FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 29]

cover complicated love new

Holla, annyeong! author come back! Adakah yang masih setia menanti kelanjutan Ff ini? Setelah sekian lama akhirnya bisa update kembali ^^v Tanpa banyak cuap-cuap, author langsung persembahkan “Complicated Love chapter 29” Selamat menikmati 😀

psstt: typo yang suka bertebaran dan feel yang semrawut

Happy reading!

CHAPTER 29

Siang itu suasana caffe di dekat Seoul National terlihat cukup ramai. Banyak mahasiswa yang mampir dan menghabiskan sebagian waktu mereka disana. Sekedar melepas penat setelah berkutat dengan berbagai teori dan praktek di bangku perkuliahan, atau hanya sekedar menghabiskan waktu menunggu jadwal bertemu dengan Dosen atau Professor.

Sama seperti halnya Shin In Young. Ia saat ini tengah berada dalam caffe dan menikmati moccachino kesukaannya. Hari ini kebetulan ia tidak mempunyai jadwal perkuliahan. Hanya saja hari ini ia harus bertemu dengan salah satu Dosen Pembimbingnya untuk berdiskusi membahas usulan skripsi yang akan diajukannya.

Jadwal bimbingannya seharusnya dimulai sejak dua minggu yang lalu. Namun karna Cho Kyuhyun yang tidak mengijinkannya untuk beraktifitas selama dua minggu, membuatnya terpaksa harus menunda bimbingannya itu. Hal itu juga didasarkan karna Cho Kyuhyun berpendapat bahwa ia butuh istirahat total setelah kejadian penculikan dan berita kehamilannya yang disampaikan oleh dokter 2 minggu yang lalu.

Oleh karna pertimbangan dan saran dari dokter pula menyebabkan Shin In Young mau tak mau menerimanya. Selama dua minggu itu, Cho Kyuhyun benar-benar tak memperbolehkannya beraktifitas. Cho Kyuhyun bahkan seperti mengurungnya selama dua minggu itu di dalam apartemen. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Shin In Young yang kesal dan bosan selama dua minggu itu.

Pagi tadi pun saat ia akan berangkat menuju kampusnya, Shin In Young harus mendengarkan beberapa dumalan dari Cho Kyuhyun. Suaminya itu terkadang bisa sangat cerewet dan rewel dengan tingkah over protectivenya. Sejujurnya Shin In Young senang, karna itu artinya Cho Kyuhyun peduli padanya dan janin dalam kandungannya.

Hanya saja jika Cho Kyuhyun sedang dalam keadaan cerewet dan rewel, pria itu akan terus mengoceh dan susah sekali berhenti berbicara. Ada saja hal kecil yang dikritiknya. Membuat Shin In Young beberapa kali harus mengelus dadanya –sabar, dan lebih mengeluarkan kesabarannya yang ekstra untuk menghadapi ocehan Cho Kyuhyun itu.

Seperti hal nya tadi pagi. Saat ia sudah rapi dan siap untuk berangkat, Cho Kyuhyun justru mengajaknya berdebat dulu. Suaminya itu memprotes pakaiannya yang menurut Cho Kyuhyun tidak layak untuk digunakan. Padahal yang digunakan Shin In Young tadi pagi hanya sebuah dress berlengan panjang berwarna cream dengan panjang selutut.

Cho Kyuhyun berpendapat bahwa dress yang dipakainya itu terlalu minum. Menampilkan lekuk tubuhnya. Mengundang perhatian pria hidung belang yang bisa menggodanya. Geez! Demi Tuhan, Cho Kyuhyun terlalu berlebihan. Dress yang dipakainya itu masih cukup sopan tanpa mengundang nafsu dan perhatian pria untuk menggodanya.

Keterlaluan sekali! Shin In Young terpaksa harus mengganti bajunya. Saat ia sudah mengganti dress yang sebelumnya akan digunakan dengan kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana jeans berwarna abu-abu, lagi-lagi Cho Kyuhyun memprotesnya. Kali itu suaminya berdalih bahwa menggunakan jeans bisa menekan janin yang dikandungnya.

Hal itu akan membahayakan janin dalam kandungannya. Cho Kyuhyun tentu saja menyuruhnya mengganti baju lagi. Shin In Young mendesah frustasi. Jika ia tidak boleh menggunakan dress atau jeans untuk pergi ke kampusnya, lalu ia harus menggunakan apa? Baju tidur? Bikini? Atau lingeri? Astaga!

Setelah perdebatan yang cukup alot -yang akhirnya dimenangkan oleh Shin In Young, Cho Kyuhyun akhirnya mengalah. Ia membiarkan –dengan terpaksa, istrinya itu menggunakan celana jeans yang memang sudah rapi digunakannya itu. Shin In Young bersikukuh bahwa ia baik-baik saja, dan kandungannya tidak akan bermasalah hanya karna celana jeans.

Dan begitulah akhirnya perdebatan kecil sebagai bumbu pernikahan keduanya berakhir. Shin In Young tau jika Cho Kyuhyun peduli padanya dan janinnya, meski cara yang suaminya itu ekspresikan dengan kurang tepatnya –menurutnya. Mengingat perdebatannya tadi pagi dengan Cho Kyuhyun membuat Shin In Young tersenyum sendiri.

