin In Young pelan.

“Beberapa puluh menit yang lalu,” jawab Cho Kyuhyun singkat sambil tersenyum tipis. “Apa kau bosan?” tanyanya kemudian. Shin In Young mengangguk pelan dengan memejamkan kedua matanya. “Baiklah. Sekarang bersiap-siaplah. Kita akan berjalan-jalan menikmati objek wisata di sekitar sini.” Cho Kyuhyun berujar lembut. Ia mengelus lembut rambut istrinya itu.

Mendengar ajakan itu membuat Shin In Young langsung membuka kedua matanya. “Jalan-jalan? Benarkah?” tanyanya dengan kedua matanya yang berbinar-binar. Cho Kyuhyun mengangguk dengan senyuman gelinya. Shin In Young langsung bangkit dari ranjang, dan bergerak menuju walk-in closet untuk mengganti bajunya.

Lagi-lagi Cho Kyuhyun dibuat tersenyum tipis dengan kelakuan istrinya itu. Tak beberapa lama Shin In Young keluar dengan tampilan santainya. Ia mengenakan dress berwarna navy muda yang memiliki panjang diatas lututnya. Gadis itu hanya memoleskan lipstick tipis berwarna natural pink di bibir ranumnya.

Perjalanan hanya memakan waktu kurang dari 20 menit. Cho Kyuhyun benar-benar mengajak Shin In Young mengelilingi Kyoto. Dimulai dari mengunjungi kuil, candi, dan pagoda. Kini keduanya tengah berada di sebuah pasar traditional. Shin In Young sesekali tertawa kecil setiap melihat barang-barang yang menurutnya lucu dan menarik.

Cho Kyuhyun bahkan beberapa kali ikut tertawa kecil menanggapi celotehan maupun tingkah laku istrinya itu yang lucu. Shin In Young sempat meminta berfoto bersama. Cho Kyuhyun awalnya menolak, namun karna tak tahan mendengar istrinya itu yang terus meminta membuatnya akhirnya menyetujui permintaan istrinya.

“Cho Kyuhyun-ssi. Terimakasih untuk hari ini.” Shin In Young berujar malu-malu setelah mengecup kilat pipi kanan suaminya. Cho Kyuhyun yang mendapatinya terpaku. Namun beberapa detik kemudian ia tersenyum senang.

Langit malam Kyoto yang bertambur bintang kini berhias ribuan cahaya kembang api yang meluncur. Shin In Young membulatkan kedua matanya dan tertawa senang melihatnya. Cho Kyuhyun yang melihat ekspressi senang istrinya ikut merasa senang. Dalam hatinya ia berharap jika keadaan ini bukan hanya sementara. Ia berharap ia bisa terus melihat senyuman manis dan tawa riang Shin In Young hingga akhir waktu yang memisahkan mereka.

ToBeContinue

Wkwkwkwk udah tau kan siapa pelakunya? Yups benar sekali dugaan readerdeul kalo pelakunya Cho Ahra dibantu sama Lee Hyuk Jae. Psstt Author sengaja sedikit membuka siapa sosok Han Min Jung tapi masih sedikit #smirk.