Ia bahkan tidak menyadari akan kehadiran Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun. “Ada apa dengan bocah itu? Kenapa dia tersenyum sendiri?” Oh Sehun bertanya pada Hong Yoo Kyung pelan, namun masih sanggup didengar oleh Shin In Young.

“Entahlah. Mungkin dia sedang memikirkan suaminya itu.” Hong Yoo Kyung mengendikkan bahunya acuh.

Shin In Young yang mendengarkan obrolan kedua sahabatnya itu memejamkan matanya sejenak. Ketika ia membuka kedua matanya, ia tersenyum aneh pada kedua sahabatnya itu. “Terimakasih atas perhatian dan analisa konyol kalian.” Shin In Young berujar sarkastik.

“Wow! Jangan memasang wajah dingin itu, Youngie-ya. Pengunjung yang lain akan takut melihatnya,” ledek Oh Sehun dengan kekehannya. Sayangnya ledekan itu berbuah lemparan bolpoint yang mendarat di keningnya. “YAK! Appo! Apa kau tidak bisa berhenti menganiyayaku, huh?” Oh Sehun bertanya kesal sambil mengusap keningnya.

Gezz! Bocah ini selalu saja berlebihan,” cibir Shin In Young dengan senyuman miringnya. “Itu bukan sebuah penganiyayan, bodoh!” cibirnya kembali dan menyesap minumannya yang sudah tinggal setengah.

“Lain kali akan kulaporkan kau pada polisi. Atas tuduhan kekerasan.” Oh Sehun membalas dan masih berpura-pura mengusap dahinya. Omongan Oh Sehun itu justru ditanggapi acuh oleh Shin In Young. “Aku penasaran bagaimana Cho Kyuhyun-ssi menjinakkan bocah ini dengan segala sifat premanismenya itu.” Oh Sehun kali ini gantian mencibir.

YAK! Oh Sehun, kau benar-benar mencari masalah denganku!” Shin In Young sudah akan bersiap-siap melemparkan buku bacaannya yang tebal pada Oh Sehun namun dengan cepat Hong Yoo Kyung menangkapnya.

YAK! Geumanhae!” seru Hong Yoo Kyung kesal. “Apa kalian berdua tidak bisa tidak bertengkar di tempat umum, huh?” ujarnya lagi –masih kesal. Ia mencoba melerai pertengkaran kecil antara Shin In Young dan Oh Sehun –kekasihnya.

Sebenarnya antara Shin In Young dan Oh Sehun memang sering kali beradu pendapat yang ujungnya menimbulkan pertengkaran bagi keduanya. Namun hanya sementara. Karna baik Shin In Young maupun Oh Sehun tidak akan betah berlama-lama bertengkar. Keduanya mudah bertengkar namun mudah juga untuk berbaikan. Dan Hong Yoo Kyung lah penengahnya.

Memang Hong Yoo Kyung selalu menjadi penengah jika Shin In Young dan Oh Sehun bertengkar. Ia bahkan seringkali bingung menghadapi dua makhluk bersifat bocah itu. Meski sering bertengkar, namun keduanya saling menyayangi layaknya keluarga. Shin In Young, Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun sudah bersahabat 3 tahun. Meski begitu ketiganya sangatlah dekat dan sudah seperti keluarga. Saling berbagi suka maupun duka.

Chagiya. Bukan aku yang memulainya. Bocah ini yang memulai dengan melempari dahi ku terlebih dahulu. Lihatlah ini!” Oh Sehun mengadu –manja, pada Hong Yoo Kyung dengan memperlihatkan dahinya yang sebenarnya tidak kenapa-kenapa.

“Cih! Alasan,” cicir Shin In Young –lagi.

Hong Yoo Kyung memutar kedua bola matanya. Ia selalu saja harus rela menjadi penonton atas pertengkaran Shin In Young dan Oh Sehun. Sebenarnya keduanya sama-sama masih bersifat kekanak-kanakan. Permasalahannya adalah jika kedua bocah itu bertengkar, mereka tidak akan segan dan malu melakukannya di tempat umum sekalipun.

Memalukan! “Ya Tuhan! Rasanya aku bisa gila jika terus-terusan menghadapi dua bocah ini.” Hong Yoo Kyung berseloroh sinis. Ia menatap bergantian Oh Sehun dan Shin In Young. Kedua orang itu seketika diam. Keduanya tau jika Hong Yoo Kyung sudah berkata seperti itu, itu artinya akan sangat berbahaya jika mereka melanjutkan pertengkaran mereka.

Ketiganya kemudian terdiam sesaat. Shin In Young asik membaca kembali novel yang dibawanya -sambil sesekali menyesap minumannya. Hong Yoo Kyung tidak jauh berbeda dengan Shin In Young. Gadis itu membaca buku tebal –diktat kuliahnya, mencatat beberapa point penting. Sedangkan Oh Sehun? Apa yang dilakukan pria itu? Jangan ditanyakan.

Pria itu justru tengah asik bermain game online dengan smartphone miliknya. Karna merasa bosan, Oh Sehun akhirnya menolehkan kepalanya. Ia menggelengkan kepalanya menatap dua gadis di hadapannya yang tengah asik dengan dunia buku yang mereka baca. Oh Sehun menatap kekasihnya. Menurutnya Hong Yoo Kyung terlihat cantik jika sedang serius membaca sebuah buku –seperti saat ini. Ia kini menatap wajah gadisnya lekat.

Merasakan ada yang menatapnya, Hong Yoo Kyung menghentikan kegiatan membacanya. Ia menolehkan kepalanya dan menaikan sebelah alisnya melihat kekasihnya yang tengah asik menatapnya. “Ada apa? Kenapa melihatku seperti itu?” Hong Yoo Kyung bertanya.

“Tidak ada apa-apa,” sahut Oh Sehun santai. “Memangnya aku tidak boleh memandangi wajah cantik kekasihku?” Oh Sehun bertanya –setengah menggoda gadisnya itu.

Ucapan Oh Sehun itu tentu saja sukses membuat Hong Yoo Kyung bersemu malu. Ia melirik sebentar ke arah Shin In Young yang masih asik dengan novelnya –tanpa merasa terusik dengan pasangan kekasih di hadapannya itu. “Jangan merayuku seperti itu. Aku malu, bodoh!” Hong Yoo Kyung merutuki tingkah kekasihnya.

Alih-alih menjawab, Oh Sehun justru terkekeh kecil. “Kenapa harus malu? Tidak perlu malu. Jelas-jelas kau kekasihku. Jadi tidak salah aku memujimu.” Oh Sehun berkilah. Baru saja Hong Yoo Kyung akan menjawab, dengan cepat Oh Sehun mencium bibir penuh milik kekasihnya itu yang begitu menggodanya.

YAK! Oh Sehun, kenapa kau menciumku di tempat umum? Aku malu!” Hong Yoo Kyung kembali protes merutuki kelakuan kekasihnya itu. Oh Sehun itu benar-benar tidak tau tempat. Bisa-bisanya kekasihnya itu menciumnya di tempat umum. Di hadapan Shin In Young pula. Bagaimana tanggapan orang-orang terhadapnya nanti?

“Bibirmu menggodaku. Aku tidak tahan untuk tidak menciumnya.” Oh Sehun berkilah santai. Ia tersenyum bocah setelahnya. Sama sekali tak merasa malu atas tindakannya tadi.

Saat Hong Yoo Kyung akan membalas ucapan kekasihnya itu, lagi-lagi ia disela. Kali ini bukan oleh Oh Sehun. “Geez! Aku mendadak merasa mual melihat pasangan lovey-dovey ini!” cibir Shin In Young. Ya, Shin In Young yang menyela ucapan Hong Yoo Kyung. “Aku pulang duluan. Kusarankan, jika kalian ingin bermesraan sebaiknya pilih tempat yang lebih private!” cibirnya lagi dan memasukan novel serta ponselnya ke dalam tasnya.

Shin In Young berlalu meninggalkan caffe itu dan pasangan lovey-dovey itu. Sejujurnya bukan karna Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun yang bermesraan tadi yang membuat Shin In Young memutuskan pulang. Hari sudah sore. Sebentar lagi akan gelap dan ia harus cepat sampai apartemen sebelum Cho Kyuhyun pulang. Jika tidak, sudah bisa dipastikan suami tampannya itu akan cemas menunggunya dan berujung pada omelannya yang panjang lebar.

Ia juga ingat, bahwa ia belum menyiapkan makan malam untuk suaminya. Biasanya memang ia dan Cho Kyuhyun selalu makan malam di rumah. Dengan menu masakan buatan Shin In Young yang sederhana. Cho Kyuhyun bahkan selalu memakan masakannya tanpa memprotes masakannya sedikitpun. Membuat Shin In Young selalu merasa bahagia.

“Karna kau Shin In Young pulang!” Hong Yoo Kyung memberengut dan menuding kekasihnya itu yang menyebabkan Shin In Young pulang.

“Baguslah. Bukankah itu artinya kita lebih mempunyai quality time?” Oh Sehun berujar dengan memainkan matanya –nakal.

Melihat tingkah kekasihnya itu membuat Hong Yoo Kyung mendesah –frustasi. “Kau menyebalkan! Kau membuatku malu! Aku mau pulang.” Hong Yoo Kyung berseru kesal. Ia memasukan diktat kuliahnya ke dalam tas dan hendak beranjak.

Oh Sehun yang melihat pergerakan kekasihnya itu reflex menahan sebelah tangan gadisnya itu. “Jangan marah. Aku hanya bercanda tadi,” ujar Oh Sehun. Namun rupanya Hong Yoo Kyung sedang kesal. Ia berlalu pergi meninggalkan Oh Sehun setelah menepis tangan pria itu. “YAK! Hong Yoo Kyung, tunggu aku!” Oh Sehun segera bergegas menyusul kekasihnya itu.

****

Waktu semakin berjalan. Hari berganti hari. Bulan berganti begitupun juga musim. Tanpa terasa kini sudah memasuki bulan ke 7 pernikahan Cho Kyuhyun dengan Shin In Young. Banyak hal yang sudah keduanya lewati. Usia kandungan Shin In Young sudah memasuki minggu ke-8. Masih cukup muda karna masih berada dalam trimester pertama.

Usia kandungan yang cukup rawan bagi wanita yang tengah hamil. Karna sebagian besar wanita hamil mengalami keguguran pada trimester pertama. Hal itu juga membuat Cho Kyuhyun sedikit khawatir. Ia mencemaskan kesehatan istri dan calon bayi mereka. Ia berharap agar Tuhan selalu melindungi keluarga kecilnya itu. Meski dengan begitu berarti ia harus menambah lagi sedikit penjagaan untuk istrinya itu.

Cho Kyuhyun tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Ia tidak tau apa saja hal buruk yang mungkin ke depannya akan menghalangi kehidupan rumah tangganya. Cho Kyuhyun hanya berusaha menjaga keselamatan dan keamanan orang-orang yang dicintainya. Ia sadar jika ia tak bisa hanya duduk manis saja tanpa melakukan apapun.

Terlebih akhir pekan kemarin -saat ia mengajak Shin In Young dinner, dengan tidak diduga Kim Jun Su datang. Pria itu sedikit mengacaukan dinner yang sudah susah payah dirancangnya itu. Kemunculan Kim Jun Su tentu saja bukanlah suatu pertanda baik. Cho Kyuhyun yakin pria itu sedang merencanakan sesuatu yang buruk.

Jika Kim Jun Su mengira Cho Kyuhyun akan terintimidasi dan mampu membuat nyalinya menciut, sayangnya ia sama sekali tak merasa seperti itu. Kehadiran kembali Kim Jun Su sama sekali tak menjadi momok untuknya. Ia sudah berjanji dengan segenap hati dan jiwanya akan melindungi dan menjaga Shin In Young dari apapun. Wanita yang dicintainya.

Yang menjadi kecemasannya adalah mengenai kehamilan Shin In Young serta kondisi psikologisnya. Cho Kyuhyun mencemaskan kemunculan Kim Jun Su kembali akan membawa dampak negative bagi psikologis istrinya. Shin In Young bahkan masih harus mengkonsumsi pil anti depresan untuk menghilangkan ketakutan dan traumanya.

Mengkonsumsi obat dan harus selalu rutin berkonsultasi dengan dokter membuat Cho Kyuhyun tak tega. Ia tak tega melihat istrinya itu yang masih mengkonsumsi obat terlebih dalam keadaan mengandung. Terkadang saat tengah malam Shin In Young kerap kali bermimpi buruk dan terbangun. Hal itu membuat Cho Kyuhyun merasa sakit. Ia merasa gagal menjaga istrinya.

Perasaan itu muncul karna ia tak tega melihat kondisi istrinya. Meski Shin In Young masih bisa tertawa ceria dan tersenyum seperti biasa, namun ia tau jika dimalam hari istrinya itu akan mengalami mimpi buruk. Sejujurnya Cho Kyuhyun ingin sekali menghabisi dan menyingkirkan Kim Jun Su. Ia ingin agar pria itu menghilang dari peredaran bumi ini.

Karna bagi Cho Kyuhyun senyuman dan kebahagiaan Shin In Young adalah segalanya. Ia akan melakukan apapun untuk membuat wanita yang dicintainya itu tetap bahagia bersamanya. Setiap melihat senyuman Shin In Young, semua kepenatan dan lelah yang menghampirinya langsung lenyap. Cho Kyuhyun senang setiap melihat senyuman Shin In Young yang selalu menyambutnya kala ia pulang bekerja.

Senyuman lembut dari Shin In Young adalah pengobat rasa lelahnya. Kala pagi hari ia membuka matanya, pertama kali yang dilihatnya adalah senyuman lembut milik istrinya itu yang dengan kelembutannya membangunkannya dipagi hari. Malam hari saat akan tidur, ia pastinya selalu menyempatkan diri untuk memandangi wajah istrinya itu lama. Seperti saat ini contohnya.

“Cho Kyuhyun-ssi,” panggil Shin In Young pelan.

“Kau belum tidur?” tanya Cho Kyuhyun lembut sambil mengusap pipi istrinya.

Shin In Young menggeleng pelan. “Kau bahkan belum tidur,” balasnya pelan. Cho Kyuhyun tersenyum lembut. “Cho Kyuhyun-ssi, boleh aku bertanya padamu?” tanyanya.

Cho Kyuhyun menaikan sebelah alisnya. Ia mengangguk, “apa ada yang menggangu pikiranmu?” tanyanya balik setengah cemas.

“Cho Kyuhyun-ssi,” panggil Shin In Young lagi. Ia tampak terdiam sejenak, sementara Cho Kyuhyun menunggu istrinya itu berkata. “Apa kau menyesal menikah denganku?” pertanyaan itu sukses keluar dari mulut Shin In Young.

“Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa aku terlihat seperti itu?”

Pertanyaan balik Cho Kyuhyun itu membuat Shin In Young menggigit sudut kiri bibirnya. Ia menundukkan kepalanya. Pertanyaan yang keluar dari mulutnya tadi adalah pertanyaan yang beberapa hari ini menghantui pikirannya. Shin In Young bahkan tidak tau mengapa ia bisa berpikiran seperti itu. Ia takut jika Cho Kyuhyun menyesal menikahinya.

“Aku takut kau menyesal menikahiku. Aku takut kau menyesal karna menerima perjodohan dan menikah dengan wanita seperti ku. Wanita yang memiliki trauma dan harus bolak-balik check-up setiap bulan dengan psikiater. Aku bukan wanita sempurna, Cho Kyuhyun-ssi. Aku sakit. Mungkin orang lain menganggapku setengah gila.”

Perkataan itu dengan mulusnya meluncur dari bibir Shin In Young. Ia menangis pelan. Itu merupakan isi hatinya, kegundahannya. Shin In Young sadar jika ia memang sakit. Ia bahkan selalu cemas dan ketakutan jika bertemu dengan lawan jenis yang tidak dikenalnya. Ia juga harus menelan pil-pil anti depresan yang diberikan dokter.

Setiap kali bertemu dengan pria yang tidak dikenalnya, Shin In Young pastinya akan langsung cemas dan ketakutan. Ia juga harus menyembunyikan keadaannya itu dari orang-orang. Hanya Cho Kyuhyun, Hong Yoo Kyung dan Oh Sehun yang mengetahui hal itu. Shin In Young tidak ingin banyak orang tau dan menatapnya dengan tatapan iba. Ia membenci akan hal itu.

Pada malam hari, ia sering kali bermimpi buruk. Shin In Young memimpikan kejadian buruk itu setiap malamnya. Setiap ia bermimpi buruk, Cho Kyuhyun pasti selalu menenangkannya. Memeluk tubuhnya erat, membuatnya tenang dan melupakan mimpi buruknya itu kala bangun dipagi hari. Cho Kyuhyun selalu memperlakukannya dengan baik. Ia selalu saja mendapatkan perlakuan baik dan menjadi prioritas Cho Kyuhyun.

“Sssttt… tenanglah. Itu hanya ketakutanmu saja. Tidak apa.” Cho Kyuhyun merengkuh tubuh wanitanya. Memeluknya erat dan menenangkannya. Ia mengelus punggung istrinya itu lembut. Cho Kyuhyun juga mengecup puncak kepala istrinya lembut. “Kau tidak gila. Jangan berpikiran seperti itu. Aku sama sekali tak pernah terpikir menyesal menikah dan melewati semua ini denganmu.”

Ya. Cho Kyuhyun tak pernah menyesal dengan pernikahan mereka. Bahkan ia sekalipun tidak pernah terpikir untuk menyesal dengan pernikahan yang dijalaninya. Ia sudah memutuskan hatinya memilih Shin In Young. Ia mencintai Shin In Young. Bagaimana mungkin ia menyesal menikahi wanita yang dicintainya.

“Jika… jika saja pria itu berhasil menodai ku pada waktu itu, apakah kau akan tetap menikahiku?” Shin In Young bertanya kembali. Ia mendongakkan kepalanya menatap Cho Kyuhyun lekat. Pipinya telah basah oleh airmata.

“Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi!” Cho Kyuhyun memejamkan kedua bola matanya sejenak. “Dia takkan pernah kubiarkan untuk mengacaukan kehidupan kita. Kau harus percaya padaku. Aku akan melindungi dan calon anak kita. Tidak ada yang boleh lagi mengacaukan kehidupan kita. Aku hanya butuh kepercayaanmu dan kehadiranmu disisiku. Hanya itu, maka aku akan memberikan semuanya padamu.” Cho Kyuhyun menatap istrinya lekat. Ia menggenggam jemari istrinya itu dan mengecupnya.

Shin In Young tergagu mendengarnya. Menurutnya ucapan Cho Kyuhyun itu begitu manis dan menggetarkan hatinya. Membuatnya tak bisa berkutik untuk menolaknya. Ia memang sudah menyerahkan hidupnya pada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Ia juga berusaha untuk menyerahkan hati dan cintanya pada Cho Kyuhyun.

“Hanya terus berada disisi ku apapun yang terjadi. Aku akan memberikan semuanya padamu. Karna aku mencintaimu. I Love You Shin In Young. Aku takkan memaksamu untuk segera mencintaiku. Cukup berada disisiku,” Cho Kyuhyun menatap lembut istrinya. Ia mengucapkan kata cintanya. Kalimat cinta yang sebelumnya hanya sempat dibisikannya kala istrinya itu tertidur. Kini kalimat itu berhasil ia katakan.

“Cho Kyuhyun-ssi. A-aku,” Shin In Young tergeragap. Ia bingung harus mengatakan apa. Pernyataan cinta Cho Kyuhyun itu membuatnya sedikit terkejut. Namun entah mengapa hatinya menghangat. Jutaan kembang api serasa berpendar dihatinya. Membuncahkan letupan-letupan manis dan kebahagiaan yang tak terdefinisikan.

Pengakuan Cho Kyuhyun itu memang sederhana. Tak menuntutnya. Shin In Young bisa merasakan ketulusan dari pengakuan itu. Ia tak tau kebaikan apa yang telah diperbuatnya di masa lalu sehingga membuat Tuhan mengirimkan pria sebaik dan sesempurna Cho Kyuhyun untuknya. Menjadi pasangannya, meski di awali dengan perjodohan klasik.

Alih-alih, Cho Kyuhyun menciumnya lembut. Bibir Cho Kyuhyun mengecup bibirnya lembut dan memangutnya. Tak ada penekanan maupun hal yang kasar. Ciuman itu lembut dan sangat hati-hati. Cho Kyuhyun seakan ingin menyalurkan perasaan cintanya melalui ciuman itu. Ia terus memagut dan melumat bibir ranum istrinya yang sudah seperti candu untuknya.

Jutaan kupu-kupu terasa memenuhi perut Shin In Young. Ia merasa tergelitik, namun senang. Ciuman Cho Kyuhyun itu memabukannya dan membuatnya terbuai. Ia mengeratkan tangannya pada lengan Cho Kyuhyun. Saat Cho Kyuhyun melepaskan pagutanya, Shin In Young seketika merasakan kehilangan. Ia menundukkan kepalanya menutupi semburat merah.

“Tidurlah. Hari sudah semakin malam. Aku tidak ingin kau dan calon anak kita sakit nantinya.” Cho Kyuhyun berujar pelan. Ia mengelus pungung istrinya lembut dan menarik selimut menutupi tubuh mereka. Cho Kyuhyun mendekapkan kembali tubuh istrinya itu pada dada bidangnya. Tak lupa ia memberikan kecupan lembut dipuncak kepala wanitanya.

****

Sebuah ruangan bergaya elegant dan mewah terasa dingin. Bukan karna suhu udara yang menurun atau air conditioner yang bekerja di ruangan itu. Suasana dingin itu tercipta dari aura pemiliknya. Sang pemilik yang seluruh tubuhnya menyebarkan aura dingin dan mengintimidasi. Pemilik ruangan itu adalah Kim Jun Su.

Saat ini ia tengah duduk di balik kursi kebesarannya. Menyesap wine kesukaannya dan menikmati alunan music klasik yang mengalun lembut dari piringan hitam koleksinya. Ia memejamkan kedua matanya dengan tangan kanannya yang memegang gelas winenya. Ruangan miliknya itu adalah ruang kerja pribadi dalam rumahnya.

Ruang kerja yang luas dengan 2 buah rak buku berukuran besar dan ratusan buku di dalamnya. Beberapa buah sofa berwarna hitam diletakkan di pojok ruangan sebelah kanan, dekat dengan pintu. Sebuah grand piano diletakkan di pojok sebelah kiri. Serta sebuah meja kerja dan kursinya di tengah area. Dinding bercat merah marun mengelilingi ruangan itu dengan beberapa buah koleksi lukisan terpajang rapi di dinding.

Kim Jun Su menyesap winenya. Ia membuka kedua matanya dan melihat foto yang terpajang di meja kerjanya. Foto seorang wanita yang tengah tersenyum dengan manisnya menghadap ke kamera. Foto yang dibingkai dengan cantiknya dan bisa dilihatnya kapan saja. Wanita yang menjadi obsesinya belakangan ini.

Wanita yang mampu mengobrak-abrik pikirannya. Memecahnya dan menghancurkannya. Membuatnya tak bisa berhenti memikirkan wanita pujaannya. Wanita itu sudah seperti heroin untuknya. Memabukannya dan membuatnya menginginkan kehadirannya. Senyuman lembutnya yang ceria selalu saja mampu mengetarkan hatinya.

Ia tak tau sihir apa yang digunakan oleh wanita itu sehingga membuatnya menggilainya seperti ini. Kim Jun Su tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia tak pernah menginginkan wanita manapun sebelumnya. Selalu saja wanita yang mengejarnya dan memohon-mohon padanya. Ia tak pernah menganggap keberadaan seorang wanita dalam kehidupannya.

Baginya, wanita hanyalah pemuas nafsunya sesaat. Pelepas hasratnya dan tak pernah berarti lebih sebelumnya. Ia hanya menganggap wanita sebagai mainannya. Objek kesenangan dalam hal melampiaskan nafsu dan hasratnya. Tak pernah ia terlibat dalam perasaan dengan seorang wanita. Karna wanita-wanita yang bersamanya, hanya sebatas partner sex dalam hubungan one night stand yang biasa dilakukannya.

Tetapi secara tiba-tiba, seorang wanita hadir dan menghancurkan prinsipnya itu. Wanita itu membuatnya terjerat akan pesonanya. Menjungkir balikkan prinsip yang dipegangnya. Namun sayangnya wanita itu menolaknya mentah-mentah. Membuatnya merasa harga dirinya direndahkan karna penolakan itu. Ya, wanita itu adalah Shin In Young. Seseorang yang telah menjungkir balikan dunianya.

Saat pertama kali melihatnya di bar malam itu, Kim Jun Su langsung tertarik. Ia segera saja menghampiri Shin In Young yang kala itu tengah berdiri bingung di depan pintu bar. Penampilannya memang sederhana dan jauh dari mengikuti model terkini. Namun justru itu yang menjadi daya tariknya di antara wanita lainnya.

Diakui dengan jujur meski pertemuan pertamanya dengan Shin In Young cukup buruk, ia tak bisa melupakannya. Shin In Young menolaknya malam itu dan sama sekali tak tertarik dengan kehadirannya. Hal itu membuat Kim Jun Su cukup terkejut. Pasalnya belum pernah ada sebelumnya wanita yang tak tertarik dengannya. Tapi Shin In Young justru berbeda dengan wanita lainnya.

Setelah kejadian itu, Kim Jun Su langsung menyuruh anak buahnya untuk mencari segala data dan informasi mengenai Shin In Young. Saat mendapatkan data yang dicarinya, ia tersenyum miring. Segera saja tanpa pikir panjang ia menuju Busan. Ia menemui kedua orangtua Shin In Young, berniat melamar putri mereka untuk menjadi istrinya.

Ia begitu menginginkan Shin In Young menjadi miliknya saat itu juga. Dengan modal kepercayaan diri, ia melamar Shin In Young. Namun sayangnya lamarannya ditolak. Kedua orangtua Shin In Young mengatakan jika Shin In Young telah dijodohkan dengan pria lain. Hatinya hancur saat itu. Ia merasa patah hati.

Belum pernah Kim Jun Su merasa frustasi karna patah hati sebelumnya. Ia terbiasa dengan semua keinginannya yang selalu terkabul. Sejak dulu, apapun keinginannya selalu tercapai. Tidak pernah sebelumnya, dalam sejarah hidupnya, ia mengalami penolakan maupun kegagalan. Saat mendapatkan penolakannya itu pikirannya kacau.

Semua karyawan, asisten rumah tangga bahkan rumahnya menjadi sasaran amukannya. Kim Jun Su mengamuk. Ia memecahkan apa saja di sekitarnya. Memecat beberapa pegawai dan asisten rumah tangganya yang melakukan sedikit kesalahan. Melampiaskan amarah dan kekesalannya dengan mengamuk dan uring-uringan selama beberapa minggu.

Pikirannya yang buntu pada saat itu membuatnya melakukan hal nekat. Ia membuntuti Shin In Young dari kampusnya. Kim Jun Su merencanakan menodai Shin In Young. Berharap dengan begitu Shin In Young dan kedua orangtuanya akan memohon kepadanya untuk menikahinya. Kim Jun Su sudah yakin sekali rencananya itu akan berhasil.

Namun sayangnya rencananya gagal total! Cho Kyuhyun datang disaat ia sedikit lagi sukses menjalankan rencananya. Kim Jun Su bahkan harus menerima beberapa luka lebam di wajah dan tubuhnya akibat tinjuan Cho Kyuhyun. Kim Jun Su akhirnya lebih memilih menyingkir sejenak. Ia menyingkir guna memikirkan rencana yang lebih matang.

Cho Kyuhyun bukanlah lawan yang mudah dikalahkannya. Pria itu cukup mempunyai pengaruh besar di Korea Selatan dan Jepang, serta beberapa negara Eropa. Kim Jun Su mengetahui bagaimana track record seorang Cho Kyuhyun dalam mengelola kerajaan bisnisnya. Pernah sekali Kim Jun Su harus menahan pil pahit atas kekalahannya bersaing melawan perusahaan Cho Kyuhyun. Membuatnya harus merugi jutaan dollar.

Menurutnya untuk melawan Cho Kyuhyun diperlukan taktik yang matang. Perencanaan yang benar-benar rapi. Kim Jun Su selama ini sedang mempersiapkannya. Ia sudah mengirim beberapa anak buahnya untuk menyusup ke dalam perusahaan Cho Kyuhyun. Mencari informasi dan sedikit bermain di dalamnya. Semua itu sudah dijalankannya. Hanya menunggu hasil yang diharapkannya beberapa saat lagi. Tidak akan lama. Ia pastikan itu.

Suara ketukan pintu terdengar. Kemudian seorang masuk ke dalam. “Hyung aku sudah membawakan laporan yang kau minta. Semuanya sudah selesai dipersiapkan dan tinggal menunggu perintahmu.” Seorang pria berkacamata berujar datar.

Kim Jun Su menatap pria di hadapannya. Ia menganggukan kepalanya. “Bagus. Kerja bagus, Jun Hyun-ah,” pujinya dengan senyuman khasnya.

Pria berkacamata itu yang tak lain adalah Kwon Jun Hyun tersenyum simpul. Ia terdiam sejenak memperhatikan Kim Jun Su yang tengah mengelus sebuah figura. “Kau akan menepati janji mu untuk tidak menyakiti dia bukan?” Kwon Jun Hyun bertanya ragu.

Pertanyaan Kwon Jun Hyun itu membuat Kim Jun Su mendongakkan kepalanya. Ia menatap sosok di hadapannya dengan menaikan sebelah alisnya. “Tentu saja, Jun Hyun-ah. Aku tidak akan mungkin menyakiti wanita yang aku cintai.” Kim Jun Su berujar kemudian.

Kwon Jun Hyun menarik nafas dalam sejenak. Ia membetulkan letak kacamatanya sebelum berucap. “Usia kandungannya masih 8 minggu. Cukup muda dan masih rawan. Selain itu kondisi psikologisnya pun sedang tak stabil. Ia harus mengkonsumsi pil-pil anti depresan untuk mengurangi ketakutannya.” Penjelasan singkat Kwon Jun Hyun terdengar.

“Tidak masalah,” sahut Kim Jun Su santai. “Aku sama sekali tidak masalah dengan kehamilannya. Aku bisa menganggap anak yang dikandungnya sebagai anak ku, nantinya. Akan kurawat dengan baik kelak.” Kim Jun Su tersenyum miring dan kembali menyesap winenya.

“Aku harap kau menepati janji mu, hyung.” Kwon Jun Hyun berujar lagi.

“Kau tidak perlu meragukan itu.” Ujar Kim Jun Su santai. Ia meletakkan gelas winenya. Tangannya terulur mengelus figura sebuah foto. Ia mengelusnya pelan seakan sedang mengelus wajah pemilik foto itu. “Tunggu aku. Kita akan bersama sebentar lagi. Aku akan menjemputmu dan membawamu pergi dari suami sialan mu itu.”

Sebuah seringaian mengerikan tergambar di wajah Kim Jun Su. Kwon Jun Hyun hanya memejamkan kedua matanya dan menghela nafasnya dalam. Kim Jun Su kemudian mencium lama figura foto itu. Ia menyenderkan kepalanya di bangku kebesarannya dengan terkekeh kecil. Khayalannya berkelana membayangkan rencananya yang akan berhasil kali ini.

Ia sudah memastikan jika kali ini apa yang sudah direncanakan dan keinginannya akan tercapai. Cukup menunggu sebentar lagi makan keinginannya itu akan tercapai. Sudah cukup ia bersembunyi dan menyingkir selama ini. Mulai sekarang ia akan memunculkan dirinya di hadapan wanita pujaannya itu. Dan ia akan pastikan Cho Kyuhyun takkan bisa mengalahkannya.

****

Siang itu kantor Kejaksaan terlihat cukup ramai. Di sebuah ruangan seorang Jaksa muda, terdapat seorang pria yang tengah sibuk bergelut dengan berkas pekerjaannya. Pria itu Kim Soo Hyun. Ia memeriksa berkas-berkas kasus kejahatan yang masuk hari ini. Berkas-berkas kejahatan yang ditanganinya biasanya berasal dari kejahatan berat.

Pembunuhan berantai, korupsi, narkoba, perdagangan manusia, bahkan perdagangan organ tubuh terbesar di Korea Selatan. Kesemua berkas kejahatan itu memang sudah dilimpahkan pada pihak kejaksaan. Berkas-berkas seperti itu kemudian diberikan kepadanya untuk ditangani olehnya.

Kim Soo Hyun tak keberatan. Menurutnya itu membuat semangatnya membara. Ia memang bersemangat menjadi Jaksa. Dedikasinya untuk pekerjaannya itu sudah diberikannya sejak awal ia bergabung menjadi Jaksa. Menjadi seorang Jaksa adalah keinginannya, cita-citanya. Membantu menegakkan hukum yang ada, membuat setiap warga merasakan keadilan.

Baginya, keadilan merupakan hak asasi setiap orang. Kim Soo Hyun ingin membuat semua orang merasakan keadilan. Meskipun menurut sebagian orang itu merupakan hal yang sulit dan mustahil untuk dilakukan. Tetapi Kim Soo Hyun sudah bertekad akan mewujudkannya dan membuktikannya bahwa keadilan bukanlah sebuah mimpi atau angan-angan.

Pintu ruangannya tiba-tiba terketuk. Setelah mempersilahkan masuk, seorang pria masuk dan membawakan berkas kasus baru untuknya. “Kali ini, kasus apa yang harus ku tangani?” tanyanya dengan senyuman khasnya.

“Kali ini kita mendapatkan Ikan Tuna!” ujar asistennya girang. Kim Soo Hyun menaikkan sebelah alisnya tampak belum mengerti. “Sebuah kasus korupsi yang menimpa salah seorang chaebol pemilik kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan dan Jepang.”

Kim Soo Hyun mengerutkan dahinya. Ia berfikir sejenak. Beberapa detik kemudian, ia membulatkan kedua matanya dan sedikit terlonjak. Pemilik kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan dan Jepang? Cho Kyuhyun? Pemikiran itu seketika menghampirinya. Ya, setaunya memang Cho Kyuhyun lah sang pemilik Kerajaan bisnis terbesar di Korea Selatan dan Jepang.

“Maksudmu, Cho Corp?” tanya Kim Soo Hyun seketika.

Bingo!” ucap asisten itu sumringah. “Aku mendapatkan data jika Cho Corp sudah lama menunggak pajak dan menyuap salah satu pegawai disana. Aku mendapatkan data ini setelah sekian lama berkeliaran mencari. Ternyata dugaanku benar. Bahkan perusahaan sebesar itu masih saja bermain dengan pajak. Menyedihkan!” sang asisten berironi ria. Ia menggelengkan kepalanya –dramatis.

Mendengar penjelasan dari asistennya itu membuat Kim Soo Hyun terpaku. Ia segera menarik berkas yang dibawa asistennya itu dan membacanya. Kerutan didahinya langsung tergambar. Kim Soo Hyun memejamkan kedua matanya sejenak setelah membaca singkas berkas yang diterimanya itu.

ToBeContinue

Hiyaaaa ige mwoya? #plak

setelah sekian lama menganggurkan ff ini dan stuck dengan ide, malah menghasilkan seperti ini. Maafkan author yang meberikan cerita melenceng dari ekspetasi kalian, tetapi memang itu niatan author #plak Jangan tanya kapan cerita ini tamat, author masih belum rela melepas mereka #eeaaa Sampai bertemu di next chapter. #bowbarengddangko

 

9 pemikiran pada “FF || COMPLICATED LOVE || [Chapter 29]

  1. Aaaahkrggh… Cho crop gk mungkin nunggk pajak itu ulah kim junsu sialN tu kamprettt haduh kyuhyun lg lengah pula ck bisa kena kalo gini bhkan sdh kena jebakan’a junsuh,kim sohyun kan pinter semoga bisa tau kalo surat itu palsu

  2. Aaaahkrggh… Cho crop gk mungkin nunggk pajak itu ulah kim junsu sialN tu kamprettt haduh kyuhyun lg lengah pula ck bisa kena kalo gini bhkan sdh kena jebakan’a junsuh,kim sohyun kan pinter semoga bisa tau kalo surat itu palsu semoga kim junsu cepet matiiiiiii

  3. ceritanya makin memanas dan makin jauh menuju ending
    kyuhyun terlalu bodoh dengan tidak siaga dalam perusahaannya sendiri terlalu fokus ama keluarganya
    harusnya dia bisa membaca situasi yang selama ini meneror dirinya daa in young
    kim jun su mulai bertindak

Tinggalkan komentar